Pacify Him ❲ 1.2 ❳

138 41 6
                                    

Dentingan bel terakhir untuk mapel hari ini berbunyi dengan nyaring. Beberapa siswa-siswi bergegas untuk pulang dan beberapa lainnya melanjutkannya dengan kegiatan club atau ekskul lainnya.
Chaehyun berjalan keluar dari ruang guru, dia baru saja selesai mengumpulkan tumpukan tugas dari guru mapel hari ini. Namun baru beberapa langkah seorang pria menarik lengannya dan mengharuskan Chaehyun untuk menyeimbangkan langkahnya dengan orang itu.

"Ayo cepat! Hanya kau yang bisa menghentikan mereka."

Tanpa penjelasan yang lebih rinci lelaki itu mempercepat langkahnya. Bahkan Chaehyun kewalahan untuk menyeimbangkan langkahnya dengan langkah besar lelaki itu.

"Apa? Siapa maksudmu?"

Chaehyun merasa kebingungan mau di bawa kemana dirinya dan siapa yang pria itu maksud. Dengan sentakan keras dia berhasil melepaskan cengkraman tangan lelaki itu dari lengannya.

"Jay... Dia berulah lagi."

Pria itu menghela nafas jengah, ekspresi wajahnya datar namun masih ada sedikit raut khawatir yang bisa Chaehyun baca.

"Dengar...Park Sunghoon. Sudah aku katakan seribu kali bahwa aku dan dia sudah tidak mempunyai hubungan apapun. Apa yang dia lakukan itu bukan urusanku lagi."

Chaehyun dan pria bernama Sunghoon itu saling menatap nyalang, bahkan ekspresi wajah Chaehyun dua kali lipat lebih datar dari pria itu.
Merasa tidak ada urusan lagi dengan Sunghoon, Chaehyun berjalan berlawanan arah untuk kembali ke kelas.

"Kau yakin akan mengabaikan perbuatan Jay? Jangan salahkan aku jika besok kau tidak bisa melihat Jake di sekolah ini lagi."

Sunghoon kali ini benar-benar jengah. Terserah mereka sajalah. Dia sudah pening menghadapi kelakuan para sahabatnya. Pria itu meninggalkan Chaehyun begitu saja. Tanpa pria itu sadari ternyata Chaehyun mendengar ucapannya. Bagaimana tidak dengar jika Sunghoon mengucapkannya dengan suara yang sengaja di keras kan.


***

Lapangan outdoor mendadak menjadi tempat tontonan menarik bagi para siswa yang masih berada di area sekolah. Memang tontonan apa lagi? Tentu saja adegan Jay dan Jake yang saling adu jotos. Mereka berdua sudah babak belur, tetapi tidak ada satupun orang yang berani memisahkan mereka. Salahkan saja Jay yang memberi peringatan, jika kalau ada yang mencampuri urusan mereka maka orang itu harus angkat kaki dari sekolah ini.

"Tutup mulutmu bajingan!!!"

Satu pukulan Jay layangkan ke arah Jake yang sudah terkapar di atas tanah. Jay benar-benar tersulut emosi. Sudut bibir Jake yang tadinya robek kini lukanya semakin menganga.

"Bukannya kau yang lebih bajingan? Konyol sekali."

Jake masih saja menyahuti ucapan Jay kelewat santai. Bahkan tawa meremehkan sengaja ia buat untuk menyulut emosi sang lawan. Jay yang tabiatnya memang mudah terpancing emosi tentu saja bersiap untuk melayangkan pukulannya kembali, akan tetapi...

*DUGH!

Kegiatan mereka terjeda karena seseorang sengaja melemparkan bola sepak dengan begitu keras dan tepat mendarat ke arah kepala Jay.

"SIALAN!! APA KAU JUGA MAU CARI MATI BAJI-"

Belum sempat menyelesaikan kalimatnya Jay terpaku melihat Chaehyun yang ternyata merupakan pelaku pelemparan bola barusan.

"Kau juga mau memukul ku? Kalau begitu lakukanlah!"

Chaehyun menatap Jay dengan sorot mata tajam, menantang pria itu.
Sedangkan Jay diam dengan kepalan tangan yang menguat dan memilih untuk mengalihkan pandangan dari Chaehyun. Salah satu kelemahan seorang Jay yaitu tatapan mata gadis itu.

"Sebaiknya kau tidak ikut campur. Ini bukan urusanmu."

Intonasi suara Jay menurun, tidak seperti sebelumnya. Namun masih tersisa getaran emosi yang meledak-ledak.

"Kau yakin ini bukan urusanku? Berhentilah untuk bertindak kekanakan."

Chaehyun berjalan melewati Jay. Memapah Jake untuk keluar dari kerumunan dan meninggalkan Jay yang termenung. Sunghoon yang sedari tadi menonton kini menghampirinya, berniat baik menolong sahabatnya yang keras kepala.

"Ayo, kau juga harus di obati tolol. Lihat dirimu mirip seperti babi guling."

Sunghoon memapah Jay dan membubarkan para siswa yang menonton adu jotos tadi.

Langkah Jay lunglai saat melihat bagaimana afeksi yang Chaehyun berikan kepada Jake. Apa benar gadis itu begitu cepat melupakannya? Sedangkan dirinya mati-matian melakukan berbagai tindakan konyol untuk menarik perhatian Chaehyun.

"Ini resiko lu Jay. Lu yang mulai jadi kalau di bales ya jangan ngamuk kayak banteng rodeo. Lihat tadi, lu malah kelihatan makin nggak bener di mata si Chaehyun."

Sunghoon dengan bijak menasehati sahabatnya yang sudah 11 12 mirip berbagai binatang tersebut.

"Iya gua tau. Nggak usah bacot ah, sakit semua badan gua setan!"

Jay jadi kembali emosi karena Sunghoon yang dari tadi di diamkan malah mulutnya makin menjadi. Lama-lama semua isi kebun binatang di mirip-mirip kan dengannya.

"Ckck... Bisa-bisanya setan nyebut setan."

Sunghoon berniat menyadarkan Jay dengan menggeplak kepalanya tapi niatan itu tidak terlaksana karena sisi kemanusiaannya tinggi. Patah hati itu mengerikan bung, itu yang di pikirkan Sunghoon.



***

"Akhh... aduh pelan-pelan noona. Kau kejam sekali!"

Jake mengaduh saat dinginnya antiseptik menyapa kulitnya yang terluka. Sejak tadi wajahnya cemberut karena di ceramahi habis-habisan oleh Chaehyun. Dan saat pria itu hendak protes maka Chaehyun dengan tidak manusiawinya akan menekan lukanya lebih keras.

"Kenapa kau selalu memanggilku noona?! Kita hanya berbeda beberapa bulan saja bodoh!"

Chaehyun membereskan perlengkapan p3k dan mengembalikannya kembali ke rak di sudut UKS. Dia masih kesal dengan Jake.

"Kalau begitu bagaimana kalau noona saja yang memanggil ku oppa? Tapi menurutku panggilan 'sayang' 100x lipat lebih baik."

Jake berusaha membalas perkataan Chaehyun dengan gurauan yang biasanya di lontarkan, mengabaikan rasa nyeri di seluruh tubuhnya akibat adu jotos dengan Jay.
Chaehyun membalikkan badannya dan menghampiri Jake. Dia tersenyum hingga matanya berbentuk bulan sabit, telapak tangannya mencengkram kuat bahu Jake yang memar hingga lelaki itu menggerang lagi.

"Dalam mimpimu saja tuan Sim."

Chaehyun melenggang pergi setelah selesai mengobati Jake. Chaehyun tau pasti, apa yang terjadi antara Jay dan Jake. Apalagi kalau bukan tentangnya? Tapi dia tidak habis pikir dengan keduanya. Apa Jay benar-benar membuang sahabatnya sendiri karena lebih berpihak kepadanya? Kepalanya menjadi ikut pening oleh kedua pria itu.

"GUE NGGAK MAU ANJIR! JANGAN MAKSA!"

"TAPI LUKA LU HARUS DI OBATI TOLOL! NANTI INTENSI!! TERUS LU MATI!! LU MAU CHAEHYUN GUA EMBAT JUGA?!!!"

"ANJING!! INFEKSI GOBLOK BUKAN INTENSI! LEWATI DULU MAYAT LU SENDIRI BARU LU BISA EMBAT DIA!"

"BACOT! CEPETAN GUE INI PERAWAT VVIP DI UKS! LU HARUSNYA MERASA TERHORMAT KARENA GUE DENGAN SUKARELA MAU NGOBATIN SIMPANSE SETENGAH MANUSIA MIRIP LU!"

Chaehyun mempercepat langkahnya saat mendengar keributan di persimpangan koridor. Dia menggelengkan kepala tak heran karena seperti dugaannya, mereka adalah Jay dan Sunghoon yang sedang beradu mulut.
Chaehyun berjalan melewati mereka begitu saja.

"Dasar kekanakan. Abaikan saja Chaehyun abaikan mereka!"

Chaehyun terus berjalan ke arah kelasnya sembari menggumamkan kata-kata itu beberapa kali.

Bersambung...

Kali ini Pacify Him kayaknya bakal jadi agak panjang dan partnya lebih dari tiga, tapi kalau kalian bosen bilang aja ya nanti aku persingkat bagian akhirnya 😬 Maaf ya kalau masih banyak typo 🙏🏻

La chance de ChaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang