08 Ujung Lorong

105 17 8
                                    

Lorong tak berujung, baru ku sadari kaki terus berjalan entah sejak kapan sepertinya melangkah untuk menemui setitik cahaya di ujung sana.

Aku terus melangkah, Samar-samar ku dengar jeritan anak kecil, sepertinya dibalik cahaya itu. Tanpa ku perintahkan lagi kakiku berlari dengan jantungku yang juga berdetak kencang.

Cahaya yang sebelumnya terasa sangat jauh kini dalam sekejap berada satu langkah dariku.

Suara tangisan tidak lagi terdengar. Kini aku berdiri menatap gadis dengan kain putih yang menutupi seluruh tubuhnya, hanya menyisakan bagian kepala. Ia terlihat menahan isak tangis dibalik kain merah yang menutup matanya.

"Hei..." Ucapku pelan.

Gadis itu mengangkat kepalanya, menoleh padaku.

Deg!

Apa itu.... Aku?!

Aku ingin menyangkalnya namun dia benar-benar seperti diriku yang sesungguhnya, sosok asli ku yang selalu ku sembunyikan.

Dengan kakiku yang gemetar aku berjalan mendekatinya lalu melepas kain merah yang menutupi matanya.

Bersamaan dengan terlepasnya kain itu, sebulir air mata jatuh dari mata kirinya. "Kapan... Ini semua... Berakhir?" Ucapnya

Tubuhku membeku. Aku tau maksud dari pertanyaannya namun aku tidak bisa menjawabnya.

"Kakak... "

Aku menoleh, mendapati gadis berusia 7 tahunan yang entah sejak kapan berdiri disebelahku.

Tubuhnya yang putih pucat dengan rambut sebahunya yang diikat tinggi, memakai baju putih merah khas anak SD dengan nametag 'Stella A. Y"

Mataku terbelak, aku menutup mulutku dengan tangan kananku yang sedingin es. Bagaimana bisa...

"Tolong aku" Ucapnya lalu menarik tanganku keluar dari pintu putih yang terletak di samping lorong tidak jauh dari kami.

Angin besar dari arah belakang mendorong kami hingga kami melewati pintu putih itu. aku terjatuh bersamaan dengan genggaman kami yang terlepas.

Menepuk lututku yang kotor lalu ku amati sekitarku. Ini...

Tanpa diperintah, ingatanku memutar kembali kejadian beberapa tahun silam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa diperintah, ingatanku memutar kembali kejadian beberapa tahun silam. Sebuah kejadian yang sampai detik ini masih terasa tidak adil bagiku. Kejadian yang membuatku trauma. Kajadian yang hingga detik ini masih ku bungkam dikarenakan rasa takut.

"Kakak!!" Aku disadarkan oleh seruan dari Stella kecil yang kini berada diatas ayunan kayu sambil melambaikan tangannya kearahku, di sebelahnya terdapat lelaki bertopi dengan pakaian serba hitam.

Tak lama kemudian Stella kecil dibawa pergi ke dalam rumah tua besar oleh lelaki itu.

"J-Jangan!! Stella!!"

Aku berlari mengejar Stella kecil namun jarak kami terlampau jauh. Jantungku semakin tak karuan saat melihat pintu rumah telah tertutup rapat.

Tanganku terulur menyentuh pintu, memukulnya berulang kali. Terkunci. "Stella!! Stella!!" Aku berteriak hingga tenggorokanku terasa kering, beberapa kali aku mencoba mendobrak pintu namun gagal.

Aku menoleh kesana-kemari mencari pertolongan namun di sini hanya ada rumah tua ini.

Aku mengambil ancang-ancang lalu—

Brakk!!

Pintu terbuka, seketika tubuhku lemas melihat sosok ku dulu yang kini duduk lemas di sebelah gadis dengan kondisi yang jauh lebih parah di banding Stella kecil, kakak yang dulunya tiga tahun lebih tua dariku yang sampai sekarang tidak ku ketahui namanya.

"Stella, sini!"

"Jangan! Mengapa dia juga harus?!! Apa aku saja tidak cukup bagimu?!!"

Lelaki itu tidak memperdulikan ucapan anak yang tiga tahun lebih tua dari Stella kecil. Lelaki itu menarik tangan Stella dengan kasar.

"Lepaskan dia!!" Anak yang lebih tua menarik tangan lelaki itu, mencoba melepaskan tangan Stella dari cengkraman sang lelaki.

"Minggir!!!"

Brakk!

Anak itu didorong oleh sang lelaki hingga kepalanya membentur meja besi. Tak lama kemudian darah segar mengalir dari kepalanya.

"Ingat, jika kau memberi tahu hal ini pada orang lain maka aku akan membunuhmu... Lalu keluargamu" 


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

••KELABU••Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang