XVIII

23 3 0
                                    

Musim dingin tiba dengan cepat. Kini, ruang keluarga mansion Mr. D sangat ramai saat libur akhir tahun, karena Mr. D mengumpulkan semua anggota keluarganya, termasuk calon menantunya.

Selain Jeno, hadirlah Mrs. Tiff, sang ibu sekaligus istri kedua Mr. D.

"Kenapa Mommy juga kesini? Ah, aku selalu insecure saat melihat senyum manisnya itu," keluh Soodam dalam hati.

"Ah, kenapa aku harus ada di sini. Mataku terlalu berdosa untuk melihat senyum manis Mommy," batin Karina.

"Apa ayah akan mengumumkan pewaris tahtanya?" batin Jisoo.

"Sungguh, aku ingin tahu kenapa ayah mengumpulkan kami semua di sini," ucap Irene dalam hati.

Mr. D tahu betul wajah penasaran anak-anaknya. Akhirnya ia mengisyaratkan pada Eunhyuk untuk memulainya.

"Jadi, saya akan menyampaikan sesuatu yang sangat penting malam ini. Pastikan bahwa kalian semua mendengarnya dengan baik," ucap Eunhyuk.

Posisi Eunhyuk sebagai sahabat, asisten, sekaligus tangan kanan Mr. D, membuatnya ada di sini. Menjadi wali untuk menyampaikan uneg-uneg sahabatnya itu.

"Pertama, saya akan membacakan surat wasiat dari mendiang tuan Lee Soo Man, selaku penggagas dan pemilik pertama Lee's Enterprise yang kini dikelola oleh anak pertamanya, dan telah diubah namanya menjadi DTae Enterprise," lanjut Eunhyuk.

Semua orang mendengarkan pria itu dengan khidmat. Eunhyuk membuka amplop coklat dan mengeluarkan beberapa kertas dengan tulisan tangan yang rapi.

Ia pun mulai membacanya, "teruntuk seluruh keturunanku, aku menulis ini sebelum aku meninggal dunia.

Menjadi CEO bukanlah sebuah pekerjaan yang perlu kalian banggakan. Tidak semua hal terasa menyenangkan saat kau duduk sebagai seorang bos di perusahaan. Banyak tanggung jawab yang kau tanggung sendiri di pundakmu.

Selain itu, bersaing hanya untuk duduk di sebuah kursi bukanlah sebuah hal yang pantas dilakukan oleh keturunanku. Keturunan Lee, tidak pernah bersaing untuk hal-hal yang sepele seperti memperebutkan posisi tertinggi di perusahaan. Sebab kau bisa memulai usahamu sendiri, berjuang dengan keringatmu sendiri, dan meraih posisi tertinggi di perusahaanmu sendiri."

Empat anak muda, cucu-cucu Lee Soo Man, menundukkan kepalanya. Mereka merasa tertampar dengan surat kakeknya.

"Mengenai tahta itu, lupakan saja. Sekarang tidak ada gunanya lagi. Dunia telah berubah menjadi begitu maju, paham-paham monarki perlahan ditinggalkan. Tak perlu memperebutkannya, anakku. Hiduplah sebagai raja dan ratu di kerajaanmu sendiri. Kerajaan yang tak lain adalah rumah tangga yang kamu jalani bersama pasangan dan anak-anakmu.

Sungguh nak, tidak ada yang indah saat hatimu penuh dengan kebencian. Tidak akan ada yang membahagiakan saat kau ingin menjadi yang terbaik dan berusaha menjatuhkan saudaramu yang lain."

Sekali lagi, keempatnya tertampar dengan surat wasiat kakeknya itu.

"Cukup aku yang tersiksa dengan kebencian saudara-saudaraku. Kalian keturunanku, jangan sampai merasakannya juga. Hiduplah bersama-sama, dengan saling memahami dan menghormati satu sama lain. Saling menjaga, saling memperhatikan, saling menguatkan."

Eunhyuk berhenti sejenak, ia membuka lembaran berikutnya.

"Kedamaian itu lebih indah daripada peperangan nak. Percayalah padaku.

Kuharap kalian bisa menjaga kemakmuran ini, meneruskan dan mengembangkan usahaku ini. Jerih payahku sendiri, yang kini bisa kalian nikmati. Aku mempercayakan semua ini pada kalian, keturunanku yang kubanggakan.

Seoul, 25 Desember 2000.
Tertanda Lee Soo Man."

Eunhyuk telah selesai membaca seluruh surat itu. Dan yang terjadi sekarang adalah hujan tangis dari lima cucu Lee Soo Man.

Queen 👑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang