Tujuh Belas

1.6K 206 7
                                    

Setelah bermalam di gua, Boboiboy dan yang lainnya melanjutkan perjalanan.

"Oh, iya. Di mana tablet dari Komandan?" tanya Boboiboy.

"Oh ini. Tapi baterainya habis," jawab Ying.

"Tidak masalah. Boboiboy Halilintar!"

Boboiboy pun berubah dan menggunakan salah satu kekuatannya.

"Sini. Kau bawa kabel dayanya kan?" Ying mengangguk dan memberikan tablet serta kabelnya pada Boboiboy.

Boboiboy melepas kepala kabel daya dan diberikan lagi pada Ying.

Boboiboy memasang ujung satu ke tablet dan ujung yang satunya lagi ia masukkan ke mulutnya.

Boboiboy menekan tombol tablet.

Tablet itu menyala.

"Weh? Sejak kapan kau bisa melakukan ini?" tanya Gopal antusias.

"Mwhwhwhwh." Ucapan Boboiboy tidak terdengar jelas karena ia sedang "mengunyah" kabel.

Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan.

Saat  Boboiboy ingin menggandeng adiknya, [Name] spontan menghindar. Boboiboy berhenti dan menatapnya bingung.

"Kalau kau menyentuhnya, nanti [Name] bisa kesetrum," jelas Yaya.

"Mwh. Mwhwhwh."

"Jangan bicara saat kau sedang seperti ini," protes Fang.

"Sudahlah. Selanjutnya ke mana?" tanya Ying menengahi.

Boboiboy melihat tablet itu [Name] pun ikut mendekat.

Saat ingin memberitahu ke yang lain, mereka ingat tidak satupun dari mereka berdua yang bisa bicara.

[Name] pun mengambil tablet itu dan memutarnya, menunjukkan layarnya pada yang lain.

Adikku ternyata pintar, batin Boboiboy.

"Oh, tinggal sedikit lagi ke timur. Ayo, kita hampir sampai," ujar Ying.

Setelah beberapa menit, mereka pun sampai di tujuan.

"Itu Power Spheranya!" seru Gopal.

Ia pun segera berlari mendekati tempat menempelnya Power Sphera itu.

"Tunggu Gopal!" teriak Yaya dan Ying bersamaan.

BOOM!

♡♡♡

Pandangannya menjadi gelap. [Name] mengerjapkan matanya beberapa kali.

Ia meraba tanah, mengantisipasi kalau - kalau ada benda berbahaya di bawah.

Tiba - tiba ada yang menariknya ke balik batu. [Name] spontan menoleh dan hampir melawan. Tapi ia mengurungkan niatnya saat melihat Boboiboy yang sudah kembali ke  wujud aslinya menempelkan jari telunjuk ke mulutnya.

[Name] mengangguk mengerti.

Mereka berdua melihat sekeliling, memastikan tidak ada musuh.

Lalu [Name] pun ingat kalau planet ini kosong dan ledakan tadi bukanlah jebakan atau semacamnya.

Ya, ini karena beberapa gas yang ada di bawah tanah sepertinya bereaksi dengan tanah yang lembab dan kondisi udara yang tingkat keasamannya berbeda dengan gas itu.

Jadi memang sesekali bisa meledak.

[Name] mengangguk pada kakaknya, isyarat bahwa keadaan sudah aman.

"Boboiboy Taufan!"

Boboiboy pun berubah lagi. "Tolong ambil Power Sphera itu. Aku akan mengamankan teman - teman."

[Name] mengangguk. Ia segera berlari menuju tempat Power Sphera. Tapi ia tetap berhati - hati, ia hanya menginjak tanah yang menurutnya aman untuk diinjak.

Saat sudah mendapat Power Spheranya, ia terdiam karena tidak bisa turun.

Yah, memang sering terjadi, bisa naik tapi tidak bisa turun.

Jalan yang baru saja ia lalui terlalu berbahaya kalau digunakan untuk turun.

"[Name]! Ke sini!"

[Name] melihat ke arah sumber suara dan ada Boboiboy Ice di sana.

"Melompatlah!" seru Boboiboy.

[Name] ragu. Tempatnya berdiri dan tempat Boboiboy berdiri jaraknya sangat jauh. Apa Boboiboy bisa menangkapnya? Apa mereka tidak akan terluka?

"[Name] cepatlah! Aku akan menangkapmu! Jangan takut!"

[Name] pun menarik napas dalam - dalam dan menghembuskannya.

Ia menekuk kakinya dan melompat sambil menutup mata.

Brukk

Boboiboy jatuh terduduk sambil mendekap [Name] erat.

"Lihat? Aku menangkapmu," bisik Boboiboy.

[Name] hanya bisa mengangguk pelan.

Boboiboy segera menggendong [Name] dan Power Sphera menuju pesawat.

Di sana ternyata sudah ada empat Boboiboy lain. Mereka pun menyatu kembali.

"Semua sudah naik? Pesawat kebenaran berangkat!"

♡♡♡


Manusia Biasa Menjadi Pelindung Galaxy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang