🌻13

1 0 0
                                    

Hari ini datang, yaitu ujian kenaikan kelas yang sangat berat Mentari lakukan, penyebab utama adalah nilai dan dia akan kehilangan teman sekelasnya termasuk Sky.

Ujian kali ini satu kelas di bagi menjadi 2 kelas, Sky satu kelas lagi dengan Mentari karena awal nama mereka yang berdekatan.

Mentari duduk dengan penuh kegelisahan, kegelisahan itupun hilang ketika Sky datang dan memberi support pada Mentari.

"Tenang, jangan panik, kamu pasti bisa, semangat ya." Sky menepuk pundak Mentari.

"Hmm oke."

Pengawas ujian memasuki ruangan dan membagikan lembar soal, Mentari membaca soal ternyata lumayan mudah untuknya.

"Hmm ini aku bisa, meski gak semua sih." sembari membolak balik lembar soal.

Kegelisahan Mentari akhirnya hilang dan tenang, Mentari juga melihat Meysa yang bisa mengerjakan soal tersebut.

Waktu berjalan hingga waktu mengerjakan pun habis, bahagia nya Mentari saat bisa mengerjakan soal tersebut.

"Kutunggu di perpustakaan." Sky menghampiri Mentari.

"Ya"

"Sya kamu bisa?" tanya Mentari.

"Lumayan sih, ada yang gak ku pahami." sedikit ragu Meysa.

"Aku juga sih."

"Yaudah aku mau pulang dulu, capek." Meysa berpamitan pada Mentari.

"Ya hati hati." melambai tangan ke Meysa.

Di perpustakaan...

Mentari mencari cari, ternyata Sky duduk di bagian belakang rak nomor 06.

Mentari menghampiri dan langsung duduk di sebelah Sky.

Mentari menyandarkan kepalanya di bahu Sky dan mengeluh di sana.

"Sky?" panggil Mentari.

"Hmm." jawab singkat sembari membaca buku.

"Ada yang lebih khawatir daripada tentang nilai, yang belum aku bicarakan sama kamu Sky."

"Apa?"  tanya Sky.

" Kita gabakal sekelas lagi." mengalihkan kepalanya dan posisi pindah menghadap Sky.

Sky yang mendengar perkataan Mentari pun langsung menutup buku, meletakkan di meja dan menghadap ke Mentari.

"Kenapa?" Sky mengangkat alis karena heran.

"Karena nanti saat naik kelas, murid kelas kita akan di acak Sky, aku gamungkin sekelas sama kamu dan temen temen lainnya, aku khawatir tentang itu, aku gabisa jauh dari kamu, aku takut kamu dan teman teman lupain aku saat punya teman atau kelas baru, aku gamau." Mentari yang mengatakan hal tersebut tidak menyadari bahwa dirinya tiba tiba menangis.

Sky diam sebentar untuk mencerna omongan Mentari barusan.

"Benarkah? kalau memang begitu nantinya, aku janji gabakal lupain kamu tar, aku gabakal ninggalin kamu, aku akan selalu ada buat kamu." Sky mengangkat tangan dan mengusap kepala mentari untuk menenangkannya.

"Aku gamau janji Sky, aku mau pembuktian."

"Aku bakal buktiin kok, aku selama ini gak pernah ingkar janjikan sama kamu kan? percaya sama aku ya tar." tangan Sky terus mengusap usap kepala Mentari karena dirinya tidak kunjung berhenti menangis.

"Ayo pulang, kamu naik apa hari ini?"

"Diantar ayah." jawab Mentari.

"Yaudah sekarang aku antar ya, ayah kamu juga belum jemput." berdiri sambil menarik tangan Mentari.

Mentari berdiri mengikuti langkah kaki Sky.

"Udah jangan nangis, jelek banget kalau nangis gitu."

"Aku memang udah jelek."

"Enggak gitu." Sky panik karena sepertinya dirinya salah bicara.

"Naik, pegangan." suruh Sky.

Mentari menaiki motor dan mereka pun pulang, Mentari yang matanya masih bengkak karena menangis akhirnya di tanya orang tua ketika sampai dirumah.

*
*
*
*
*
*
*
Jangan lupa vote ya man teman.

NOT ME!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang