Lima Belas

1.7K 214 6
                                    

[Name] menggelengkan kepalanya. Menolak membenarkan apa yang ia lihat.

Ia ingin berteriak.

Ia tidak peduli jika tenggorokannya harus berdarah lagi karena teriakan itu.

Napasnya semakin cepat.

Keringat mulai membanjiri tubuhnya.

♡♡♡

"[Name]! Bangun!"

[Name] spontan membuka matanya.

Ia melihat Boboiboy yang menatapnya khawatir. Boboiboy mengelus kepala adiknya itu.

"Akhirnya kau sadar juga. Kau membuat kami khawatir, tahu!?"

[Name] mencoba bangkit dan duduk. Ia memegang kepalanya yang entah kenapa terasa sakit.

"Apa kau ingat apa yang terjadi?" tanya Yaya.

[Name] memiringkan kepalanya. Kemudian ia menggeleng pelan.

"Kau menghirup gas planet ini terlalu banyak sampai akhirnya kau pingsan. Lalu kami membawamu dan beristirahat di sini," jelas Boboiboy sambil menyodorkan tempat minumnya.

[Name] meraih tempat minum itu dan meminum isinya.

Perasaannya campur aduk.

Jadi ternyata dia sendiri yang terkena efek gas? Bukan teman - temannya?

Lalu apakah pemandangan mengerikan itu hanyalah mimpi? Atau ilusi gas itu?

Dan apakah suara Rika juga hanya ilusi?

[Name] semakin pusing saat memikirkannya.

"Sepertinya kita harus di sini dulu untuk sementara. Di luar sudah sangat gelap dan akan berbahaya jika kita tetap berkelana," ucap Yaya yang langsung disetujui teman - temannya.

Kruyukkkk

"Hehehe. Maaf." Gopal cengegesan. Ia pun dengan gesit mengambil beberapa batu dan mengubahnya menjadi makanan.

Setelah makan malam singkat, mareka pun beristirahat.

[Name] tidak sedikit pun melepaskan genggamannya dari baju Boboiboy sampai membuat sang empu kebingungan. Tapi Boboiboy memilih membiarkannya dan tidak bertanya lebih lanjut.

Ia berpikir [Name] hanya ketakutan dengan ilusi yang dialaminya tadi.

Waktu sudah tengah malam. Tapi [Name] tidak bisa tidur.

Ia telentang menghadap langit - langit gua sambil tetap menggenggam baju kakaknya.

"Kau kenapa? Ayo tidur, sudah malam," Boboiboy berbisik. [Name] tidak merespon.

"Kau mimpi apa sih sampai ketakutan begini?" Akhirnya rasa penasarannya pun terungkapkan juga.

[Name] menggeleng.

Ia tidak mau menceritakan mimpi yang berhubungan dengan masa lalunya.

Ia masih belum siap.

Ya, Boboiboy memang tidak tahu masa lalu tragis yang dialami [Name].

Dan [Name] sendiri tidak pernah berniat menceritakannya.

Boboiboy pun mengalah.

"Ya sudah. Ayo cepat tidur," katanya sambil mengelus pelan rambut [Name].

[Name] mengangguk dan memejamkan matanya walau ia tahu ia tidak akan bisa tertidur malam ini.

♡♡♡

Manusia Biasa Menjadi Pelindung Galaxy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang