Fiki, kabarnya anak itu pulang lebih awal dari sekolahnya. Ia tak berfikir untuk mencari Zweitson lebih dalam. Disegala penjuru sekolah tak ia temukan dimana temannya.
Kini ia pergi menemui Shandy di tempat kerjanya yang cukup ramai.
Shandy dan Fiki selalu bertemu di private room cafe yang shandy bangun sendiri untuk keperluannya.
Sedang Shandy memainkan ponselnya ada Fiki disebelah yang sibuk bicara sambil memakan makanan yang Shandy pesan.
"Pokoknya ya bang, Fiki mau bales dendam sama Fira sekalian sama si aji" ucapnya setelah makanannya ditelan.
"Bocah sok Sokan bales dendam" balas Shandy singkat. Malah dibalas teriakan nyaring kekasihnya
"BANGSENN MAHH BUKANNYA BANTUIN FIKI. FIKI KASIAN LIAT SONI BEGITUUU"
"Yaudah gausah diliat" kata Shandy lagi.
"IH GATAU DEH MALES SAMA BANGSEN"
Shandy melirik sekilas pada Fiki yang kini memanyunkan bibirnya. Lucu.
"Dah , abisin dulu makanannya, daripada gue suruh bayar. Mau Lo?"
Fiki menggeleng cepat masih dengan wajah manyunnya. Sedangkan Shandy tersenyum lembut tangannya terangkat mengusap rambut Fiki.
"Abisin ya sayang. Jangan marah marah mulu, ntar cepet tua" kata Shandy.
"Bang, Soni kemana ya..Ga ngabarin Fiki"
"Mana gue tau.. kenapa ga Lo telpon aja?"
"Udah.. ga diangkat"
"Coba telpon lagi.." saran Shandy.
Fiki mengambil ponsel untuk menghubungi Zweitson. Beruntung panggilannya kali ini diangkat.
Setelah sedikit berbincang Fiki bangun dari duduknya sembari meminum air putih di meja.
"Bang, Fiki ke sekolah dulu ya"
"Ngapain lagi?"
"Ketemu Zweitson...ayo anterin Fiki!" Pinta nya.
Dengan sedikit malas Shandy mengiyakan permintaan Fiki.
🐰🐰🐰
Setelah memberhentikan pukulan drumnya, Fenly datang membantu Zweitson membereskan alat alat audio seperti microphone dan speaker.
"Fen, thanks ya. Gue rasa udah cukup buat pensi nanti"
Fenly tersenyum ramah "iya sama sama. Lo juga keren tadi menghayati gitu nyanyi nya. Buat siapa?" Tanya Fenly.
"Ga.. ga buat siapa siapa sih. Kebetulan gue bingung mau nyanyi apa, jadi gue pake lagu itu hehe" Zweitson Tertawa canggung , yah Fenly hanya mengangguk saja.
"Gue , duluan ya fen. Mau nungguin Fiki di depan. Lo pulang gimana?"
"Oh.. gue bisa sama Gilang.."
"Yaudah. Thanks ya sekali lagi. Duluan gue" kata Zweitson berpamitan.
Begitu Zweitson keluar ruangan ia disambut dengan Suara yang sebenarnya tak ingin ia dengar
"gimana? Enak abis di amuk Aji? Makanya, jangan suka genit ke pacar orang. Dasar homo!"
Belum sempat membalas, Fira sudah terlebih dahulu melengos pergi sambil mendorong Zweitson.
Rupanya hal itu disaksikan Fiki dari jauh. Ia baru sampai, bertepatan dengan Percakapan Fira tadi.
"Son!" Panggil Fiki sembari menghampiri.
"Lo gapapa ?" Tanya Fiki, dibalas gelengan dari Zweitson.
"Kayaknya lo harus jauhin Aji deh, Son."
.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTUK MENCINTAIMU | JiSon BoyLoves
Teen FictionMenyukai seorang lelaki normal seperti Fajri bukan hal yang mudah. Ia bahkan rela dipatahkan berkali kali oleh pemuda itu. Zweitson bukan tak sayang dirinya sendiri, namun ia lebih menyayangi Fajri dari apapun. ⚠️ BxB area ⚠️ Kalau kalian ga suka d...