kaget berkepanjangan

2.6K 275 16
                                    

Hampir seluruh siswi neo school patah hati ketika mereka mendapati postingan terakhir si tampan IPA-1 yaitu jeno yang ternyata sudah memiliki kekasih. Kini mereka semua bertanya tanya, siapa gadis beruntung yang bisa menjadikan lelaki seperti jeno itu? Tidak tau saja mereka kalau di baliknya ada exelyna yang ketar ketir sendiri karena takut terungkap hubungannya dengan jeno. Memang ini resiko dirinya yang menikah dengan pria tampan bukan main seperti jeno ini. Padahal lelaki itu saja baru sehari bersekolah di neo school tapi sudah terkenal bagaikan senior.

Jeno menghela nafas kesekian kali ketika merasa muak. Dirinya sungguh lelah. Ini masih pagi. Baru saja duduk di kursi tapi sudah di serbu dengan tempatnya bersama exelyna di kelilingi perempuan di tambah si kepo haje juga si alis camar mahen.

Mereka semua terlalu berisik membuatnya muak, untung saja tidak lama exelyna datang bersama dua sahabat gadis itu di kanan kiri bak pahlawan.

Rena dengan mulut pedas nya itu berteriak mencoba membubarkan, dimana hal itu malah membuat para gadis berseru kesal.

"Ini kenapa jadi rame banget si? Lagi antri minyak lo pada?! Gak kebagian minyak emang di toko toko, sampe antrinya di kelas gua? BUBAR WOY BUBAR! BALIK KELAS MASING MASING SANA! BENTAR LAGI MASUK!"

"Lo juga sekar! Duduk sana ngapain masih disini si?! Lupa sama tempat duduk lo?"

Jangan salah sama rena yang kecil kecil begini mulutnya mercon, berisik lagi. Sebelas dua belas lah sama heca. Dan itu semua ampuh membuat mereka semua bubar kembali ketempat masing masing.

"Lagian mereka pada ngapain si kesini? Udah ada kelas masing masing juga."tanya heca menatap dua laki laki di dekatnya itu.

"Pada mau minta kejelasan dari jeno si sebenernya soal postan tuh bocah tadi malem."sahut haris pada heca sebelum kembali ke bangkunya.

"Kejelasan? Udah kaya konferensi pers aja."gumam heca sambil berjalan menghampiri tempat duduk nya bersama rena.

Exelyna menaruh tas nya dengan pelan lalu duduk di tempat. Terbengong sampai jeno menyadarkan dirinya. Si cantik itu seperti tengah memikirkan sesuatu yang berat saja pagi ini. Padahal setau jeno, exelyna tidak seperti ini saat masih dirumah.

"Kamu bengong? Kenapa?"berbisik tepat di telinga exelyna. Jeno khawatir sekali dengan cantiknya ini yang lebih banyak diam tidak seperti biasa.

Exelyna melirik sekilas setelahnya membuang muka. Malas menatap jeno karena takut lelaki itu membaca raut wajahnya yang sedang ketakutan. Ya jeno memang lelaki yang peka hanya dengan melihat raut wajah seseorang. Entahlah itu salah satu kelebihannya mungkin(?).

Jeno menghela nafas pelan. Menghadap exelyna tanpa perduli kalau di kelasnya ini tidak hanya ada mereka berdua melainkan teman yang lain.

"Nana?"panggil jeno dengan sabar namun tidak ada sahutan sedikitpun. Haris yang memang memiliki sifat ingin tahu yang tinggi itu pun berusaha menajamkan pendengarannya dengan tubuh sedikit condong ke arah jeno juga si cantik exelyna. Beruntung juga si karena tempatnya duduk itu dibelakang dua visual itu. Yaa haris akui kalau jeno itu memang tampan sekali.

"Haris duduk yang bener. Gua tau apa yang lagi lo lakuin."ucap jeno yang tidak bersahabat membuat haris terperanjat. Dengan cepat lelaki berbibir tebal itupun duduk dengan posisi awal karna tidak ingin jeno marah padanya. Serem pikir haris terhadap jeno barusan.

"Nana coba hadap sini."ucap jeno kembali pada exelyna yang suaranya berubah menjadi lunak. Mana bisa si jeno marah sama exelyna. Ninggiin suara satu persen aja dia rasanya gak bisa kalo untuk si cantik exelyna nya.

"Nana gak mau. Jeno diem aja deh."dengan suara kecil dan terdengar gemetar exelyna berucap.

Heca yang melihat ada yang tidak beres terhadap exelyna itu pun segera beranjak menghampiri si gadis bergigi kelinci. Benar saja tebakan heca, exelyna tengah menangis.

[On Going] Married young ; nomin gsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang