Prolog

258 150 237
                                    

Bismillah.

Habis baca ini tolong liat bintang yang ada di pojok kiri terus klik ya. Makasih 😚❤️

☁️☁️☁️


"Lo gak capek apa ngejar gue terus?" tanya Rein sebelum menyeruput susu kotak rasa strawberry kesukaannya.

Membaca novel sambil berduduk santai di bawah pohon rindang yang berada di halaman depan rumah sudah menjadi kebiasaan Rein saat memiliki waktu senggang.

Tetapi, saat kedatangan seorang pria yaitu teman sekelasnya yang mendadak, berhasil membuat fokus Rein menjadi buyar. Rina, sang ibu yang sedari tadi menemani Rein memilih masuk ke dalam rumah.

Sementara Rein terus dibuat kesal dengan tingkah Ran yang mengunyah permen karet sambil sesekali ditiup dan menimbulkan suara "pletuk".

"Ran Abizar P, lo gak capek apa ngejar gue terus?" ulang Rein dengan nada yang sengaja dilembut-lembutkan.

"Lebwihh baik swha--"

"Ngomong apaan sih, Ran? Gak jelas," balas Rein padahal Ran belum selesai bicara.

Ran menghela nafas panjang lalu membuang permen karetnya ke sembarang tempat.

"Lebih baik saya capek ngejar kamu daripada saya capek nyari yang kayak kamu, Rein," ucap Ran nelangsa dan kini fokus menatap Rein.

Rein menutup buku novel yang tadi ia baca lalu memalingkan wajahnya, menatap balik Ran. "Gila lo!" desis Rein.

"Nanti aja kalo saya pergi, kamu bakal kangen dan ngejar-ngejar saya."

Sengaja tak menghiraukan hal itu, Rein malah beranjak. Sebelum pergi, Rein membalas dengan suara parau. "Gak akan. Gue udah punya Deon."

Ran diam-diam tersenyum miris ketika mendengar pernyataan orang itu, orang yang dianggap segalanya bagi Ran;

Rein Iqlima Adinata.

☁️☁️☁️


HI! SALAM KENAL DARI AKU BUAT KALIAN SEMUA YANG BACA CERITA INI 💌

SEMOGA INI BISA MENJADI AWAL YANG BAIK. AAMIIN

MOHON DUKUNGANNYA YA, KALAU ADA KRITIK MAUPUN SARAN BOLEH TULIS DI KOLOM KOMENTAR

JIKA TERDAPAT PENULISAN YANG SALAH MOHON DIMAKLUMI KARENA AKU MASIH AMATIRAN HEHEHE ><

PolarlichtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang