Hari itu begitu cepatnya keadaan memaksa gadis itu menikah di usianya yang cukup muda. Dia harus menerima pernikahan itu demi keinginan sang Ayah yang kala itu sedang tidak baik-baik saja.
Twinkle Starla. Gadis energic itu tak semudah itu melepas se...
Twinkle terus membolak-balik posisi tidurnya. Dia gelisah sekali. Ia mencoba sekali lagi memejamkan matanya. Mungkin baru 5 menit dia hampir tertidur. Tiba-tiba ia merasa seperti ada pergerakan yang mengusik di peristirahatannya. Ia langsung membuka matanya.
"𝑳𝒂𝒏𝒈𝒊𝒕! 𝑲𝒂𝒎𝒖 𝒎𝒂𝒖 𝒏𝒈𝒂𝒑𝒂𝒊𝒏?" Pekiknya.
Twinkle terkejut melihat Langit sudah ada di samping tempat tidurnya. Ia mulai merengkuh diri ketakutan. Air mukanya mulai terlihat pucat. Keringat dingin mulai menderas di tubuhnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Langit, kali ini Pria itu sedang menatapnya serius. Sorot matanya sudah berbeda dari yang sebelumnya. Itu terlihat menakutkan. Twinkle bisa melihat sorot matanya yang seperti Elang ingin menangkap mangsanya.
"𝑳𝒂𝒏𝒈𝒊𝒕! 𝑩𝒆𝒓𝒉𝒆𝒏𝒕𝒊 𝒅𝒊 𝒔𝒂𝒏𝒂.!" Twinkle mulai kembali merengek. Tapi Langit tidak memperdulikannya. Justru ia malah menaikkan lututnya di kasur. Ia mencoba berjalan mendekatinya.
"𝑲𝒖 𝒎𝒐𝒉𝒐𝒏 𝑳𝒂𝒏𝒈𝒊𝒕! 𝑱𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒍𝒂𝒌𝒖𝒊𝒏 𝒊𝒕𝒖." Rengek Twinkle sambil mencoba mundur dari hadapan Langit. Tapi Langit terus bergerak maju mendekatinya.
Twinkle berinisiatif melempar bantal. Namun bantal-bantal itu di tangkis dengan mudah olehnya. Langit sudah kerasukan libidonya, sehingga ia semakin beringas mencoba menerkamnya.
Langit menarik kasar selimutnya dan meraih kakinya. Twinkle menjerit ketakutan. Dia terus berteriak "𝑱𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏! 𝑱𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏....!!"
Tiba-tiba matanya terbuka lebar. Nafasnya terengah-tengah. Yah! Itu semua ternyata hanya mimpi buruknya. Tidak ada Langit yang mencoba melecehkannya. Semua itu hanya mimpinya saja.
"𝑨𝒔𝒕𝒂𝒈𝒂!" Desahnya sambil mengusap muka.
Rasanya mimpi itu begitu nyata. Twinkle masih merasakan sesak di dadanya karena tragedi mimpi itu. Ia melihat ke arah di mana Langit tertidur. Pria itu masih di sana dengan lirihan dengkurannya. Ia pun segera membuang kecemasannya terhadap pria itu. Ia mulai menyadari semua yang terjadi mungkin efek dari sikap berlebihahannya yang masih tidak percaya dengan Langit.
"𝑩𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝑫𝒊𝒂 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒅𝒆𝒌𝒖𝒓 𝒅𝒊 𝒔𝒂𝒏𝒂." Gumamnya memperhatikan suami tak di inginkannya itu.
Melihat Langit sedang menggeliat kedinginan. Mata Twinkle berubah ekspresi, ia merasa iba pada Pria itu. Ia sadar jika ia sudah serakah mengambil seluruh ranjangnya. Rasanya egois jika membiarkan Pria itu kedinginan. Entah apa yang merasuk pikiran gadis itu. Tiba-tiba ia berjalan mendekati Langit dengan membawa selimut. Ia berinisiatif memberi selimut penghangat untuk suaminya itu. Di pandangnya wajah Langit yang begitu tenang dalam pejamannya.
Naas, niat hati ia ingin memberi selimut secara diam-diam. Tapi kakinya malah terjerat kain selimut hingga membuatnya terjerembab dan jatuh menimpuki tubuh Langit.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝑩𝒖𝒈𝒈 "𝑨𝒘𝒘𝒘" " 𝑨𝒉𝒉! 𝑺𝒉𝒉𝒉𝒉"
Mereka melenguh bersamaan. Betapa terkejutnya Langit saat seseorang tiba-tiba seperti terlempar dan menimpuk tepat di atasnya. Mata mereka kembali beradu di sana. Di kegelapan kamar yang bercahya remang. Di saksikan oleh cahaya rembulan yang menelusup pada dinding kaca yang masih terbuka tirainya. Keduanya sama membekukan pandangan dengan tubuh keduanya saling merekat.
"𝑨𝒅𝒂 𝒂𝒑𝒂? 𝑨𝒑𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒔𝒊𝒂𝒑 𝒎𝒆𝒏𝒂𝒘𝒂𝒓𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒓𝒊?" Ucap Langit nakal. Twinkle segera tersadar dan mencoba melepaskan diri, namun Langit menariknya kembali.
"𝑳𝒆𝒑𝒂𝒔𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒌𝒖!!" Gertak gadis dengan memberontak berusaha membebaskan diri.
Gadis itu terus mencoba melepaskan diri. Tapi Langit semakin kuat mengunci tubuhnya. Karena sofa itu cukup lebar, hal itu membuat Langit leluasa menjerat tubuh Twinkle. Dan dengan mudah tubuh kekarnya membalik tubuh ramping Twinkle. Dan kini, gadis itu benar-benar terkunci di bawahnya.
"𝑳𝒂𝒚𝒂𝒏𝒊 𝒂𝒌𝒖!" Goda Langit.
"𝑵𝒈𝒈𝒂𝒌 𝒂𝒌𝒂𝒏!" Pekik Twinkle kesal. Ia terus merengek pada Langit untuk melepaskannya "𝑳𝒆𝒑𝒂𝒔.. 𝒍𝒆𝒑𝒂𝒔!"
"𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒊𝒕𝒖. 𝑲𝒂𝒎𝒖 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒂𝒏𝒈𝒈𝒖𝒏𝒈 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃 𝒅𝒖𝒍𝒖." Langit masih tak melepasnya. Justru mata elangnya semakin menunjukkan sorot kegilaannya.
"𝑻𝒂𝒏𝒈𝒈𝒖𝒏𝒈 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃 𝒂𝒑𝒂?" Bentak Twinkle. Gadis itu masih berusaha melepaskan diri.
"𝑴𝒆𝒏𝒖𝒏𝒕𝒂𝒔𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒘𝒂𝒋𝒊𝒃𝒂𝒏𝒎𝒖. 𝑲𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒏𝒈𝒖𝒏𝒌𝒂𝒏𝒌𝒖, 𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒍𝒂𝒌𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒊𝒕𝒖." Tukas Langit masih terus dengan tatapan menjijikkan.
Twinkle terdiam. Dia masih belum mengerti kemana arah pembicaraan langit.
Twinkle mendelik saat mengerti kemana arah mata itu berisyarat. Dia yang merasa di lecehkan. Spontan menendang dan meninju perut Langit. "𝑫𝒂𝒔𝒂𝒓 𝒄𝒂𝒃𝒖𝒍! 𝑮𝒊𝒍𝒂!!" Pekiknya.🤣
Sementara Langit terus merintih kesakitan memegang perutnya. Ia tak mengira jika Twinkle akan bereaksi secara barbar. Dia pikir hanya akan menggoda gadis itu saja. Dan mencoba menakuti-nakutinya. Tapi Dia justru malah terkena jurus tendang-pukul gadis itu.
"𝑷𝒖𝒌𝒖𝒍𝒂𝒏𝒎𝒖 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓-𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒑𝒆𝒕𝒊𝒏𝒋𝒖" rintih Langit masih memegang perutnya yang ngilu.
Bukan malah takut, justru Langit terkekeh kecil menertawainya. Twinkle begitu kesal melihat Langit yang kini semakin menindasnya. Sebelum sesuatu terjadi lagi. Gadis itu buru-buru masuk ke kamar mandi.