Bagian || 9

1.2K 108 5
                                    

ITU YANG BACA DOANG GAK VOTE GAK FOLLOW AUTHOR USIR SEKARANG JUGA BUAT ANGKAT KAKI DARI LAPAK INI. 

APA ? MARAH ? SAYA GALAK? EMANG! BARU TAU AJA KALIAN.

...

"Terus sekarang gimana Kak?" celetuk Elbia risau melihat ke sekeliling jalanan yang nampak sepi. Kepalanya celingak-celinguk berharap seseorang datang dan membantunya.

"Kak di sini sepi ya," imbuhnya lagi. 

Elgema hanya melirik nya sekilas kemudian kembali mengotak-atik motor tersebut. 

"Kak..." 

"Bisa diem gak lo?!" potong Elgema dengan sinis.

Hanya dengan sekali sentakan Elbia menelan ludah susah payah, hingga akhirnya ia memilih diam takut Elgema semakin marah.

Karena dirasa El membutuhkan ketenangan agar fokus gadis itu memilih menyingkir sejauh 10 meter dari jarak El daripada ia kena semprot seperti barusan. Kemudian ia terduduk di bawah pohon mangga.

El yang menyadarinya hanya acuh tak peduli.

Beberapa menit kemudian...

Deruman suara motor kian terdengar. Tangan putih bersih itu, kini menjadi kotor dan penuh warna hitam. 

Elbia segera mendekat ke arah El. 

"Motornya udah bisa Kak?" tanyanya penuh dengan wajah senang.

Bukannya mendapat respon yang baik, Elgema bahkan tak menjawab pertanyaanya sama sekali. 

"Naik," sahut El cuek. 

"Tangan kak El kotor, sini biar aku-" Tangan yang hampir Elbia sentuh itupun mengambang ke udara dan matanya menyorot penuh dengan tatapan tak suka.

"Gak usah." 

"Ma-maaf Kak, aku gak maksud..."

"Gue bilang naik atau gue tinggal sekarang juga?" 

"I-iya iya ini aku naik." 

Elbia mengerutkan keningnya saat motor yang ia tumpangi berhenti di salah satu bangunan tinggi.

"Ini kan apartemen, kenapa kak El bawa aku ke sini?" batin Elbia.

"Turun," perintah Elgema.

Sungguh demi apapun Elbia sudah sangat muak mendengar cara berbicara dan cara Elgema menatapnya. Ia kira Elbia itu apa? 

Elgema melangkah mendahului gadis itu. 

Dalam hati Elbia hanya bisa berkata, "Ngeselin banget sih jadi orang. Kesandung tau rasa!" 

"Do'a jelek itu nggak akan pernah terkabul," seru Elgema yang terus melenggang tanpa menoleh ke belakang sedikitpun.

Elbia melebarkan matanya kaget dia buru-buru menyusul Elgema. 

"Kak tungguin..."

Kenapa Elgema selalu bisa membaca pikirannya. Bikin Elbia tambah takut saja. 

Setelah sampai masuk ke ruang apartemen milik El, Elbia terpukau dengan ruangan tersebut . Rasanya sungguh canggung karena untuk yang pertama kalinya ia menginjakan kaki di sana. 

Ia menggelengkan kepala dengan penuh keheranan dan rasa takjub yang amat luar biasa. 

Ia sangat tak menyangka jika El akan membawanya ke tempat itu. Dengan ruangan yang sungguh menguras emosi jiwa dan raga. 

Elbia kira ruangan itu akan sangat megah dan mewah karena label di depan pintu itu bertuliskan VVIP namun, nyatanya salah. Ruangan itu tak beda jauh dengan kandang babi. Amat sangat berantakan, kacau dan jorok. 

Celana dan baju yang berserakan di lantai, botol-botol miras yang ada di mana-mana dan ... oh sungguh haruskah Elbia melihatnya dan menyebutkannya juga? 

Dengan watadosnya,Elgema langsung mengambil beberapa cd yang berserakan di atas kasurnya. 

"Bu-bukan punya gue, ini punya si Zaki semalem nginep di sini," tegas El, lari ke belakang. 

Elbia hanya menghembuskan napas penuh dengan kesabarannya. 

Setelah Elgema kembali ia berkata, "Beresin apart gue," ucap Elgema duduk di sofa. 

"Habis itu masak, gue laper," suruh Elgema.

"Apa Kak?"

"Gak ada pengulangan kata. Jalanin perintah atau..." Elgema menoleh ke arah Elbia.

"Iya, iya aku beresin." 

Melihat gadis itu menjalankan perintahnya, Elgema pun menyeringai penuh kemenangan.

Elbia menggelengkan kepalanya heran. Gak mau ambil pusing dia segera mengambil sapu dan menyihir kandang babi itu menjadi ruangan yang layak huni.

Selama menyapu Elbia terus menceloteh dalam hatinya, jika mampu tinggal di apartemen mewah tapi kenapa untuk sekedar menyewa art saja tak mampu? orang kaya gadungan mana Elgema sebenarnya. 

Elbia memasukan beberapa botol miras ke dalam plastik sampah. Ia menutup hidungnya dan memasukan satu per satu botol yang baunya sangat memualkan baginya yang awam.

Hingga tak tahan dengan baunya, gadis itu berlari ke wastafel.

Elgema yang mendengar jejak langkah tergesah pun menoleh.

"Ngapa tuh anak?" Keningnya berkerut keheranan.

Ia pun menghampiri Elbia.

Melihat gadis itu mengeluarkan isi perutnya sama sekali tak membuat niat El pergi untuk melihatnya.

"Lo kenapa?" tanya El panik.

"Anu Ka..."

"Huueeekkkk!!"  Elbia kembali mengeluarkan isi perutnya.

"Hamil lo?" ujar El ngasal.

Saat itu Elbia segera mengangkat kepalanya yang menunduk ke wastafel untuk menatap wajah Elgema yang mengeluarkan kalimat tal senooh barusan.

"Jaga mulut Kakak ya. Aku gak sehina itu untuk melakukan hal tak pantas dilarang agama!" Matanya tercetak jelas bahwa Elbia sangat marah.

Bukannya meminta maaf, Elgema malah balik memarahi Elbia dengan watadosnya.

"Biasa aja kali. Gue kan cuma nanya." Kemudian El keluar dari sana.

Elbia hanya bisa memejamkan matanya sekilas membuang amarahnya yang penuh dengan kesabaran.

"Sabar Bi sabar..." batinya.

Keluar dari sana Elgema memberi perintah kembali.

"Gue laper mau makan. Lo masak sekarang."

Bukan Elbia jika tidak sesabar ini. Katakanlah jika ia terlahir dengan hati malaikat.

"Aku belum selesai beres-beres Kak."

"Gue mau lo masak sekarang juga ngerti?" ujar El menoleh dari balik sofa.

To be continue...











ELGEMA (LAGI REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang