Atas informasi yang diberikan Husein pada Ben, hari ini pria itu berencana untuk mendatangi gadis terduga korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh pemilik sekolah tempat gadis itu selama ini menuntut ilmu.
Ben melangkah sendiri menyusuri lobi untuk sampai ke mobilnya yang selalu terparkir manis di pintu masuk kantor.
Tetapi, langkahnya melambat ketika ia melihat seseorang yang nampak mencolok karena penampilannya, sedang berjalan ingin masuk ke lobi kantor. Dia gadis yang bernama Elodie, yang beberapa hari lalu menemuinya.
Ada urusan apa gadis itu datang? Setahu Ben, ia tidak memiliki janji apapun dengan Elodie hari ini.
Ben nampak menghindari pandangan, tapi rupanya gadis itu sudah terlanjur melihatnya.
"Hey!"
Benar bukan? Sungguh sangat tidak sopan, ia memanggil Ben dengan berteriak dan bahkan tidak menyebutkan nama Ben.
Gadis itu mendekat. "Ah, kebetulan sekali, kita bertemu disini," ucapnya tersenyum manis.
Apanya yang kebetulan? Ini kantor Ben, jelas-jelas dia pasti sengaja datang untuk menemui Ben.
Pria itu acuh tidak menanggapi, ia tetap melenggang pergi dengan kaki panjangnya, tak peduli pada Elodie.
"Kau mau kemana?" tanya Elodie mengejar langkah Ben.
"Bukan urusanmu."
"Tapi aku ingin bicara padamu."
Kaki Ben terhenti. Ia melihat arlojinya dan berbalik sejenak ke arah Elodie.
"Aku tidak ada janji denganmu hari ini, jadwalku tidak untuk bertemu denganmu," tegas Ben, kemudian menekan remot mobilnya dan segera masuk ke dalam mobil. Ia paling tidak suka berada dalam situasi yang membuatnya harus membuang-buang waktu dan tenaga hanya untuk berdebat, apalagi dengan seorang wanita di khalayak ramai.
Tapi, betapa terkejutnya Ben ketika ia mendapati Elodie sudah duduk di sebelah kemudinya. Dengan refleks, Ben langsung meraih pensteril dan menyeprotkan cairan itu pada Elodie hingga gadis itu terbatuk.
"Apa-apaan kau! Apa yang kau lakukan?" tanya Elodie menutup mulut dan hidungnya menggunakan tangan.
"Aku yang seharusnya bertanya padamu, apa yang kau lakukan di dalam mobilku?"
"Aku sudah jauh-jauh datang dan mengenyampingkan jadwal syutingku untuk bertemu denganmu, dan kau ingin pergi begitu saja?"
"Itu bukan masalahku."
Elodie menghela napas kesal, ia tidak peduli, dengan segera memakai seltbet ke tubuhnya, membuat kepala Ben berdenyut.
Bagaimana mungkin mobilnya yang sudah sangat steril tersentuh oleh tangan wanita asing? Apa yang sudah Elodie lakukan dengan tangan itu? Seketika Ben membayangkan Elodie yang tengah menjilat-jilat tangannya setelah makan, membayangkan Elodie yang dengan santainya menyentuh uang, meja penuh debu, dan bahkan ponsel yang ia letakkan sembarang. Pasti tangannya saat ini dipenuhi oleh kuman? Ben merasa mual. Ia akan mencuci mobilnya setelah ini.
"Hey, kenapa kau melamun?" Elodie melambaikan tangannya di depan wajah Ben, membuat pria itu siaga dan kembali ingin menyemprot Elodie.
"Apa yang kau lakukan di dalam mobilku?" tanya Ben geram.
"Tentu saja aku ingin bicara denganmu, bukankan aku sudah mengatakannya tadi?"
"Baiklah, katakan dalam waktu lima menit, karena aku sangat sibuk."
"Aku adalah klienmu juga."
"Aku tidak ada jadwal untuk bertemu denganmu hari ini, kau harus membuat jadwal terlebih dahulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Eat You
RomanceWARNING 21+ Benjamin Altarick Revano, seorang pengacara sekaligus CEO dari DMB Law Firm, salah satu firma hukum terkenal di Singapura. Pria perfeksionis yang tidak hanya dianugerahi kecerdasan, tetapi juga didukung oleh wajah tampan, body proposiona...