Balapan

14 0 1
                                    

.

.

.

.

.


.


.


   Malam ini adalah malam dimana mereka akan bertanding melawan geng motor sekolah lain kali ini Angga yang maju itu karna minggu lalu adalah giliran David sedangkan Rama? Yap motor dia masih ngambek sempat merasa kesal tapi dia yakin dengan sahabatnya itu, dengan girang ia memijat bahu sahabatnya, melihat tingkah anak itu membuat para gadis merasa gemas entah lah mungkin karna sikap aktif Rama dan senyum yang mengembang sangat lebar di bibirnya hingga menampakkan gigi kelinci itu.

" RAMA JADI PACAR GUE PLIS LO GEMES BANGET " teriak salah seorang gadis dari arah bangku penonton.

" GUA GAK GEMES YA, DAN GUA GAK MAU PACARAN " Teriaknya balik dengan mata yang menatap kearah keramaian yang terlihat sangat kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" GUA GAK GEMES YA, DAN GUA GAK MAU PACARAN " Teriaknya balik dengan mata yang menatap kearah keramaian yang terlihat sangat kesal.

  Melihat tingkah bocah itu membuat David dan yang lainnya terkekeh, walaupun ia terkadang kelihatan imut tetap saja jiwa premannya selalu lebih unggul.

" Jev lu gak masalah dateng di tempat beginian? Bukanya ortu lu anti banget? " Tanya Erra.

  Sang empu berbalik guna menatap lawan bicaranya.

" terkadang berbohong itu perlu Ra, kapan lagi coba gua liat beginian " Jawabnya sambil tersenyum.

" Gak nyangka kalo lu bisa bohong ke ortu lu " Ujar Erra yang tampak tersenyum sambil bersedekap dada.

" Kalo David bisa kenapa gua engga? " Sahutnya tampak terlihat angkuh.

" JEVEN….Bukanya lu mau bawa temen lu ya? " Tanya Rama yang tampak menghampiri kedua gadis itu.

" Ohhh Tessa? Sabar dia emang suka ngaret anaknya " Jawab Jeven sambil bergeser berniat memberikan Rama tempat duduk.

" yahaa peka ajah lu nyet kalo gua mau duduk " Sahutnya kegirangan.

  Mendengar ucapan Rama membuat Jeven mengurungkan niat dan memilih untuk kembali bergeser dan menguasai seluruh tempat duduk.

" Sialan " Umpat Rama lalu pergi meninggalkan mereka.

  Tak menjawab Jeven hanya memberikan tatapan yang amat sinis ke arah pria itu lalu kembali terfokus pada area balap yang mulai ramai akan pemain, Angga yang mengotak atik helmnya di tambah setelan jas hitam yang bertengger apik padah tubuh pria itu sungguh menambah kesan cool pada dirinya, sorak sorai para gadis tampak berseteru meneriaki nama mereka berdua terdengar sangat ramai, tanpa sadar seorang pria mendatangi tempat Jeven dan Erra.

Erlangga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang