CHAPTER 1 Para Gadis Normal

14 4 3
                                    

Di suatu kediaman keluarga sederhana di Perumahan Kerelan tanpa plat Nomor Rumah, di Kota Medan Sumatra utara. Seperti biasanya semua berjalan Normal dan keluarga ini menjalani kehidupan yang normal juga seperti yang lainnya. Rumah ini hanya berlantai dua dengan tiga Kamar utama. Keheningan pagi terbuyarkan dengan lolongan panjang di adu keributan sepasang kakak beradik. Seperti biasanya ada saja yang mereka lakukan setiap harinya seakan pertengkaran adalah suatu hal yang wajib di bawah atap rumah ini.

"RANA!!! " Terdengar Suara Bass Seorang Laki-laki berteriak dari dalam kamar mandi setelah terdengar suara air mengguyur di lokasi yang sama.

"Dadah Kak!" ucap Gadis yang rambutnya hitam legam panjang sepinggul begitu Dominannya dengan kulitnya yang putih, siapa lagi kalo bukan Rana si Cewe Yang paling benci kalo udah bersangkutan dengan mandi.

Baru saja gadis itu mengguyur Kakaknya Kharaf yang niatnya tadi ingin memandikan paksa Rana dengan baju yang masih melekat di tubuhnya tapi, Sayangnya Rana lebih pintar dari Kharaf sehingga ia duluan yang kena guyur.

"Mamam tuh! "Gumamnya Terkekeh mendengar Kakaknya berteriak kesetanan dalam kamar mandi.

"Cabot Ahhh"Ia berlari meninggalkan Kharaf di Kamar mandi dengan keadaan basah kuyup. Jangan lupakan Mukanya yang kemerahan seakan ingin meledak bagaikan gunung merapi akibat menahan Amarah kepada adik perempuan satu satunya.

~oOo~

"Hai Guys! "Rana Melambaikan tangannya santai seolah tidak terjadi apapun menyapa dua Gadis sebayanya yang baru saja sampai di depan rumahnya.

"Biasa aja Keles! guy gay guy gay" Cibir Wirfa khas dengan ekspresi mata sayunya.

"RANA! "Sekali lagi terdengar suara Bass Cowo memanggil nama Rana, siapa lagi jika bukan Kharaf.

"Waduh gawat, Cabot yok"Rana memasang mimik ngeri mendengar kakaknya berteriak menyebut namanya.

"Kenapa Kakak Ganteng lo Ran"Tanya Jira bingung, sedangkan orang yang di tanya hanya pura pura gak tahu dan langsung menyeret dua sahabatnya itu menghindar dari Malaikat maut.

"Eh Mau kemana ini? "Tanya Wirfa tidak kalah bingungnya dengan Jira.

"Ada deh pasti lo suka"Balas Rana Mantap melirik kedua sahabatnya.

"RANA! "Suara Kharaf masih terdengar meskipun Rana dan sahabatnya sudah menyingkir beberapa meter dari Rumah, bayangkan saja mungkin jika kita meletakkan kaca tepat di depan Kharaf mungkin kaca itu sudah pecah akibat gelombang suara Kharaf yang dapat menulikan pendengaran.

"Kan gak salah gue kalo ngomong kakak gue kesetanan"Gumam Rana yang masih dapat di dengar Jiri dan Wirfa yang berada di sampingnya.

"Kesetanan? Maksudnya Kakak lo kesurupan Ran? "Tanya Jira Heboh saking sok Polosnya.

"Ya gak kali deh faj, itu kakak gue teriak teriak soalnya habis gua guyur tadi pake air"Jawab Rana terkekeh dengan Pertanyaan Jira.

"Ahahahahah"

"Kok Tawanya Putus? "Rana merasa ada sesuatu yang tak kasat mata yang mengganggu temannya Wirfa.

"Yakali Ran di guyur pake pasir? "
Ucap Wirfa ngakak dengan ucapan Rana

"Garing guys"Timpal Rana menjintik Jidat Wirfa, dengan cepat gadis itu menepis jari Rana dari Jidatnya.

Tidak terasa mereka sudah sampai ke tempat yang di maksud Rana, melihat itu gadis itu langsung kegirangan.

"udah Sampai"Rana melepaskan Tangan kedua sahabatnya dan langsung berlari menuju sebuah kolam alami yang hampir mirip seperti telaga dengan air yang super jernih, lengkap dengan bunga teratai di permukaan airnya.

Aku Yang SebenarnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang