Part 6

98 4 2
                                    

Rangga's POV

Sudah 3 hari berlalu, tetapi tiana belum juga sadar, aku mulai khawatir.
Aku mondar mandir sesekali melihat tiana yg pucat.
'Ayolah tiana! Sadar' batinku memohon.
Lalu tiba tiba aku melihat tiana yg sudah mulai membuka matanya dengan bergetar.
"Tiana?" panggilku lembut dan mengelus puncak kepala tiana perlahan.
"Rangga ?" tanyanya dengan suara serak..
"Iya ini aku?, kamu udah mendingan?'' tanyaku padanya.
Dia hanya mengangguk,
"Aku lapar!" katanya sambil memegang perutnya.
Aku tertawa dan mengambil bubur yg sudah aku sediakan.
Aku membantunya duduk.
Dan aku mulai menyuapinya.
"Kau pingsan selama 3 hari, kau tau?
Aku disini sudah hampir gila, karena menunggumu, aku pikir kau sudah....?" kataku yg terpotong.
"Sudah apa hah ?" jawabnya dengan jengkel.
"Tidak! Yasudah makan lagi" kataku mengalihkan pembicaraan.
"Siapa yg memberi kabar kerumah sekolah ?" tanya tiana.
"Aku, emang kenapa?" tanyaku sambil menyuapinya .
"Tidak apa apa" jawabnya siangkat.

Setelah menyuapi tiana,
Aku membereskan semuanya.
Aku menyuruh tiana untuk istirahat.
Aku pun duduk di teras rumah tiana.
'Ada apa denganku, kenapa aku begitu tertarik pada wanita itu! Apa aku menyukainya ?.. Dia begitu polos. Apa dia juga menyukaiku ?" batinku kacau.
Aku mengusap mukaku kasar, dan menghembus napas berat.
Aku mulai frustasi sekarang. Aku tidak pernah setertarik itu sebelumnya.
"Arrgh" aku menghela napas berat.
Dan masuk ke rumah tiana.

Aku melihat tiana yg masih tertidur.
Sekarang dia sudah tidak terlalu pucat lagi.
'Dia begitu cantik saat tidur' batinku, aku tersenyum.
Aku pun duduk di samping kasur.
Aku melihatnya dengan detail.
'Dia sangat sempurna bagiku, apa dia soulmate ku ?, aku mohon iya?' batinku.
Dari tadi aku berpikiran macam macam , sampai sampai aku tidak sadar kalau tiana sudah bangun.
"Ada apa? Apa ada masalah?" tanya tiana yg baru saja bangun.
"Tidak!" jawabku tanpa menoleh keatas tiana.
Tiana pun duduk.
"Apa kau baik-baik saja?" tanyanya lagi.
"Tidak," jawabku singkat. Dan melihat tiana.
"Kau ini kenapa sih, apa ada masalah sampai membuatmu seperti ini?" tanyanya mulai khawatir.
"Tidak ada tiana, aku hanya lelah!" jawabku lembut.
'Leleh karena memikirkanmu tiana' batinku.

"Yasudah, kamu pulang aja, aku disini sudah tidak apa apa kok!" jawabnya lembut sambil tersenyum.
"Yasudah kalau begitu, aku pulang ya?" aku pamit pada tiana dan langsung pulang.

Tiana's POV.

Aku beranjak dan membersihkan diri. Aku mengganti pakaianku dan Mulai belajar. Aku melihat handphoneku yg bergetar. Dan mengambilnya. Aku lihat ternyata riena yg sms aku.
apa kabar tiana, aku sangat
Merindukanmu,?
✅aku baik baik saja! Oia kau kapan
Pulang? Aku juga sangat
Merindukanmu.
⚪aku jga tidak tau. Mingkin beberapa
Bulan lagi, hehehe.
✅itu masih lama bego?
Aku mau curhaat..
⚪curhat apa, udah kek ABG aja lu,
Udah cepet cerita.
✔sepertinya aku suka sama rangga,
⚪rangga yg mana?
✔ih , dasar pikun.
Yg duduk di sampingku di kelas.
Ingat?
Lama aku menunggu balasan.
'Sepertinya dia sedang berpikir' batinku.
Drrt.. (Handphoneku bergetar).
aku membuka pesan.
oooooh.... Yg muka datar itu ?,
Kok bisa kamu suka sama dia?
Dia memang ganteng, tpi dia
Kelihatan jutek.
✔tapi dia perhatian sama aku!
Sepertinya dia juga suka sama aku!
⚪yg bener kamu? Sejak kapan dia
Perhatian sama kamu ?
'Aku gk mungkin bilang sama tiana, kalau dia vampir, ' batinku
✔sejak kemarin. Hehehe.
Balasku bohong.
oh iya iya, udah dulu ya, aku
Aku ngantuk ni, besok kita smsan
Lagi ya, byee!
✔yasudah, iya, byeeee
Akhirnya kami selesai,
Akupun langsung tidur.

Keesokan paginya aku pergi kesekolah.
Sesampainya disekolah, seperti biasa aku org pertama yg sudah hadir paling awal di sekolah.

Pelajaran sudah dimulai akan tetapi aku tidak melihat rangga sejak tadi,
"Tiana?" panggil buk intan.
"Eh, i-iya buk ada apa?" tanyaku gugup.
"Dimana rangga?" tanya buk intan.
"Saya tdak tau buk, dari tadi saya tidak melihatnya" jawabku.
"Apa ada yg melihat rangga?" tanya buk sinta pada semua muridnya.
"Tidak buk!" jawab mereka serempak.
"Yasudah kalau begitu. Kita mulai pelajarannya."
Kamipun memulai pelajaran.

Sewaktu jam istirahat, aku kekantin.
Aku duduk di paling pojok.
"Hei tiana?" sapa shinta padaku.
"Eh shin" aku tersenyum.
"Kamu ada hubungan apa sih sama rangga?" tanyanya to the point.
"Tidak ada hubungan apa apa. Memangnya kenapa? " tanyaku penasaran.
"Kalian sangat aneh" kata shinta dan mengernyitkan dahi
"Aneh kenapa? Memangnya apanya yg aneh, menurutku biasa saja." jawabku bingung.
"Kalian sering absen dan kalian absen secara barengan, memangnya itu tidak aneh?" jelasnya
"Eh emm?... I-itu a-aku....?" jawabku salah tingkah

Kriiiiing.

"Eh udah bel aku duluan ya?" balasku dan langsung meninggalkan shinta.

Huf, aku menghela napas lega.

~~~

4 hari sudah berlalu.

Aku duduk termenung di kursi kelasku.
'Kemana rangga? Udah 4 hari dia absen sekolah, apa dia sakit stau menghindariku?' pikirku dalam hati.

Aku baru kali ini gk semangat kesekolah, apa karena rangga?.
Aku mulai menyukai rangga, aku mengharapkan rangga kembali kesekolah, aku sangat merindukannya.

Sekarang aku pendiam kembali seperti dulu.
Apa rangga menjauhiku?

Aku pulang dan langsung menuju kekamarku.
Aku merebahkan tubuhku yg lelah ke atas kasur.
~~~

Aku saat ini sedang menonton tv.

Prankkk..

Aku terlonjak kaget saat mendengat suara barang yg terjatuh di kamarku.
Aku langsung bergegas ke kamar.
Saat ak mambuka pintu, aku melihat seseorang yg mirip dengan rangga sedang membereskan barang yg ia jatuhkan.

Rangga's POV.

"Ah, pake jatuh segala ni gelas" cerocosku pada diri sendiri.
Aku mendengar pintu kamar yg terbuka, dan aku langsung membuang gelas yg aku pecahkan kedalam tong sampah.
"Rangga?" tiana memanggilku.
"Iya, maaf aku.... ! Brak.
Belum sempat aku melanjutkan kata kataku, tiana langsung berlari dan memelukku, aku agak mundur saat tubuhnya menabrakku.
Aku membalas pelukannya dan mengelus punggungnya lembut.
"Kamu kemana aja?" tanyanya masih memelukku.
"Aku ada urusan!". Jawabku dan tersenyum, aku mencium wangi khas tiana yg sangat menenangkan.
"Aku merindukanmu"
Deg..
Aku terkejut saat tiana mengatakan itu.
Lalu aku berusaha bersikap biasa saja.
"Aku juga!" jawabku dan memeluknya maki erat.

Lalu aku melepaskan pelukanku, dan aku melihat tiana menangis, saat melihatnya menangis rasanya hatiku di cabik cabik oleh pedang.
Aku menghapus air matanya, dan menenangkannya.
Dia mulai tenang dan duduk di sofa kamarnya.
'Apakah ini saatnya aku menyatakan Cintaku pada tiana?' batinku.
Aku mulai mendekatinya.
Dan aku berlutut di hadapannya.

"Tiana?" panggilku.
"Em?" jawabnya.
"Em.. Aku.. Aku..?" aku sangat gugup.
"Ada apa rangga?" tanyanya bingung.
"Em tidak jadi" kataku, aku tidak memberanikan diri untuk menyatakannya sekarang.
"Oh, yasudah" balasnya singkat.

-------------------------------------------------------------

Terimakasih sudah membacanya, mohon vomentnya ya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Destiny (Part 5)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang