Zoro POV
Aku sampai di Ohara tepat tiga hari setelah Robin pingsan di depan rumahnya. Kini aku berada di Rumah Sakit Ohara, sejak ditemukan Chopper dia sama sekali belum sadar. Aku belum siap menghadapi ini, aku tak sanggup jika harus kehilanganmu Robin. Aku tak sanggup jika kau pergi bersama anak kita, aku belum meminta maaf padamu. Aku belum mengatakan bahwa aku sangat mencintaimu.
Hari ini tepat satu minggu dia pingsan. Selang oxygen masih terpasang di hidungnya, jarum infus masih menancap di punggung tangannya yang pucat. Pemandangan ini membuat hatiku semakin sakit. Aku menggenggam tangannya dengan lembut. Tiba tiba jari Robin bergerak perlahan, aku tersentak.
"Robin.. Aku mencintaimu" bisikku di telinganya sambil mengelus pelan rambutnya. Aku sangat menyesal mengapa baru mengatakan hal ini. Dadaku terasa sangat sesak.
"Bangunlah Robin, aku.. aku menyesal.. Maaf.. Maafkan aku..." air mataku tumpah di telapak tangannya.
"Aku benar-benar hancur jika harus kehilanganmu dan anak kita.. Robin.. " aku benar-benar tak kuasa menahan tangisku. Tiba-tiba Robin menggengam tanganku perlahan.
"Robin, apa..apa kau mendengarku?" aku mengecup puncak kepalanya, aku melihat air mata mengalir di pipinya. Aku mengusap air matanya dengan lembut.
"Aku mencintaimu Robin, aku mencintai anak kita.. Maafkan aku.. Maafkan aku.." kukecup tangannya dan kulihat dia membuka mata dengan susah payah.
"Benarkah Zoro?" ujarnya sangat pelan. Tubuhnya masih sangat lemah.
"Tentu saja Robin.. Maafkan aku.." jawabku sambil tersenyum menatapnya dan mengelus perutnya.
"Aku bahagia.." di masih begitu lemah. Aku mengusap kepalanya.
"Istirahatlah lagi sayang.. Aku akan berada disisimu" ujarku menenangkannya. Dia menatap wajahku sambil tersenyum, wajahnya begitu pucat aku sangat mengkhawatirkan dirinya. Dia menggengam tanganku pelan.
"Apakah anak kita baik baik saja Zoro?" di mengelus perutnya, sorot matanya sangat khawatir.
"Dia baik baik saja, Chopper sudah memeriksanya. Sekarang kau tenanglah dan pulihkan kondisimu" aku mengecupnya. "Apa kau menginginkan sesuatu Robin?".
"Chopper?"
"Ya, Chopper yang menemukanmu pingsan di depan rumah. Dia menyelamatkanmu dan anak kita. Dia sekarang sedang pergi ke perpustakaan pohon, kau tenanglah" ujarku.
"Zoro, sejak kapan kau di Ohara?"
"Pulihkan tubuhmu dulu sayang, setelah kau boleh pulang dari Rumah Sakit aku akan menceritakan semuanya. Semua ini hanya kesalahpahaman kita" aku menenangkannya dan mengelus rambutnya sambil tersenyum. Dia membalas senyumku, air matanya masih mengalir. Aku merasa sangat bersalah padanya, pasti begitu berat perjalanan yang dia alami selama kehamilannya.
"Robin, aku akan memanggil dokter jaga untuk memberi kabar bahwa kau sudah siuman" aku mengecupnya lalu meninggalkannya diruangan sendirian. Dia menatapku dari jauh, masih tersenyum padaku. Aku merasa tak pantas mendapat senyumannya. Sungguh aku menyesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zorobin - My New World
Fanfiction"Aku milikmu seorang.. Robin.. Maukah kau menjadi wanitaku satu satunya.. kekasihku?" aku melumat bibirnya, sungguh kerinduanku tak tertahan lagi. "Zoro.." dia menatapku lekat lekat lalu air matanya kembali menetes "Aku mencintaimu Zoro" bisiknya. M...