Sepulang dari sekolah memang benar Fajri mampir dahulu kerumah Fira. Dipikir sudah lama memang ia tak berkunjung.
"Gimana Fajri sekolahnya?" Tanya Ibunda Fira.
"Alhamdulillah lancar Kok Tante" ujar Fajri ramah
"Bagus deh kalo begitu. Bekel nya Fira tadi gimana enak?"
"Bekel? Bukannya Tante yange masak?"
Wanita itu menghela nafas nya , heran dengan kelakuan Fira.
"Fira tuh kebiasaan deh. Itu sebenernya Fira yang masak. Dia sendiri bilang sama bunda, 'bunda hari ini Fira mau masakin aji. Semoga aji suka ya bunda' " ujarnya meledek si anak.
"Hayoloh bunda Ama aji ngomongin aku ya?" Tiba tiba saja Fira datang menuruni tangga.
"Kalo iya, kenapa?" Ledek bundanya lagi.
"Udah ah, bunda mau ke kamar. Kamu main gih sama aji. Inget ya jangan ke kamar"
"Ih padahal tadi Fira mau ajak aji ke kamar" Fira memanyunkan bibirnya.
"Belom sah Fira!" Peringat bundanya.
"Bunda tinggal ya ji" pamitnya
Bunda Fira akhirnya masuk ke kamar meninggalkan Fira dan Fajri di ruang tengah.
Dengan jahilnya Fira melirik kearah Fajri
"Aji, ayo ke kamar!" ajaknya.
.
"Gue ngerti perasaan Lo , sabar ya son" Shandy, ia akhirnya mendengarkan masalah yang dialami zweitson.
"Bang, tadi Fiki bilang kalo mau aji peka zweitson harus bisa nyaingin Fira, tapi zweitson gamau" kata Fiki memakan makanannya.
"Bukan gitu bang, aku cuman gamau hubungan aku sama aji renggang kedepannya" kata zweitson.
"Apa salahnya Lo mencoba?" Kata Shandy meneguk kopi didepannya.
"Tapi bang.. nanti kalo aji tau gimana? Dia bakal benci sama aku"
"Lo nyoba aja belom son."
"Tunjukin perhatian Lo ke aji , tunjukin kalo emang Lo beneran suka sama dia son. Kalo Lo diem aja , sampai kapan pun aji juga gaakan pernah ngerespon Lo"
Mungkin sudah saatnya zweitson Memberikan sedikit perhatiannya pada Fajri. Selama ini dirinya hanya mampu menahan rasa, dan tak memperjuangkannya.
"Lo gausah mikirin kedepannya hubungan Lo sama aji gimana. Lo ga usah khawatir akan hal itu. Percaya sama gue Lo pasti bisa" ujar Shandy sambil mengacungkan jempol nya.
🐰🐰🐰
Suasana malam hari ini sejuk. Sedikit menenangkan hati pemilik kacamata bulat itu.
Perkataan Fiki dan Shandy menari nari di kepala zweitson. Harus bagaimana? Harus darimana ia memulai?
Bagaimanapun juga , ia pasti akan selalu kalah dari Fira. Dirinya lelaki, Fira seorang wanita. Tidak mungkin juga sepasang lelaki bisa bersatu. Walaupun buktinya sudah ada di depan mata.
Untuk hubungan shandy dan Fiki, entahlah zweitson juga tidak mengerti, kenapa hubungan asmara temannya dengan lancar berjalan.
"Aji, gue tau perasaan ini salah ji. Tapi gue ga bisa menahan untuk ga suka sama Lo" monolog zweitson terdengar lirih.
Dirinya memutuskan untuk tidur daripada larut dalam kenyataan pahit ia dan Fajri tak bersama.
.
Zweitson hari ini bangun lebih awal. Ia bergegas mandi dan memakai seragam. Setelah itu ia Menyiapkan bekal.Melihat kemarin Fira memberikan bekal untuk Fajri dirinya juga akan melakukan hal yang sama. Kalau Fira bisa mengapa ia tidak?
"Gue bikinin nasi goreng aja kali ya" gumam nya. Sempat ia pikir memberikan sebuah roti untuk Fajri. Tapi menurut nya , ia membutuhkan lebih dari hanya sekedar roti.
Mendengar keributan dari dapur, ibu zweitson keluar memastikan siapa diluar.
"Son? Udah bangun? Tumben masak" katanya.
"Eh ibu. Iya zweitson udah bangun dari tadi. Zweitson lagi masak bekel ke sekolah"
"Bekel buat siapa? Biasanya juga bawa roti"
Zweitson tersenyum malu malu. "Zweitson lagi pengen aja bawa nasi goreng. Sekali kali bawa nasi lah Bu"
"Yasudah. Sini biar ibu lanjutin, kamu siap siap sana. Keburu nanti Fajri nya dateng"
Ibu zweitson mengambil alih masakan anaknya. Membiarkan zweitson menyiapkan peralatan sekolah nya.
Drrtt..
"Halo , kenapa ji?" Zweitson mengangkat panggilannya saat tau siapa yang menelpon nya.
'halo , son sorry ya gue kayaknya ga bisa berangkat bareng Lo. Gue udah janjian sama Fira'
"Santai ji, gue bisa berangkat sendiri kok" ujarnya.
'hati hati, thank you ya son!'
Begitu panggilannya tertutup, zweitson jadi merasa sedikit tak bersemangat. Tapi kalau dipikir lagi, untuk apa ia cemburu?
"Son , nih bekelmu Udah jadi –ia memberikan kotak makannya– Gimana aji? Udah sampe?"
Zweitson menggeleng pelan "dia udah janjian Bu sama pacarnya, zweitson berangkat sendiri aja"
"Yaudah, berangkat sekarang, nanti telat!"
Zweitson menyalimi tangan ibunya lalu pergi menggunakan motornya.
🐰🐰🐰
Dengan langkah yang sedikit terburu buru, zweitson berjalan menuju kelas. Ia berniat memberikan bekal itu sekarang.
Namun pupus harapannya ketika melihat Fajri dan Fira bersama. Keduanya terlihat asik bercanda hingga tak menyadari kehadiran Zweitson.
'gapapa son, lo bisa ngasih ini buat istirahat nanti' ucapnya dalam hati.
"Ekhem asik banget berdua" zweitson mencoba memecah fokus keduanya.
"Eh son udah dateng" sapa Fajri
"Ya Lo liatnya gimana ji" kata zweitson datar
"Sini son duduk , gue ambil kursi lain aja" Fira bangkit dari duduknya mempersilahkan zweitson menaruh tasnya.
"ASSALAMUALAIKUM YA AHLI KUBUR!" Tiba tiba saja suara menggelegar terdengar nyaring di telinga mereka.
"Waalaikumsalam, ngagetin Lo ah Fik" kata Fajri sedikit kesal.
"Masih pagi tuh harus semangat ji. Rame bener nih gue liat liat" Fiki menanggapi.
"Ngumpul kok ga ngajak. Bahas apaan kalian?"
"Yang jelas bukan gosip!" Kata zweitson
Fiki mendengus mendengarnya.
"Oh iya, eum ji aku balik ke kelas dulu ya. Kayaknya kelasku udah masuk" kata Fira bersuara.
"Oh bagus deh, yaudah gih sana" Fiki tersenyum sinis dihadapan Fira.
Fira membalas walau tatapannya sedikit heran. Ia pergi ke kelasnya. Tersisa 3 laki laki itu.
"Istirahat , basket yuk" ajak Fajri
"Sabi si gue mah...Lo gimana son?" Tanya Fiki
"Gue ngikut aja" katanya
'son, kayaknya ini bisa jadi kesempatan bagus buat lo' pikir Fiki melihat punggung zweitson didepannya. Tangannya tergerak untuk mengirim pesan pada seseorang.
###
HALOOO , INI PART KEDUA DARI CERITA INI. Semoga suka sama part yang ini yaa.
Aku penggal sampai disini dulu xixi. Kalo ada yang harus diperbaiki, just say it on comment down below!
AND SEE YOU ON NEXT CHAPTER!!🤩
-Chaajii 🐰❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTUK MENCINTAIMU | JiSon BoyLoves
Teen FictionMenyukai seorang lelaki normal seperti Fajri bukan hal yang mudah. Ia bahkan rela dipatahkan berkali kali oleh pemuda itu. Zweitson bukan tak sayang dirinya sendiri, namun ia lebih menyayangi Fajri dari apapun. ⚠️ BxB area ⚠️ Kalau kalian ga suka d...