Di suatu hari di sekolah. Hujan gerimis melanda. Tampak ada dua manusia berbeda kelamin sedang duduk bersama.
Angel dan mantannya rupanya. Ceritanya, Angel lagi curhat ke mantannya soal Bagas yang putusin dia. Dan si mantan oke-oke aja nerima curhatannya. Mana pake ditenangin terus dibelain lagi. Curiga kalau mantannya gamon sama Angel.
Angel menangis tersedu-sedu, "Hiks... Masa dia langsung putusin aku cuma karena aku larang dia deket Aaron sama Reka?! Aku nggak Terima!!"
Si mantan bingung harus menanggapi bagaimana, jadinya dia cuma bilang : "Sabar ya, Angel..."
Kalimat andalan mah itu.
Merasa kasihan, si mantan mulai berpikir untuk membalas perbuatan Bagas. Membuat lelaki buncit itu menyesal karena telah mrusak hati Angel.
•••
"Jajan dulu ke kantin yuk, laper ini perut." ajak Bagas dengan ceria seperti biasa. Di sebelah kirinya ada Gilang dan di sebelah kanannya ada Reka yang lehernya di beri kalung hewan—anjing, biar doi nggak kabur buat bolos.
"Ini masih jam 8 pagi loh, bang." kata Angga mengingatkan. "Dia lagi hamil cacing kremi, jadi wajar kalau laper mulu." balas Gilang.
Bagas mencoba mencari alasan dengan mengorbankan Reka sebagai tumbal. "Gara-gara lihat si Reka yang bawa cilok, aku jadi ikutan laper. Reka, itu maneh beli berapa? Perasaan tadi kau udah bawa bekal sama ciki di tas, deh."
"Hm? 10 ribu, sama abangnya di kasih bonus 5 ribu." jawab Reka dengan lesu karena kalung hewan yang masih menempel dilehernya.
Sebenarnya, Reka bisa aja lepas langsung kabur. Tapi masalahnya, itu kalungnya canggih euy. Di buat langsung dari perusahaan ayahnya Angga. Ada remote controlnya juga yang kalau di tekan bakal ngeluarin sengatan listrik. Berhubung Reka masih sayang nyawa, jadi dia nggak berani berulah.
Remotenya sudah pasti di pegang oleh Angga si pemilik coker tersebut.
"Err, ini kalungnya bisa di lepas aja nggak?" tanya Reka yang terlihat tak nyaman. Padahal, dia kelihatan keren kalau pakai itu.
"Nggak. Nanti kamu kabur." balas Angga. Reka mencoba meyakinkan Angga, bahwa dirinya tak akan kabur. Sampai akhirnya Angga luluh. Aslinya, Angga tertekan sama Reka. Dari pada tuh mulut nggak diem jadi di lepas lah itu kalung.
Reka merasa bebas. Akhirnya, dia bisa rumbling bersama Eren.
Asyik bercanda, mereka tak sadar telah berpapasan dengan seseorang.
"Cih, si banci sempat-sempatnya senyum abis nyakitin Angel. Bocah nggak tahu diri kayak lo emang nggak pantes buat dia."
Bagas menoleh, melirik sosok orang yang menghujatnya. Gilang tersulut emosi. "Woy, kalau lu laki, ngomong langsung di depan anjir!" teriaknya dengan kencang.
"Abang kenal dia?" tanya Angga yang kepo. "Iya, urang kenal. Dia mantan Kak Angel. Reka juga inget 'kan? Yang katamu pernah nyari gara-gara juga."
Reka yang awalnya bodo amat dan sibuk menyantap ciloknya pun menoleh ke arah Bagas. "Oh, iya."
"Perlu saya patahin satu-dua jaringan nggak, Bang?" –Angga
"Udahlah, nggak apa kok. Cuekin aja. Mending kita ke kantin yok!" –Bagas
"Betul kata Bagas. Mending ke kantin, nih cilokku udah mau abis. Tinggal 6 biji." –Reka
Gilang membatin dalam hati. Diam-diam ia merasa kagum dengan Bagas. Gilang terharu melihat temannya yang dulu kekanak-kanakan menjadi lebih dewasa dalam bersikap. Kecuali, Reka yang masih saja mementingkan makanan.
"Tapi, yang paling parah si Aaron sama Reka nggak, sih?" di duga mantan Angel kembali berulah. Bagas dkk berhenti sejenak. Reka masih tetap bodo amat. Ia sudah memiliki gambaran tentang hal yang akan terjadi selanjutnya.
"Mereka emang nggak laku sama cewek atau 'belok' beneran sampe nempel ke lo terus? Jijik, haha." efeknya dengan suara yang cukup keras.
'Idih, idih nih orang. Nggak guna belok ke Bagas yang nggak berduit. Mending ke Angga.' batin Reka tak setuju dengan penuturan mantan Angel itu. Reka mulai merasakan hawa-hawa tak enak.
"Nih, aku dah dapet gambaran nih. Pasti bentar lagi Bagas bakalan kumat." bilangnya sih gitu, tapi doi tetep santuy makan ciloknya yang udah tinggal 3 biji.
"Kan." beneran kejadian ternyata. Apakah Reka ini cenayang seperti Saiki Kusuo?
BUAAAAKK!
BUAAAK!Gilang lelah. Angga segera menelpon pawang Bagas, yaitu Aaron. Reka nggak bisa di harap soalnya.
Pak Botak pun datang karena mendengar suara keributan yang ditimbulkan anak didiknya. Beberapa siswa meminta si bapak untuk melerainya. Tapi, Pak Botak malah ngedrama dan memilih untuk pura-pura tak tahu, lalu pergi dari sana.
Langkah kaki yang cukup keras dan saling bersahutan terdengar. Aaron si pawang babi edan sudah datang. Bagas dan mantan Angel sudah terlihat babak belur. Tampak mantan Angel yang meminta pertolongan dari Aaron.
"Jangan, Gas..." ucapnya dengan nada sendu. "JANGAN KASIH KENDOR! HAJAR TERUS!" lanjutnya sembari menginjak-nginjak mantan Angel bersama Bagas. Angga dan Gilang salah berharap ternyata.
"Tontonan yang bagus." komentar dari Reka. "Yah... Cilok urang tinggal sebiji." Reka sedih. Tontonan belum kelar tapi camilan nya udah menipis. Ditatapnya sebiji cilok yang sudah ia tusuk menggunakan tusuk kayu kecil dengan tatapan sendu.
"Nggak apa lah." baru juga mangap, mau nyaplok ciloknya. Tapi, malah jatuh ke lantai karena kesenggol kaki si mantan Angel itu.
Pluk
Semua terdiam. Siswa-siswi yang menonton terdiam. Bagas dan Aaron berhenti melakukan aktivitasnya. Semua tertuju pada cilok Reka yang jatuh ke lantai.
"Waduh, gawat, Ron." gumam Bagas. Aaron meneguk ludah. Merasakan hawa-hawa Reka bakalan jadi barongsai.
KYAAAAAAAA!!
BUAAAAAKK!
DUAAGG!!
JDAAKK!"MAMPUS LU, ANJ– CILOK SEBIJI GW JADI JATOH GEGARA LU! MAKAN NOH KAKI!" yah, si Reka malah join Aaron sama Bagas buat ngasih pelajaran ke tuh orang.
"AYO HAJAR TERUS, KA!!" seru Bagas dan Aaron. Akhirnya, mereka bertiga melakukan tindak kekerasan pada hewan—mantan si Angel maksudnya.
"Inilah kawan-kawan, pentingnya wajib belajar 9 tahun agar tidak bodoh seperti contoh di atas." –Gilang S7 periklanan
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST KIDDING :: just friends
Fanfiction❛❛Ini mah ngebully berkedok bercanda.❜❜ - : ❛Ketika para sahabat menemukan target menarik untuk di goda, disitulah kesabaran si korban di uji.❜ ⸙┊ Just Friends © CL NUNA ⸙┊ Fanfic © foxxiev •• NOTE •• -tokoh utama cerita ini ...