Siang yang cukup terik, cahaya matahari menyerang sudut-sudut sempit nan gelap. Cuaca mendukung laut untuk menjadi tenang, ombak tampak dengan santai menuju pesisir.
Sebuah kapal penangkap ikan besar, perlahan bersandar di dermaga. Para awak kapal satu persatu menuruni kapal, juga bergotong royong membawa hasil tangkapan mereka. Seorang bapak dan seorang pria yang tampak lebih muda menurunkan jangkar kapal. Setelah jangkar terpasang kuat, mereka turun menyusul rombongan mereka.
"Bagaimana hasilnya ??" tanya bapak yang tadi memasang jangkar
"Alhamdulillah pak Hamzah, tangkapan kita dapat hasil yang lumayan banyak. Masih ada ikan yang bisa dibawa pulang juga" ucap salah seorang awak kapal
"Kalau begitu ikannya dibagikan untuk kalian semua"
"Pak Hamzah gak bawa ?"
"Gak apa-apa, bagi saja dulu untuk kalian"
"Baik pak"Para awak kapal mulai membagikan hasil tangkapan yang tersisa setelah sebagian besar mereka jual ke juragan ikan di teluk dermaga.
Para awak kapal tampaknya sudah selesai membagikan hasil tangkapan mereka. Tidak egois, mereka tetap menyisakan untuk sang kepala kapal.
"Pak Hamzah, ini bagian bapak"
"Lho, kalian semua sudah dapat ???"
"Sudah pak, banyak pula kita dapat kan"
"Iya pak"
"Syukur, alhamdulillah"
"Kalau begitu kami pulang duluan pak"
"Iya-iya. Hati-hati"
"Baik pak"
"Assalammualaikum"
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"Para awak kapal meninggalkan dermaga dan sang kepala kapal yang masih memantau kapal-kapal lain yang tak hanya mengangkut ikan tapi juga mengangkut penumpang.
Pak Hamzah memang dikenal sebagai kepala kapal yang dermawan. Beliau memiliki banyak kapal penangkap ikan serta kapal penumpang yang dipercayakan kepada anak buahnya. Selain dikenal sebagai kepala kapal, pak Hamzah juga dikenal sebagai juragan kapal besar, karna beliau memiliki cukup banyak kapal yang hampir menjadi dominan di dermaga dan teluk.
Pak Hamzah mulai meninggalkan dermaga dengan jaring tempat ikan ditangannya serta tas gendong dipundaknya. Pak Hamzah berjalan sembari mencari angkutan umum, tiba-tiba terdengar suara panggilan dari arah belakang.
"Pak Hamzah !"
Seorang pemuda tampak berlari menghampiri pak Hamzah yang mulai menghentikan langkahnya.
"Darma ?"
"Pak Hamzah, mau pulang ?"
"Iya Darma, kamu mau kemana ?, belum pulang ?"
"Ini saya mau pulang pak, kebetulan liat bapak lagi jalan. Mari pak, bareng sama saya aja"
"Ndak apa-apa, takut merepotkan"
"Gak merepotkan kok pak, lagipun, istri saya jemput saya pakai mobil sepupu saya, jadi masih ada tempat. Sekalian satu arah juga kan"
"Apa tidak apa-apa ?"
"Ya gak apa-apa pak. Hitung-hitung balas budi, bapak juga kan memberi kami tumpangan kapal untuk mencari nafkah secara gratis"
"Heistt, kamu Dar"
"Hehehe, mari pak"
"Yasudah. Mari"Pak Hamzah dan Darma menaiki mobil, dan mulai bergerak meninggalkan lingkungan pelabuhan.
❀❀❀
Elisya baru saja tiba dirumahnya. Hari ini kelasnya hanya sampai siang, karna dosen pembimbing sedang ada acara.
Elisya mendekat kearah rumahnya dan mendapati sang ibu tengah merapikan ruangan depan rumahnya. Setelah mengucapkan salam dan menyalami tangan sang ibu, Elisya masuk ke kamarnya untuk menyimpan tas dan buku yang dia bawa. Setelah menyimpan barangnya Elisya kembali keruangan di mana ibunya berada.
"Bu !"
"Iya El, kenapa ?"
"Tumben masih siang udah beres-beres"
"Iya, tadi pagi ayah bilang ayah mau pulang"
"Kapan ?"
"Katanya hari ini, cuma ibu juga gak tau jam berapa. Makanya ibu rapihin aja. Kan kamu tau, ayahmu sering datang tiba-tiba, bilang pulang malam, rupanya sore sudah sampai"
"Yaudah sini, El yang lanjut, ibu istirahat aja"
"Gak apa-apa, kan kamu capek baru pulang kuliah"
"Gak apa bu, sini, biar El aja"
"Yakin ?"
"Iyaa"
"Yowes, nah"
"Woke, sekarang ibu istirahat aja".

KAMU SEDANG MEMBACA
TUNTUN AKU MENUJU SYURGA
Teen FictionPasangan terbaik, adalah dia yang bisa menuntunmu menjadi sosok yang lebih baik lagi