Part 4 [The Mysterious Person]

5.8K 574 7
                                    

Jungkook's pov

Tiba-tiba terdengar bunyi seperti benda dipukul.

"Apa itu adalah jawaban?" tebak Hoseok.

Hening sejenak.

"Uwaaaaa!!!" serentak kami semua menjerit ketakutan.

Bersama-sama kami berdiri dari sofa lalu berlarian entah ke mana. Aku hanya berlari mengikuti kakiku yang terus bergerak. Semakin aku terus berlari, suara langkah kaki yang lain semakin terdengar samar. Dan akhirnya suaranya hilang begitu saja. Mungkin aku sudah jauh dari ruangan tadi. Kuperlambat langkahku. Kedua tanganku memegangi beberapa anggota tubuhku yang terasa sakit. Selama berlarian tadi sebenarnya aku menabrak banyak benda. Bagaimana tidak? Mataku tak dapat melihat apapun yang ada di depanku sama sekali.

Kini aku mencoba berjalan perlahan sembari meraba-raba apa yang ada di depan. Rupanya ada sesuatu di hadapanku sehingga langkahku terhenti. Setelah diraba-raba nampaknya ini sebuah meja. Tanganku merayap di atas permukaan meja. Terdapat beberapa benda kecil di sana. Ada benda yang sepertinya sangat familiar bagiku. Dipeganglah benda itu olehku. Rasanya ada sebuah tombol di permukaannya. Kutekan tombol tersebut dan keluarlah cahaya dari benda tersebut.

'Senter?'

Ini akan mempermudahku untuk mencari teman-teman juga jalan keluar dari sini. Cahaya senter kusorotkan ke arah lain untuk mencari jalan. Kakiku berjalan kembali mengikuti cahaya senter yang kuarahkan. Hanya dengan ditemani senter ini aku menyusuri ruangan-ruangan mencari mereka. Tak ada tanda-tanda kehidupan di semua ruangan yang sudah kulewati.

'Ke mana mereka?'

Telingaku juga tidak menangkap sedikitpun suara selain bunyi langkah kakiku. Sekarang aku ada di ruangan yang nampaknya adalah ruang santai. Siapa tahu ada salah satu dari mereka di sini atau mungkin semuanya, kucari di setiap sudut ruangan. Di bawah meja, di dalam lemari, di belakang sofa, dibalik pintu, kucari mereka tanpa henti. Semua sudut ruangan sudah kutelaah tapi hasilnya nihil. Kuputuskan untuk keluar dari ruangan ini dan mencari lagi di tempat lain. Cahaya senter kuarahkan ke pintu keluar agar aku bisa berjalan ke sana tanpa harus menabrak benda.

Tapi sesuatu tertangkap cahaya senterku. Seorang pria dengan kulit pucat berdiri di pintu keluar. Sepasang matanya menatap ke arahku. Sontak aku terkejut sampai senter yang ada di tanganku terlempar jauh. Aku belum melihat jelas wajahnya. Siapa itu? Entah aku tidak tahu.

Secepat mungkin kuraih senter yang terlempar tadi. Namun sebuah tangan menarik salah satu tanganku. Alhasil aku tertarik olehnya dan tak berhasil mendapatkan senter itu kembali. Diriku berontak agar tangan orang itu lepas dariku sehingga aku bisa melarikan diri. Sayangnya pegangannya sangat erat jadi itu percuma. Entah aku sudah berada di ruangan mana, tapi tangannya tiba-tiba melepaskanku. Aku berniat akan langsung lari, hanya saja ada yang membatalkan niat tersebut.

Suara teriakan orang yang samar-samar terdengar. Sebuah pintu berdiri tegak di sampingku. Entah pintu menuju ke ruangan mana, tapi kedengarannya suara ini berasal dari sana. Tempatku berada ini tak terlalu gelap karena ada cahaya bulan yang masuk melalui jendela. Pelan-pelan kubuka pintu itu. Lelaki berambut oranye dengan tangan dan kaki terikat juga mulut ditutupi perekat ada di dalam sana. Rupanya ini bukan ruangan, melainkan semacam tempat penyimpanan alat-alat pembersih.

"Taehyung!" lekas kubuka perekatnya juga tali yang melingkari tangan dan kakinya.

"Apa yang terjadi?" tanyaku cemas.

"Jangan bicara keras-keras atau kau akan bernasib sama sepertiku... Mungkin juga lebih dari ini..." ucap Taehyung dengan berbisik.

Kepala kuanggukkan tanda mengerti. Bunyi langkah kaki tertangkap telinga kami masing-masing. Taehyung langsung menarikku masuk. Pintu ditutup rapat. Dari lubang kunci Taehyung mengintip keluar.

Black OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang