My Promise (Uchiha Sasuke X Reader) [HIATUS]

01- Awal

Sebuah janji menjadi tidak berarti, jika janji tidak ditepati, dan satu hati akan tersakiti bila orang yang dicintai hanya obral janji.

Bukanlah janji dan ucapan yang penting, tapi jauh lebih berharga adanya tindakan dalam menepati semuanya.

Terkadang, janji adalah kebohongan termanis.

Banyak hal yang tidak perlu dijanjikan, tapi dilakukan.

¥¥¥¥¥

Di sebuah toko bunga berada di tengah tengah desa, di dalamnya mendapati dua wanita bersahabat yang sedang menghiasi Bucket bunga untuk pesanan. Sambil mengenakkan masing masing Apron di tubuh mereka .

"Kamu jadi pergi ke kota?." Seorang wanita bernama Violeta Valentine menanyakan sahabatnya yang berada disampingnya.

"Iya, besok pagi aku berangkat ke kota."Ucap (name) mengangguk mengiyakan.

5 tahun lalu ayah (name) meninggal karena penyakit kanker ganas yang dialaminya. Kini (name) sudah mencapai usia 22 tahun yang sudah matang mencari nafkah untuk keluarganya karena ia adalah anak semata wayang orang tua nya.

"Kau ke kota untuk cari kerja atau ingin bertemu masa kecilmu?". Ledek Violeta.

"Kerjalah! Jangan bahas masa kecilku Violeta". (name) memutarkan bola matanya.

Wanita berkuncir dua dengan rambut yang menjuntai bergelombang ke bawah dan mempunyai wajah baby face walaupun umur sudah cukup dewasa adalah teman (name) dari masa kanak kanak hingga sekarang. Sifatnya agak jahil namun (name) sudah terbiasa dengannya.

"Wajahmu memerah tuh"

"Aaarghhhh! Hentikan bodoh"

"Pft- Bukannya kau yang terlihat bodoh sekarang?"

"Awas kau yaa"

"Lihatlah kau membantuku menata bunga, karna kau melihatnya sebagai kenangan indahmu itu kan"

"Ak- "

Seorang pelanggan datang. Seketika, mereka memberhentikan obrolan dan langsung pergi melayani pelanggan.

Hari telah senja, (name) dan Violeta selesai membersihkan toko milik Violeta karena sudah waktunya tutup. Hari ini hari terakhir (name) membantu dan mengobrol panjang bersama Violeta karena esok hari ia sudah pergi meninggalkan desa.

"Aku pulang duluan ya." ucap (name).

"Iya, makasih untuk hari ini, besok pagi aku ke rumah mu untuk mengantarmu sampai terminal bus." (name) mengangguk mengiyakan.

(name) sudah sampai di rumahnya. Ia bergegas pergi menuju dapur dan mendapati ibunya yang tengah masak.

Kini hanya seorang ibu yang menemani dan merawat (name) sampai ia tumbuh dewasa tanpa bantuan seorang suami di sampingnya. Kadang ia merasa kasihan pada ibunya yang letih berjualan susu sapi keliling desa.