Prologue

362 47 15
                                    

(!) Disarankan menggunakan mode baca warna hitam.

Menurutmu, apakah kita bisa mencurangi kematian?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menurutmu, apakah kita bisa mencurangi kematian?

Katanya, setiap insan hanya memiliki satu nyawa. Tapi, kita bisa saja merenggut nyawa orang lain agar nyawa kita bertambah.

Cukup mudah, bukan? Itu berarti, kita bisa mencurangi kematian.

Kita bisa hidup abadi di dunia yang serba indah ini dengan cara mengambil alih kehidupan manusia lain.

Konon, para leluhur bermeditasi tentang bagaimana agar hidup mereka abadi di dunia ini.

Mereka yang sudah mulai nampak waktu senjanya, melihat banyak orang yang sedikit demi sedikit tinggal nama, menyiptakan pola pikir bahwa selanjutnya pencabut nyawa pasti 'kan datang kepada mereka.

Kini siang membayang, sedang malam menanti tanpa dirindukan.

Pagi lupa beraksi, atau bahkan tak peduli? Dihabiskan hanya untuk bermain bersama hati serta emosi. Padahal tahu kalau nantinya akan mati, berdiam diri sendiri.

Menuju siang, gembira mengurung diri bawaan pagi, tak sadar lelah mulai menemani dan waktu terasa terus berjalan semakin cepat hingga berlari.

Tak lama, langit menguning. Saat ini, bagi mereka hari siang adalah kenangan berjejak yang takkan pernah terulang lagi. Menyiptakan rindu yang luar biasa, menyalahi usia yang terlalu cepat menaik.

Baru sadar, senja tak selama pagi maupun siang. Tibanya malam menyambut dinginnya raga yang sudah berambut putih.

Para bintang dan bulan yang tiba merasa heran. Kenapa dia?

Lalu, sang empu membalas, 'ku rindu pagi dan siangku. Cepat panggil matahari 'tuk kembali kesini. Sambil merengek, memeluk diri yang keriput.

Kalau punya, bulan kini tengah menggaruk-garuk keningnya. Memandang seorang manusia yang baru kali ini menyia-nyiakan langit cerah.

Bukannya pagi dan siang ada untuk mengumpulkan banyak kehangatan? Sehingga ketika malam tiba, tak akan ada tubuh yang mengigil sengsara, seperti dirimu. Ucap sang bulan.

Kala itu, mulai banyak manusia mencari cara 'tuk mencurangi malamnya—kematian.

Berharap seusai malam akan ada pagi lagi untuk mereka, berharap akan ada waktu cerita dan langit cerah untuk yang kedua kalinya.

Mereka sangat berangan untuk bisa hidup lebih dari sehari. Ya, setidaknya sepekan, atau bahkan hanya dua hari. Itu tak masalah, asal jangan hanya sekali.

Dan, Lee Bangchan, kakekku.

Adalah salah satu dari mereka yang bermimpi bisa menghirup udara di hari esok.

Tak peduli dengan takdir dan melawan hukum alam.

Tak peduli dengan takdir dan melawan hukum alam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo, Unbin!!!

Sebenarnya cerita ini gak direncanain secara matang-matang, tapi karena aku lagi suka Stray Kids jadi pengin aja bikin yang beginian.

Iseng:)

Awal terinspirasi karena si maknae, I.N itu orangnya suka senyum tiap kali aku lihat. Jarang banget wajahnya datar, makanya agak sedikit aneh walaupun gemesin orangnya.

Tapi setelah aku cari tau, ternyata I.N itu katanya pernah dibilang kalau mukanya serem sama temen SMP-nya dulu.

Dia praktekin wajah datarnya saat itu, dan emang bener agak nakutin.

Aku lihat, mata I.N sipitnya rada tajem, makanya kalau gak senyum kelihatan sangat-sangat menegangkan:)

Dan aku tau kalau Stay terpesona sama senyumnya I.N, maka dari itu aku bikin senyuman dia di sini berbahaya.

AHAHAHAHA ....

Unbin yang Stay, jangan unstay untuk baca cerita ini ya. Jeonginmu bersama Felix menanti.

Mungkin, aku bakal temuin anak TXT di sini. Tapi cuma jadi peran tambahan aja.

 Tapi cuma jadi peran tambahan aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Death Smile | Skz I.N FelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang