1

31 14 6
                                    

BIASAKAN VOTE SEBELUM BACA YA GUYS!!

Jangan lupa Follow akun wattpad Safira_brkh

Berhubung up-nya siang, spam bunga matahari dulu dong <🌻>

<><><><><><>
Enjoy!
<><><><><><>

Denting alat musik mengeluarkan melodi yang menenangkan. Ibu jari tangannya dengan lincah terus bergerak. Dia berhenti beberapa detik untuk masuk bagian reff. Dan melanjutkannya seraya bernyanyi.

Bila kita mencintai yang lain
Mungkin kah hati ini akan tegar?
Sebisa mungkin, tak akan pernah
Sayangku akan hilang

Suara merdu itu menyita perhatian sebagian pengujung cafe karena duduknya tepat di meja bagian tengah.

My heart...

Lagu selesai. Pandangan pengujung tak kunjung teralihkan. Gadis yang terbiasa dengan kondisi itu langsung sedikit menundukkan kepala disertai senyuman manis.

Dia mengangkat pergelangan tangannya, "Udah malam. Mama pasti belum pulang" gumamnya.

<><><><><><>

"Dari mana, Sye?" tanya seorang wanita dengan raut khawatir seorang ibu.

Gadis itu terkejut, "Udah pulang? Sye kira Bunda lembur lagi" tanyanya merubah keterkejutannya menjadi senyum. Tipis.

Wanita itu berdiri dari duduknya menghampiri gadis yang ia panggil 'Sye' .

Siska Larasati Dinata─Ibu Sye. Wanita karir dengan bisnis yang berkembang pesat beberapa tahun belakangan ini─

Syeila Ghevira Dinata─Gadis yang sama sama menggunakan marga Dinata dengan banyak luka yang harus ia terima─

Siska menghampiri putrinya, "Dari mana? Udah malam. Di luar malam malam kayak gini bahaya. Kamu itu cewek. Berharga. Lain ka-"

"Sye? Berharga? berharga bagi Bunda? Sye rasa nggak, Bunda lebih mentingin pekerjaan dari pada Sye" potongnya dengan wajah datar.

"Bunda kayak gini buat kamu, Sye. Bunda pengen menuhin semua kebutuhan kamu biar kamu bahagia".

Syeila menggeleng dengan mata berlapis kaca, "Sye cuma butuh Bunda disini, temenin Sye. Sye kesepian Nda.." lapisan kaca di matanya kini berubah menjadi butiran air.

Tidak kuat melihat putrinya menangis, Siska membawa Syeila dalam dekapannya.

Anak mana pun pasti merasa tidak nyaman di Rumah kalau keadaan Rumahnya seperti ini. Suasana malam yang selalu dominan dengan sunyi karena mereka tinggal jauh dari keramaian ditambah lagi mereka hanya tinggal berdua di Rumah sederhana yang terbilang besar dengan halaman yang luas.

<><><><><><>

06:30 AM.

Terpaan angin pagi disertai matahari yang sedikit menyembulkan sinarnya dengan kondisi jalanan masih tidak terlalu ramai di gunakan Syeila untuk bersepeda.

Tidak ingin terlalu cepat datang ke Sekolah membuat Syeila melambat kan sepedanya. Dia berhenti saat melihat 2 orang lelaki yang selalu mengisi pikirannya. Mereka tidak sendiri melainkan ada cewek di samping mereka.

Syeila menatap mereka bergantian dan kembali melajukan sepeda dengan beberapa pertanyaan di benaknya.

Sepanjang jalan sampai duduk di bangku, tatapan Syeila kosong. Pikirannya masih berusaha berfikir positif saat mengingat hal yang perlu mendapat jawaban.

Tangan Syeila begerak menepuk-nepuk pipinya, "Nggak mungkin mereka. Efek masih pagi jadi ngelantur" ujarnya bermonolog.

"Dasar Gila"

Mendengar suara dari meja belakang, Syeila langsung menelungkupkan wajahnya di lipatan tangan tanpa menoleh ke sumber suara. Tidak berniat menanggapi. Fokusnya kini hanya satu.

Tadi beneran mereka atau bukan?

<><><><><><>

Pendek-pendek dulu baru juga awal yekannn..

Vote jangan lupa.

Komen juga.

Udah spam <🌻> blm? Buru!


See you next part!

<><><><><><>

AM.PMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang