Kim JunGoo as your brother hc

2.7K 323 3
                                    

•​Kamu dan Goo sangat akrab, sehingga membuat apartemen kalian suka di tegur oleh tetangga karena keributan yang kalian buat.

"Kak," panggilmu.

"Hm?"

Goo menengok ke arah kamu dalam keadaan menyeruput mie.

"Kakak makan puding aku ya?"

"Enggak kok."

Kamu menyipitkan matamu, kamu melihat dengan jelas bahwa di meja ada cup puding yang sudah kosong. Goo yang sadar dimana arah matamu langsung mengambil cup puding dengan hati-hati.

"Gak ada tuh."

Kamu menggerakkan gigimu. "Si brengsek ini."

"BELIKAN AKU PUDING BARU BANGS*T!"

"Gak mau ble,"

Goo lari darimu dan tentu saja kamu mengejarnya.

TOK TOK TOK

Suara ketukan pintu yang sangat keras, Goo membuka pintunya dengan keadaan kamu menggigit lengan Goo. Seorang pria yang memegang sebotol Soju itu terlihat kesal.

"Dasar anak muda, kalian pikir cuman kalian yang ada disini?! Ini sudah ke 20 kalinya aku menegur kalian!" Ucap om-om itu.

"Hahaha, maaf ya om. Tadi ada kesalahan kecil,"

"Cih dasar adik kakak liar, hati-hati kalian diusir oleh pemilik apartemen ini."

Om-om itu pergi ke tempat asalnya.

"Adikku sayang udah ya, kakak beliin lagi deh pudingnya."

Kamu melepaskan gigitanmu lalu pergi.

"Yah ngambek."

•​Goo itu berisik, jail, kembarannya setan, tapi dia tidak mau cari masalah saat kamu datang bulan. Itu mengapa di kalender selalu ada tanggal yang dibulatkan untuk mencegah pencabutan nyawanya.

Goo berada di depan pintu kamarmu, arah jarum jam menunjukkan pukul sembilan pagi dan kamu belum keluar kamar. Goo menggaruk-garuk kepalanya.

"Dasar kebo, bangun oy."

Goo menggedor-gedor pintu kamarmu. Kamu langsung membuka pintunya dengan kesal, tatapanmu tajam dan ada kantung mata.

"Apa bangs*t?"

Pria pirang itu terkejut, "Tidak jadi!" Goo langsung pergi dan mengecek kalender. Ternyata hitungannya sudah benar, hari paling mematikan. Dia harus berhati-hati untuk hari kedepannya.

Dan selama tujuh hari kedepan Goo memperlakukan kamu seperti majikan. Dan setelah datang bulan dia mulai bersikap seperti setan lagi.

•​Kamu itu gampang kebawa emosi, dan Goo itu suka memprovokasi kamu.

Kamu memukul meja, menatap tajam seorang preman yang sengaja menumpahkan minuman ke bajumu. Goo menyaksikannya dengan antusias dan mengajak para pelanggan taruhan siapa yang menang.

"Sialan kau sengaja ya?"

"He~ maaf aku tidak bermaksud gadis cantik."

Preman itu mengambil tisu dan mencoba mengelap dadamu yang penuh air. Kamu menahan tangannya.

"Wah dia mau megang dadamu tuh (Name), hajar (Name) dia mau menyentuhmu tuh~" Goo memprovokasi kamu.

"Hajar ya.... Saran yang bagus."

Kamu mengambil kursi dan memukul preman itu dengan kursi, kamu dan preman itu saling pukul-pukulan dan hasilnya sudah jelas kamu menag orang Goo yang ngajarin kamu kek gitu. Kamu duduk di perut preman itu dan terus memukul wajahnya, preman itu sudah tidak berdaya lagi.

Goo langsung mengangkat kamu seperti kucing, "Sudah sudah, nanti dia mati. Ayo kita pergi."

Goo menarik kamu keluar, kamu mengacungkan jari tengahmu ke kelompok preman itu.

'Fufufu menyenangkan,' batin Goo.

•​Walaupun Goo kayak setan, gitu-gitu dia sayang kamu. Dia gak suka kalau kamu nangis, makanya dia cari uang dengan cara apapun supaya kamu bahagia walau dia tau uang bukan segalanya.

Goo baru saja pulang, dia sepertinya habis menagih setoran anak-anak crew dengan kasar. Lelaki itu pergi ke ruang tamu, manik hitamnya melihat ke arah kamu yang sedang fokus menonton drakor.

"Hiks..."

"(Name)?"

"Kakak?"

Goo yang panik langsung memegang wajahmu, "K-kenapa? Kenapa? Ada yang sakit?!"

Kamu geleng-geleng kepala, kamu menunjuk kearah tv.

"Cowo rubahnya mati,"

Goo menghela nafas, dia menempelkan dahinya ke bahumu. Kamu bingung dengan kelakuan kakakmu itu, Goo mulai mengambil dompetnya di tas dan menarikmu keluar.

"Mau ngapain?"

"Ayo belanja."

"Hah! Padahal kakak baru pulang!"

"Ayo." Goo menarikmu, kamu menahan pegangan pintu.

"Iya iya iya setidaknya aku ganti baju dulu kek!"

"Gak ada waktu." Goo pun menggendong kamu layaknya sebuah karung beras.

28-04-22

Lookism HaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang