03.

10 3 15
                                    

"Oh... jadi lu suka Ka Jaehyun, dia itu ketua OSIS?" Ucap Karina, tadi sebelum direbut bukunya ia sempat melihat sekilas bertulis 'Jae...'setalah itu iya tidak tau, tapi saat dia berfikir dia mengingat jika saat di sekolah Winter menunjuk sosok Jaehyun dan memberi taunya, dia juga memuja-muja paras kakak kelasnya.

"Ha! Ka Jaehyun?" Tanya Winter merasa bingung, ia kita dia akan ketahuan jika dia mencintai Jaemin tapi ternyata temanya ini malah berucap nama yang berbeda.

Bukanya bagus? Jika Karina tidak tau, itu aman. syukurlah. Dia tidak harus memikirkan hal buruk. Buruk? Bisa aja karina kasih tau Jaemin, itu hal yang sangat buruk. Winter takut jika ditolak.

"Iya Winter ka Jaehyun. Lo gausah boong sama gw. Kita gaboleh ada yang bohong, kita sahabat inget itu. Rahasia lo bakal aman sama gw. Gw dukung lu 100%. Semoga berhasil." Ucap Karina dia sangat antusias saat mendengar kabar jika sahabatnya mencitai seseorang, Karina pasti akan membantu, dia harus menyatukan Winter dan ka Jaehyun.

"Ah... iya, hm... lo jangan kasih tau siapa-siapa. Ini rahasia kita berdua." Ucap Winter sambil mengarahkan jari kelingking nya.

"Iya aman." Ucap Karina menyatukan jari kelingking. Mereka saling menatap dan setelahnya tersenyum bersamaan. "Jadi inget waktu kita kecil deh." Ucap Winter. "Kita lagi nostalgia kemasa kecil. Lu inget gk kalo kita saling janji pasti jari kelingking. Aduh jadi kangen makanan Bu inem." Ucap Karina mengingat bagaimana rasa masakan ibu kantin langganan dia dan Winter.

"Ayo lah kita kemana aja. Ubah rencana gimana?" Ucap Winter dia juga sama rindunya dengan masakan ibu kantin kesayangannya.

"Skuy lah." Ucap Karina mengambil tas di meja rias Winter.

"Lu ko jadi tolol!" Ucap Winter mengambil Hairdryer di samping meja rias.

"Iya juga." Ucap Karina sambil menggaruk tengkuknya.

Setelah ritual panjang Winter merias dan banyaknya cekcok saat memilih baju. Cekcok? Iya mereka cekcok dalam warna baju, Winter suka yang mencolok dan Karina suka yang gelap. Semuanya terlewati saat sang mama winter memasuki kamar dan memilih bajunya. Tidak ada yang bisa menolak jika sudah dicampuri masalah ibunya winter. Kan mereka takut diamuk mama Wendi, apa lagi moodnya naik turun. Tadi saja memilih baju marah-marah setelah liat baju kecil Winter yang masih tersimpan disana ibunya mengikik girang.

Mereka saat ini sudah sampai di parkiran di sebuah rumah makan 'Bu Inem' tulisan itu tertera di papan.

"Pak ini uangnya, kembalian ambil aja." Ucap Winter memberi dua lebar warna merah.

"Wah tempatnya ga berumah, masih sama. Ayo gw gk sabar pengen makan, perut gw bunyi nih!" Ucap Karina menarik tangan winter memasuki rumah makan yang dia rindukan.

Mereka melihat pengunjung ramai disana, banyak pelanggan yang berbaris mengantri makanan. Mereka akan memesan dan mengambilnya sendiri. Melihat sekeliling tidak ada yang berubah masih sama. Dia berjalan melihat bingkai foto yang disana terlihat seorang wanita dewasa dan dua anak kecil. Senyumnya merekah dia mengelus fotonya, iya itu foto dia dengan penjual disana.

Flashback

Di depan gedung sekolah TK terdapat dua anak kecil sedang menunggu jemputan.

"Wintel cupir kita belum jemput, di depan ada lumah makan kita kesana yuk. Aku leper." Ucar Karina kecil.

"Cama wintel juga laper Karina. Ayo cita kesana aja." Ucap Winter kecil menggandeng tangan karina.

"Hey kalian mau kemana?" Ucap pak satpam.

"Kita laper pak Mamat, aku cama winter mau kesana. Pingin ici pelut, pak supir lama." Ucap Karina mengerucut bibirnya.

"Yaudah bapak bantu kesana. Banyak kendaraan kalo kalian kenapa-napa gimana? Itu bahaya!" Ucap pak satpam menuntut kami pergi kesana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang