Epilogue

72 15 1
                                    

Bangunan tua belakang sekolah, adalah bekas apartemen yang tidak selesai di bangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bangunan tua belakang sekolah, adalah bekas apartemen yang tidak selesai di bangun.

Karenanya, tempat itu tidak terpakai dan hanya menjadi tempat persemayaman serangga.

Hyunjin membawa Anna ke sini, keduanya mendekati salah satu ruangan berpintu usang yang sedikit terbuka.

"Jeongin di mana, Kak?" cemas Anna. Sekalipun, dia tidak pernah memasuki bangunan ini selama dia mengetahui keberadaannya.

"Masuklah ke sini." Hyunjin membuka pintu usang tersebut, mendorong tubuh Anna ke dalam hingga dia tersungkur.

"Argh, Kak Hyunjin." Anna meringis, dua tangannya sedikit tersayat lantaran permukaan tanah tidak berubin.

Hyunjin menutup pintu dengan sengaja, agar Anna tetap berada di ruangan tersebut.

"AAARGGH," ringis Anna menghebat tatkala tangan yang semula hanya sakit terkena permukaan tanah. Timbul segaris luka yang perlahan memanjang.

Tangan kanannya mengenggam keras tangan kiri yang terluka, garis merah kental semu hitam memanjang sampai lengannya.

Persis dengan luka Seungmin yang Anna lihat. Mungkin apa yang kakaknya rasakan saat itu, sesengsara inilah kenyataannya.

"KAK HYUNJIN." Gema suara sang adik semu menggetarkan bangunan. Jeongin melangkah besar, meninju rahang Hyunjin hingga tubuhnya tertabrak dinding.

"Seharusnya ruangan itu untukmu, kenapa Kakak membawa Anna ke dalam sana?" tekannya, sambil menahan pundak Hyunjin dengan keras.

"Adik sialan, kamu ingin membunuhku?"

"JIKA IYA, MENGAPA?"

Bug!

Jeongin lagi-lagi menghantam Hyunjin hingga terjatuh, kemudian dia menginjakan kakinya pada dada Hyunjin.

Kemarin, Jeongin membuat sihir baru dengan sebab mantra dari salah satu ruang dalam bangunan ini.

'Orang pertama yang memasuki ruangan itu, dia akan mati.'

Jeongin membuat sihir ini untuk membalas kakaknya. Mengingat bagaimana Hyunjin selalu menekannya, menitah secara paksa untuk membalas bunuh perlakuan Bangchan.

Padahal, dia tau bila kakek Anna dikelabui oleh Changbin.

Dubrak

Pintu terbuka. Anna melihat Felix dari sana. Tubuhnya yang semula terbaring lemah, kini terangkat sedikit dan tertopang oleh tangan kekar Felix.

"Anna, bertahanlah," tuturnya dengan yakin.

Beruntung, sihir membantunya mengetahui keberadaan Anna. Karena itu, Felix bisa berada di sini.

Death Smile | Skz I.N FelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang