My day

31 0 0
                                    

Welcome to my
New story, happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

   Pagi yang cerah sinar Mentari menembus masuk melalui cela jendela, menyinari wajah seorang pemuda yang tampak masih tertidur nyenyak sekilas ia bergerak mengangkat tangannya untuk menutup matanya, perlahan mata itu terbuka ia menetralkan pandangannya sebelum bangkit dari kasurnya. Namanya Davit yap Davit Erlangga tokoh utama cerita ini, ia melangkahkan kaki jenjangnya menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya sekaligus membersihkan diri, tercium semerbak bau sabun rasa jeruk saat pemuda itu keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah Davit mengeringkannya menggunakan handuk kecil yang ia genggam, berjalan kearah nakas lalu mengambil ponselnya yang tengah tercharger membuka aplikasi igram sekilas ia melihat satu nama yang tertera di jeretan story tampak pemuda itu tersenyum sembari terus menonton story itu. 

" dasar bocah konyol " ujarnya lalu mematikan ponselnya kemudian bersiap. 

  Saat hendak keluar dari kamarnya terdengar suara wanita yang tengah meneriaki namanya. 

" Davit turun syg, bunda udh siapin sarapan buat kamu " Teriak wanita itu dari lantai bawah. 

  Saat hendak menuruni anak tangga seseorang menyambarnya, pemuda itu tampak sedikit lebih pendek darinya, tak terima ia di perlakukan seperti itu Davit segera menarik kerah anak itu. 

" woi gua abang lu, sopan sedikit bisa? " ujarnya lalu melepas kerah adiknya. 

" iy, iya tua " ejek adiknya lalu berdiri sedikit meminggir. 

  Ini namanya Ezra Erlangga adek dari Davit erlangga anaknya ekstrovert beda sama kakaknya, baik, gk nakal walaupun omongannya sedikit nakal, dan yang penting dia pinter masak gak kayak davit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  Ini namanya Ezra Erlangga adek dari Davit erlangga anaknya ekstrovert beda sama kakaknya, baik, gk nakal walaupun omongannya sedikit nakal, dan yang penting dia pinter masak gak kayak davit.

" uang jajan lu gua potong hari ini " Sahut Davit ketus. 

" Sialan, gak ada ya gua laporin bunda lu motong uang jajan gua " Gerutu sang adik. 

" bodo " Ujar Davit sambil berjalan menuju ruang makan.

  Sesampainya di ruang makan kedua pemuda itu segera mengambil tempat masing-masing duduk dengan rapih sambil menunggu sang ibu memberikan mereka sarapan. 

" bunda masa si abang mau motong uang jajan adek sih " protes sang adik. 

" Davit kenapa gitu? Uang adek kan hak adek " Ujar sang bunda menatap Davit yang tengah mengoles selai pada rotinya. 

" yaelah bund cuman bercanda, lebay lu " Sahutnya. 

" heeh gak boleh gitu, kamu anak pertama harus jadi panutan ayah kamu udh gak ada harus bisa jadi pemimpin " Ujar sang bunda sambil menuangkan susu ke gelasnya. 

Erlangga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang