'Kaaaak Kaaaak'
Dibawah langit sore dan suara gagak, kau berjalan tertatih-tatih dari tempat kerjamu.
"Tapi aku harus pulang karena dia sendirian.... dia pasti pasti kesepian...".
Mengingatnya kau memanggil tenaga terakhir yang tersisa di kakimu dan mulai berlari. Memang tidak sampai berlari sprint kau ingin bisa secepat mungkin pulang kesisinya.
"Aku pulang Shogo-kun~".
-Tap tap tap-
"Myaaa!"(Nee-san sudah pulang)
Kucing biru melangkah menyambut kepulanganmu dengan kepala terangkat menatapmu dan ekor yang berdiri lurus sedikit berkibas saat berjalan. Kau bisa melihatnya seakan tersenyum dengan mata berbinar-binar.
"Shogo-kuuuuun~ Apa kamu nunggu aku pulaaaang~".
"Myaaa~"(Iya~)
Kau ingin segera mengangkat dan memeluknya. "Tunggu dulu ya aku ganti baju dulu". Kau segera melangkah melewati Meong Shogo ke kamar.
Kau menutup pintu untuk ganti baju.
Meong Shogo terkejut kau menghilang didepannya. Dia melihat kearah pintu yakin kau baru saja didepannya. Dia bisa mencium baumu.
"Myaa...?"(Nee-san...?).
Dengan cakarnya dia mencoba mengetuk pintu berharap akan terbuka. Tapi sayangnya tidak terjadi apa-apa. Meong Shogo mencoba mendorong pintu dengan sekuat tenaga tapi lagi-lagi tidak terjadi apa-apa.
"Meong...meong...?"(Nee-san... apa baik-baik saja?)
Dibalik pintu kau bisa mendengar eongan Meong Shogo. "Imut, kayaknya udah laper ya. Cepet-cepet ganti baju sama cuci tangan dulu".
Kau selesai ganti baju dan membuka pintu. Dengan cepat Meong Shogo masuk lewat celah pintu yang baru terbuka.
"Myaa~"(Nee-san ada disini~)
Sambil mengeong dia menempel ke kakimu untuk menempelkan baunya. "Shogo-kun~ Imutnya~". Kau menggendong Meong Shogo ke dapur. Kau bisa mendengar dengkurannya dipundakmu.
Sebelum menurunkan Meong Shogo kau mendekapnya merasakan bulu lembut dan dengkurannya . 'Purrr...purrr...'. Rasa lelah perlahan menghilang seiring suara dengkurannya.
"Aww~ aku sayang Shogo-kun~".
"Myaa~ Mreow~"(Aku juga sayang Nee-san~)
"Seharian ini aku kangen banget cuma pingin pulang ketemu Shogo-kun~"
"Myaa~ Myaong~"(Aku juga seharian ini nunggu Nee-san pulang~)
Meong Shogo menatapmu dan berkedip pelan.
".....Udah laper ya? Nggak biasanya kamu ngeong-ngeong begini".
Meong Shogo hanya terdiam tidak percaya apa yang dia dengar. Walau begitu dia tetap makan dengan lahap untuk menghiburmu. Kau juga memakan Mie Cup sambil menemaninya.
Setelah makan kalian hanya tiduran didepan TV walau kalian tidak menontonnya sama sekali. Meong Shogo terus memijatmu di perut, punggung dan paha seperti membuat biskuit. Dia akan menepukmu untuk berbalik agar bisa memijat sisi yang lain.
Begitu selesai Meong Shogo hanya duduk seperti roti dipelukanmu dengan mata tertutup. Kau menggaruk dagu dan pipinya. Dengkurannya tidak pernah berhenti.
"Fufu, Shogo-kun imut".
"Purr... Purr...".
Kau mengangkat Meong Shogo tinggi-tinggi untuk melihat wajahnya. Dia tidak memberontak sama sekali seperti boneka hanya memiringkan kepalanya penasaran apa yang ingin kau lakukan.
"Rasanya baru kemarin aku bawa kamu pulang".
Kau masih ingat hari hujan itu seperti kemarin. Dimalam gelap dan dingin itu kau dalam perjalanan pulang melihat seekor kucing yang berteduh. Kau terus memperhatikannya tanpa sadar dan mata kalian bertemu. Didetik itu kau tidak bisa mengabaikan tatapan meminta tolong itu jadi kau bawa pulang kucing itu.
Kau mendekap Meong shogo merasakan kehangatannya seperti hari hujan itu.
"Sayangnya ada kemungkinan kamu punya orang jadi harus aku kembaliin".
Meong Shogo memakai kalung dan terlihat terawat. Sayang dikalungnya tidak ada informasi apapun selain namanya jadi kau hanya bisa menunggu ada yang mencarinya. Meong Shogo pastinya kucing peliharaan yang berharga karena dia langsung percaya padamu dan tidak pernah mencakarmu.
"Purr...purr..."(Nee-san jangan sedih)
Meong Shogo yang merasakan kesedihanmu mulai mengusapmu dengan dengkurannya juga menggosokan kepalanya ke wajahmu.
"Uph... Shogo-kun geli...". Walau bilang begitu kau membiarkannya karena suara dan dengkurannya menenangkanmu. Perlahan matamu makin memberat. Kau tidak bisa menahan kantukmu. "Yah kita pikirin nanti aja deh, sekarang kita tidur dulu".
Meong Shogo menatapmu yang terlihat mengantuk. Dia mencium hidungmu lalu menempelkan jelly kakinya ke pipimu dan mulai memijat lagi. Kau hanya pasrah membiarkannya juga meninggalkannya menuju alam mimpi.
-Keesokkan harinya-
"Jadi karena itu Nee-san pingin ngelus-ngelus aku hari ini?" tanya Shogo yang sedang dielus kepalanya sambil tidur dipahamu.
"Iya, itu pasti pertanda aku harus manjain Shogo-kun hari ini".
"Uhmm... Gitu...?". Shogo tidak berani menghadapmu hanya menyilangkan tangannya menahan rasa malunya sedikit dilema antara senang dielus olehmu dan sebal kau tidak peka dengan perasaannya.
"Shogo-kun, kamu juga pasti kecapean akhir-akhir ini kan?".
Mendengar pertanyaan itu Shogo memang kelelahan akhir-akhir ini. Terutama karena kalah di Paradox Live dia dan Visty harus merencanakan kembali karir mereka.
"......Iya. Akhir-akhir ini memang berat...".
"Tuh kan, berarti mimpiku tepat sasaran".
"Pfft, ahahaha kayaknya iya ya" Shogo hanya bisa tertawa. "Tapi masih belum berakhir. Aku masih harus berusaha".
Kau tersenyum mendengarnya. "Mmhm, tapi sekarang Shogo-kun harus istirahat. Kerja bagus Shogo-kun".
Shogo melirik kearahmu, melihat senyummu. Wajahnya langsung memanas membuatnya refleks bangun untuk duduk tidak ingin kau melihat wajahnya yang memerah. Dalam sekejap penyesalan menyusul.
"Ah, Nee-san... aku nggak maksud...".
"Udahan nih dielusnya?" tanyamu dengan nada iseng.
Shogo tahu kau hanya menggodanya tapi dia terlalu malu untuk mengakuinya. Dia hanya diam menggembukan pipinya.
"Mau aku elus sambil kupeluk sekarang?" kau melebarkan lenganmu sebagai aba-aba.
Shogo terlihat terkejut dan ingin mengatakan sesuatu tapi dia mengurungkannya dan hanya mendekat kearahmu masuk kepelukanmu.
"[Nama] Nee-san curang" bisiknya tapi dia tidak bisa menolakmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paradox Live Yamato Shogo x Reader
FanfictionKau pekerja kantoran biasa dan sangat terobsesi dengan dunia 2D. Kau sibuk mencari uang untuk bisa memenuhi hobimu ini. Kau tidak pernah mengira akan memiliki hubungan dengan lelaki sungguhan dengan kejadian dan kebetulan yang aneh Bagaimana ceritan...