Sehari sebelum kepulangan Mr. D dan Mrs. T, empat anak perempuannya mengundang kekasih mereka ke mansion. Sedangkan Jeno? Dia adalah anak kelima dari Mr. D dengan Mrs. Tiff.
Wendy datang dengan senyum manisnya, membawakan beberapa bunga juga buah-buahan untuk tunangannya.
"Hi!" sapa Wendy pada Irene yang menyambutnya di ruang tengah.
Mereka berpelukan dan melakukan sedikit ciuman, membuat Jeno yang tak sengaja melihatnya sedikit muak.
"Ck! Kalo mau cipika-cipiki di kamar dong, kalian tuh mengotori mata suci pangeran mahkota tahu nggak!" gerutu Jeno.
"Makanya cari pacar!" sahut Wendy santai.
Setelah itu ia pergi ke atas bersama Irene.
Tak lama datanglah Denise, dia membawa beberapa camilan dan baju untuk calon istrinya.
"Jeno nggak bawa pacarnya?" tanya Denise saat melihat Jeno keluar dari dapur.
"Dia mah jomlo akut!" sindir Soodam.
"Kalo udah resmi jadi raja, baru gue cari istri!" jawab Jeno santai dari arah dapur.
"Serah Lo deh!" sembur Soodam kesal.
Akhirnya Denise pun menenangkan Soodam dan mereka naik menuju tempat yang sudah disepakati sebelumnya.
Jeno asyik menonton film di ruang tengah. Dan lagi-lagi ia terusik dengan kedatangan Winter.
"Jen Jeno!" panggil Winter.
"Hmm?" tanya Jeno sembari berdehem.
"Lo nggak mau ngenalin cewe Lo ke kita nih?" tanya Winter.
"Ntar kalo udah ada ceweknya."
"Ya biasalah, namanya juga jomlo sedari lahir," sindir Karina.
"Wah keburu ceweknya nggak doyan ama Lo Jen!" sahut Winter.
"ENAK AJA!" teriak Jeno ngegas.
"Ketampanan Lee Jeno itu kayak ayah ya, paripurna, sempurna, dan tak lekang oleh jaman," ucap Jeno kemudian.
Winter dan Karina tertawa. Dan sekian detik selanjutnya, mereka meninggalkan Jeno.
Saat kedatangan Haein, pria itu hanya menyapa Jeno dengan ramah. Bahkan Jisoo tidak menganggap kehadiran Jeno di sana.
"Emang cuma Haein Hyung yang normal," gumam Jeno.
Setelah itu ia kembali fokus dengan filmnya.
"Tapi heran deh, kenapa kakak-kakak gue dapet cowok yang sifatnya bertolak belakang gitu sih?" tanya Jeno pada dirinya sendiri.
"Kak Joohyun yang kalem, dingin, nan savage dapetnya kak Wendy yang cerewet, humoris, easy going, friendly lagi.
Kak Jisoo yang sadisnya minta ampun, cerewet dan mulut bak toa stasiun, dapetnya Kak Haein yang kalem, ramah, tentara pula.
Kak Soodam yang hobi banget shopping, doyan main, pelit, ga bisa bahasa Inggris, dapetnya si Denise yang notabenenya anak Texas, jago nyanyi, udah gitu dermawan banget.
Terus Jimin yang manja, kek bocah, ceplos sana ceplos sini, tukang ghibah, nyantolnya di Winter yang kek kulkas, humoris sih, tapi cuek akut.
Hmm, kapan ya gue punya pacar?" monolog Jeno panjang kali lebar kali tinggi yang jadinya kayak volume bangun ruang.
Tanpa dia sadari, ternyata keempat saudaranya beserta kekasihnya masing-masing menguping pembicaraan Jeno dari tadi.
"Ngomong apa Lo barusan Lee Jeno!" teriak Soodam.
"Ya gusti, mereka tadi nguping saya gitu ceritanya?" batin Jeno.
Ia hanya diam, berusaha menulikan telinga. Tapi sepersekian detik berikutnya, telinganya ditarik dengan kencang, oleh Soodam pastinya.
"Ampun Kak!" rengek Jeno.
"Tambahan deh buat noona satu ini, dia galak pake banget plus baperan," batin Jeno.
"Lepasin aja sih Boo, toh yang dibilang Jeno itu bener," ucap Denise.
"APA?!" pekik Soodam.
"Tambah lagi mulutnya kek toa stasiun," batin Jeno lagi.
Telinganya berdengung saat Soodam berteriak.
"Udah udah, nggak perlu ngurusin orang nggak penting. Mending kita berangkat ke restoran aja," ucap Karina melerai Denise dan Soodam.
Soodam pun menurut, meski harus pergi dengan perasaan dongkol.
"Wah, kalian semakin hari semakin dekat ya Tuan Muda," ucap pak Key, sopir pribadi ibunya.
Sedari tadi ia mendengar keributan dari luar. Saat memutuskan datang untuk melerai, justru pertengkaran itu sudah selesai.
"Ya begitulah Pak, hehe," jawab Jeno.
"Ngomong-ngomong, kenapa Tuan Muda tidak keluar bersama nona?"
"Syaratnya ada dua Pak, pertama harus punya pasangan, yang kedua pasangannya harus datang, sedangkan saya tidak punya pasangan alhasil pasangan saya tidak bisa hadir dan jadilah seperti ini," jawab Jeno seadanya.
"Cepatlah mencari pacar Tuan Muda, ketampanan anda itu seperti Tuan Besar, jangan sia-siakan kesempatan itu," saran pak Key.
"Iya Pak, terima kasih sarannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen 👑
Fiksi Penggemar"Menjadi tuan putri kebanggaan keluarga dan menjadi ratu di kemudian hari." Sebuah kisah tentang ia yang akan mewarisi tahta.