Sampai kapan

107 19 2
                                    

"Jadi kau benar-benar diajak keliling kota?" tanyamu sambil mengoper piring yang sudah kau cuci pada Shogo untuk dikeringkan sebelum ditaruh di rak.

"Iya. Kami bahkan mengunjungi toko didalam gang. Yah temanku yang satu itu memang yang paling update soal tren". Shogo mengingat kemarin seharian dibawa keberbagai tempat di kota. Entah kenapa para VISTY yang lain tiba-tiba sangat ingin berkeliling kota. Kantaro yang memimpin jalan  membawa mereka ketempat yang sedang nge-trend. Mereka bahkan mencoba berbagai makanan dari toko yang berbeda dan melihat benda-benda aneh disebuah toko pernak-pernik. Kelihatannya toko itu sekarang mendapat peminat setelah Kantaro menguploadnya di sosmed. "Banyak sekali tempat yang belum pernah kukunjungi tapi ada juga yang tidak akan kukunjungi lagi". Shogo teringat sesuatu. "Oh iya, ada restoran yang menjual makanan kesukaan [Nama] Nee-san. Rasanya enak sekali. Juga ada restoran yang harganya murah tapi porsinya besar!".

"Serius?! Ceritakan lebih detail soal makanannya!". 

Sambil melanjutkan cuci piringa kalian berdua saling berbagi info dan cerita. Tanpa sadar semuanya sudah selesai. Tapi kalian melanjutkan pembicaraan di sofa. Shogo menunjukan toko-toko yang dia dan temannya kunjungi. Selain itu banyak sekali toko yang dia rekomendasikan sampai kau kaget melihat jumlahnya.

"Shogo-kun, kok bisa kamu mampir ke toko-toko sebanyak ini dalam satu hari?".

"Eh?!". Shogo baru ingat kau mengira dia masih sekolah. Hampir saja dia mau bilang dia berkeliling sehabis kerja tapi hari itu bukan hari libur untuk anak sekolahan. "Ini pas libur kok. Temenku itu emang suka main juga eksis di sosmed makanya dia minta ditemenin. Aku juga kaget dia tau tempat sebanyak ini!". "Kalian kuat jalan ya. Aku sih pasti udah capek ditengah jalan". "Ah iya. Aku juga nggak biasanya keliling selama itu. Tapi saat dengan temanku lelahnya tidak terasa". Mendengarnya kau hanya terseyum lega Shogo memiliki teman yang baik. 

Alarm smartphone Shogo berdering. "Ah sudah waktunya aku pulang".

"Nggak kerasa udah jam segini ya".

"Ya. Setiap aku kesini rasanya waktu berjalan sangat cepat". Shogo memakai jaket dan masker. Setelah itu dia mengambil tasnya. Sambil berdiri kau memberi topinya yang ada di meja. "Terima kasih [Nama] Nee-san". 

Kau mengantar Shogo ke pintu. 

Shogo menurunkan maskernya. "Hari juga terima kasih. Aku tidak tahu kapan aku akan kesini lagi. Tapi aku pasti akan datang lagi".

"Kamu bisa dateng kapan aja. Tapi jangan lupa kirim pesan dulu".

Shogo mengangguk. Dia menaikakan maskernya lagi dan memakai topinya. Rasanya setiap kali dia akan pulang kau selalu ingat hari pertama kalian bertemu.

Pintu dibuka. "Kalau begitu sampai jumpa lagi [Nama] Nee-san". Shogo sedikit melambai padamu dan kau membalasnya. "Ya. Datang lagi ya". 

Setelah itu pintu tertutup. Kau menguncinya dan kembali ke ruang tengah menyalakan TV. Kau terus berpindah channel tanpa memperhatikan acaranya sama sekali. Lagipula pikiranmu dipenuhi hal lain. Kau melihat tempat disebelahmu. Tadi Shogo duduk disitu menceritakan harinya kemarin dengan temannya.

'Sejak kapan suara TV terasa sangat pelan?'

Biasanya hanya dengan menyalakan TV rumah yang kau tinggali sendiri akan terasa ramai. Tapi sekarang kau merasa sudah merindukan suara Shogo. Walau hubungan kalian sangat ambigu tanpa penjelasan, saat bedua dengannya adalah saat yang menenangkan. Ada saat dimana kau mempertanyakan kenapa kau membiarkan laki-laki yang tidak kau kenal masuk ke rumahmu, atau sebenarnya apa yang kau inginkan dari Shogo setelah melakukan semua ini. Kau tidak tahu apa-apa soal Shogo. Dia sendiri tidak pernah terlalu menceritakan latar belakangnya. Tadipun dia tidak memperlihatkan foto temannya. Bisa dilihat walau menghabiskan waktu bersama kalian masih tidak selalu terbuka dengan satu sama lain. Walau begitu.....

'Sepertinya aku jadi terbiasa dengannya. Aku merasa seperti kakak yang khawatir dengan adiknya yang pemalu'

Hubungan dan pertemuan kalian sangat aneh, bahkan kau mempertanyakan kewarasanmu. Tapi tetap saja kau tidak menyesalinya. Entah sampai kapan hubungan ini berlanjut. Kau hanya bisa menunggu.

Diluar Shogo juga memikirkan hal yang sama. 'Entah kenapa setiap aku pulang selalu saja ada rasa tidak ingin pergi'. Shogo merasa seperti anak kecil yang tidak mau berhenti untuk bermain. 'Apa aku merepotkan [Nama] Nee-san?'. 'Kuharap hari ini aku tidak menganggu'.

Pertanyaan demi pertanyaan terus bertambah. Tapi pada akhirnya dia hanya mengingat senyummu saat memintanya datang lagi. Shogo tidak tahu kapan jadwalnya bisa kosong untuk kerumahmu lagi. Tetap saja dia ingin datang lagi dan menghabiskan waktu denganmu. Rasanya ketika bersamamu berbeda saat dia dengan VISTY. Sepertinya kau menjadi seseorang yang berharga seperti member VISTY baginya.

'Kalau dia sampai tahu aku yang sebenarnya, bagaimana reaksinya?'

Memikirkan itu membuat Shogo takut kau akan membencinya.

'Tapi aku sendiri yang waktu itu menerima tawarannya dan melakukan seenaknya. Kalau [Nama] Nee-san kecewa kurasa itu apa boleh buat'

Shogo melihat langit kejinggaan yang mulai gelap.

'Percuma aku memikirkan ini sendiri'

Shogo melihat matahari yang mulai tenggelam dikejauhan.

'Entah sampai kapan kami akan terus seperti ini, tapi aku tidak menyesalinya'

Dan selama itu juga Shogo ingin terus menghibur dan menemanimu. Shogo tersenyum membayangkan bagaiman kau akan menyambutnya saat dia datang kerumahmu nanti. Apa yang akan dia bawa dan ceritakan. Apa yang akan kau buat untuk makan malam. Dan apa yang akan terjadi kedepannya. Dia hanya bisa menunggu tidak sabar sampai dia datang lagi.

Paradox Live Yamato Shogo x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang