Untuk Mencintaimu 3

358 56 30
                                    

--Part 3-

Suara decitan sepatu saling terdengar beradu satu dengan yang lainya. Saat dimulainya jam istirahat, Fajri, Zweitson dan Fiki langsung menuju ruang olahraga. Bermain basket disana.

"Rebut dong son, payah Lo!" Ledek Fiki.

"Main main Lo Ama gue Fik" zweitson merebut bola itu, mendribble nya sebentar lalu ia lemparkan kedalam ring.

Hap! Bola itu ditangkap oleh Fajri , Anak itu yang memang handal dalam permainan ini mampu mengelabuhi Fiki dan Zweitson untuk mencapai poin terbanyak.

"Ji bagi bagi Napa bola nya" keluh zweitson.

"Rebut kalo berani" saat akan memasukkan bola tersebut ke ring, Zweitson berhasil merebut bolanya.

namun yang terjadi selanjutnya adalah Fiki yang menyelengkat kaki zweitson hingga tubuh mungilnya jatuh dan menindih Fajri.

Deg..deg..deg!

Jantung zweitson berdetak tak karuan, ia dan Fajri bertatapan begitu lekat.

"Udah gila gue" umpat zweitson dalam hati.

Fiki yang melihat hal itu tersenyum smirk lalu melempar bola basket di tangannya.

"Ji , son!  betah amat"

Fajri  tersadar. Ia bangkit dan  otomatis sedikit mendorong tubuh zweitson.

"Son lo gapapa kan? Ada yang luka?" Tanya Fajri dengan raut sedikit khawatir.

"Ga–gapapa ji gue.." jawab zweitson seadanya.

'jantung gue ji, jantung gue yang kenapa Napa" jerit zweitson dalam hati.

"Ayo lanjut lagi mainya" ajak Fiki.

Ronde kedua permainan basket mereka, Fiki melancarkan kembali Rencananya. Sebenarnya yang tadi itu hanya pemanasan. Memang dasarnya anak ini jahil.

Fiki mendribble bola basket itu dan hendak ia masukan kedalam ring, namun dengan sengaja ia melemparkan bola tersebut untuk mengenai Fajri.

Bugh! Tubuh Fajri terdorong kebelakang.

"AJI!" teriak zweitson reflek.

"Fik! Bantuin Fik , bawa aji ke UKS" kata zweitson panik. Bola basket yang di lempar Fiki cukup kuat mengenai perut Fajri.

Fiki dan Zweitson membopong tubuh Fajri menuju UKS dan langsung membaringkannya di atas ranjang.

"Son gue ke kantin dulu ya, beliin minum buat aji" kata Fiki yang langsung mengacir pergi.

Fajri merasa tubuhnya sedikit lemas setelah lemparan tadi.  Kemungkinan perutnya membengkak, zweitson berinisiatif untuk mengompresnya.

"Ji, nanti Lo gausah masuk kelas ya. Gue izinin. Gue takut Lo kenapa Napa" ujarnya khawatir.

Zweitson menaruh kain yang dibasahi nya pada perut Fajri  membuat reflek lelaki itu menggenggam tangan zweitson.

"K-kenapa?" Dengan gugup zweitson bertanya. Mata keduanya kembali bertemu.

Fajri menggeleng pelan lalu melepaskan tangannya. Entahlah, ia hanya sedikit terkesima dengan sikap zweitson.

"Son, nih airnya!" Kata Fiki membawa satu botol mineral.

"Makasih ya Fik" zweitson menerima botol tersebut. "Nih Ji minum dulu" Titah zweitson.

Air tersebut ditaruhnya di atas nakas setelah Fajri meminumnya.

"Ji maafin gue ya , gue ga sengaja" kata Fiki dengan penyesalan nya, walaupun dalam hati ia senang rencana berhasil. 

"Iya gue tau kok Fik. Gue gapapa" kata Fajri tersenyum tipis.

UNTUK MENCINTAIMU | JiSon BoyLoves Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang