Bagian || 8

1.4K 87 16
                                    

Elgema berkecak pingang kemudian berdecak sembari berpikir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Elgema berkecak pingang kemudian berdecak sembari berpikir. 

"Yaudah lo ikut gue sekarang." Cowok itu menarik lengan Elbia begitu saja.

"Mau kemana lagi Ka?!" sahutnya dengan langkah terseok-seok.

"Gak usah banyak bacot." 

"Tapi Ka..." Elgeme menghentikan langkahnya.

Menghadap pada cewek yang tingginya hanya sebahu itu kemudian berkata, "Lo diem ikutin perintah gue, atau lo akan nanggung akibatnya karena udah bantah gue?" 

Sorotan mata tajam Elgema seakan menjadi sinyal darurat di seluruh tubuh Elbia. Membuat gadis itu semakin takut nyaris tak bisa bergerak. 

"I-iya Ka." Dengan cepat Elbia menjawab. 

"Bagus deh, kalo lo gak turutin perintah gue tadinya mau gue cincang-cincang kaki lo," ujar Elgema menatap Elbia mengerikan. 

Bergidik ngeri seketika bulu kuduk Elbia berdiri nyaris seperti melihat dementor. 

"Ja-jangan Ka, aku masih pengen hidup," sahut Elbia memohon. 

"Makannya nurut jangan ngebacot nanti gue jadiin lo geprek mau?" 

"Gak mau!" 

"Yaudah buruan jalan ngapain masih diem aja?"

"I-iya ka ini jalan." 

"Oh Tuhan mimpi apa aku semalam harus berhadapan sama Kak El yang super nakutin ini," batin Elbia. 

Elgema melanjutkan langkahnya membawa gadis itu ke warmindo yang tak jauh dari sekolahannya. Warung yang satu ini sudah seperti markas ke dua veloska yang setiap harinya dipenuhi anak-anak veloska. Bahkan pemilik warung tersebut pun sudah menganggap anak-anak itu seperti keluarganya sendiri.

Sampai di sana Elbia terbelalak. 

Seperti dugaanya tempat itu di penuhi banyak laki-laki. Bahkan asap rokok pun sudah tercetak jelas dimatanya mengudara begitu bebas.

"Ka El, stop!" Dengan wajah yang sangat panik, Elbia memegangi lengan El memintanya untuk berhenti sejenak sebelum ia di bawa masuk ke tempat yang sangat ia camkan tidak akan pernah menginjakan kaki di sana.

Lagi pula siswa mana yang tak tau warmindo belakang sekolah Adoromeda? dengan seribu romor anak-anak geng motor yang selalu Elbia anggap menyeramkan. Tawuran, baku hantam dan sajam selalu terlintas dibenaknya kala ia mengingat sebutan geng motor. 

Tidak. Elbia bener-benar tidak ingin kesana. 

"Ka, kita ngapain ke sini?" tanya Elbia.

"Gue mau ambil motor." 

"Motor Ka El, bukannya diparkiran sekolah?" 

"Lo kira motor gue satu doang?!" Cowok itu kembali menarik lengan Bia untuk kembali melangkah. Tapi lagi-lagi Elbia menghentikan langkah Elgema.

"Aku gak usah ikut ke sana ya?" 

"Kenapa lo?"

"Banyak asap rokok Ka, gak biasa."

"Ck. Yaudah tunggu sini jangan kabur," Tegas Elgema penuh penekanan. 

Elbia langsung mengangguk-angguk. 

"Kalo lo kabur habis lo besok gue cincang-cincang," ancam El.

"I—iya Ka."

Elgema berjalan mengambil motor.

Beberapa langkah ia membalikan badan pada menatap cewek itu dengan sorot mata yang penuh ancaman.

Sembari melangkah mundur mulutnya berkomat kamit, "Jangan kabur!" dengan menunjuk cewek itu untuk tetap di sana.

Elbia hanya bisa pasrah dengan menghela napas lelah. 

Sampai di tempat Elgema langsung mengambil kunci motor milik anggota Veloska.

"Ko, motor lo gue bawa bentar ye," ucap El pada pemilik motor tersebut.

Riko yang merasa terpanggil pun hanya menganggukkan kepala karena sedang fokus dengan game di ponselnya.

"Hooh bawa aja," sahut Riko tak sempat menoleh ke sang ketua.

Namun beberapa saat Riko baru saja teringat jika motornya itu harus diservis dan adanya ia di sana sedang menunggu kedatangan Sabiru sang mekanik handal Veloska.

Riko membelalak kala menyadarinya. Ia segera bangkit dari duduknya dengan menimpuk kepalanya pelan. "Mampus gue lupa kasih tau bos El!"

Ia segera berlari keluar. "Bos, motor gue lagi mau diservis awas mogok dijalan!"

Namun sangat disayangkan Elgema sudah melesat dari sana. Bahkan bayang-bayangnya pun sudah tak nampak.

* * *

Sepanjang perjalanan keduanya sama-sama terdiam. Elbia yang merasa takut dan Elgema yang tak peduli. 

Setelah melaju  sepanjang 2 km tiba-tiba saja motor milik Riko itu benar-benar berhenti. Alias mogok. 

"Loh, loh, loh ngapa nih motor?!" ujar El heran. 

"Mogok kali Ka," sahut Elbia. 

"Iya gue juga tau kali mogok." 

"Ya terus kenapa nanya," lirih Elbia turun dari motor.

"Gak usah bawel lo gue denger," sosor Elgema sewot.

"Dih galak amat sih," batin Elbia ikut sewot.

"Gue gak galak ye cuma gak ramah doang," ujar Elgema mengalihkan matanya dari motor yang kini sedang ia perbaiki.

Kenapa Elgema bisa membaca pikirannya membuat dia semakin takut saja. 


To be continue...


ELGEMA (LAGI REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang