|part 3|

209 18 0
                                    

Hai, boleh di ⭐ dulu ceritanya.
Happy reading 🖤

Part 3
Yes or no?

Arthur berjalan perlahan menuruni tangga rumahnya. Ia sedang berjalan menuju ruang keluarga karena sang ayah memanggilnya.

Ia melihat mario—ayahnya yang sedang duduk sambil meminum kopi. Arthur segera duduk di sofa samping ayahnya.

“ yah, kenapa manggil?” tanya Arthur.

Mario menatap anak laki – laki nya itu dengan senyuman. “ pengen ngobrol aja, ayah juga mau ngomongin sesuatu.” Ujarnya dengan santai.

“ gimana kabar kamu sekarang, tur?” tanya mario.

Arthur mengangkat kepalanya dan menatap ayahnya. “ baik, bukan ayah sudah di kasih tau sama dokter malvin?” tanya Arthur.

Dokter malvin adalah dokter yang menangani penyakit Arthur, dokter itu juga yang membawa Arthur dan merekomendasikannya untuk terapi ke singapura.

Mario yang mendengar pertanyaan anaknya itu hanya mengangguk.
“ ayah sudah tau.” Mario menghela nafas penjang. “ ayah senang sekali kamu sudah lebih baik.  maafin ayah, ya?” ujar mario sambil tersenyum tipis.

Arthur menutup matanya dan  menghempas tubuhnya ke belakang, sandaran  sofa. “ sudah, ayah. Yang sudah berlalu yaudah, lagian Arthur sekarang jadi lebih baik, kan.” Ucapnya dengan santai.

Mario mengangguk pelan. “ tetap aja ayah merasa bersalah sama kamu.”

Arthur membuka matanya dan menggeleng. “ gak usah merasa  bersalah lagi, ayah juga udah nyelamatin Arthur kan dulu dan temanin Arthur selama terapi juga. ” Ucapnya.

Ayahnya memang menemani Arthur terapi selama 3 tahun ini, laki – laki paruh baya itu bolak – balik Jakarta – singapura untuk menemani Arthur sekaligus mengurus pekerjaanya.

Mario mengangguk. “ sebenarnya ada hal penting lain yang mau ayah omongin ke kamu.”ucapnya yang tiba – tiba serius.

“ apa?”

“ umur kamu kan sekarang sudah 21, kamu juga sudah menyelesaikan kuliah kamu kan.”

Arthur mengangguk pelan. Walau ia terapi, Arthur tetap berkuliah secara online selama di singapura. Dan ia berhasil lulus dengan nilai yang bagus berkat otak cemerlang yang di milikinya.

“ ayah mau kamu membantu di perusahaan dan ayah berniat menjodohkan kamu.”

Mata Arthur membola saat mendengar kalimat ayahnya. “ APA?! Ayah gak salah?” tanyanya dengan tidak percaya.

Mario mengangguk. “ ayah gak bercanda, tur. Ayah mau menjodohkan kamu dengan anak teman kuliah ayah dulu.”

“ ayah yakin mau jodohin aku?!. Yahh!! Ayah tau aku punya penyakit ini, ayah fikir ada gadis yang mau nerima aku di saat kondisi aku kaya gini?” tanya Arthur dengan kesal.

Mario menghela nafas pelan. “ ayah yakin gadis itu akan menerima kamu Arthur. Kamu bahkan mengenal gadis itu.” Mario segera membuka  ipad  nya dan menujukan sebuah foto ke Arthur. “ kamu kenal kan gadis ini?” tanyanya.

Arthur terkejut, ia terdiam selama beberapa detik. “ i—ileana?”

Mario mengangguk. “ mantan kamu kan? Sebenarnya ayah tau dulu kalian punya hubungan. Foto – foto kalian banyak di kamar kamu, ayah juga tau alasan kenapa kamu mutusin hubungan kalian dulu.”

Arthur hanya diam sambil menatap foto gadisnya.

“ Arthur, ayah yakin Ileana akan menerima kamu apa adanya. Setelah melihat foto – foto kalian, ayah langsung mencari tau tentang gadis itu. Dan bahkan ayah tau sampai saat ini gadis itu masih menunggu kamu karena dia menjauhi banyak laki – laki selama ini.”

“Alasan ayah menjodohkan kamu dengan dia karena dulu ayah melihat kamu bahagia dengan dia. Ayah mau kamu terus bahagia dengan dia, dan ayah sangat yakin dia mau menerima kamu. ”

Arthur menghela nafas panjang. Mengontrol perasaannya.

“ kamu masih mencintainya?” tanya mario dengan pelan sambil menatap Arthur.

Arthur menatap mario dengan dalam. “ sampai detik ini, perasaan Arthur gak pernah berubah untuk Ileana, ayah. Masih seperti dulu, mencintainya dengan sangat.” Ujar Arthur dengan tegas.

Arthur menunduk dalam. “ tapi—gimana kalau Ileana gak terima?” tanyanya dengan lirih.

Mario menggeleng pelan. “ ayah yakin dia akan menerima kamu. Kalian bisa bertemu dulu untuk berbicara nanti. Ayah juga kasih kamu kesempatan untuk memikirkannya, ya.” ucap ayah sambil menepuk pelan bahu Arthur.

Arthur mengangguk pelan dan menghela nafas panjang.

🌑🌑🌑

“ APA?! DI JODOHIN?!”

Ileana menatap tidak percaya kearah kedua orang tuanya. Rendy pratama & Nadine Amelia.

Rendy mengangguk. “ iya, kamu mau papa jodohkan sama anak teman  kuliah papa dulu."

Ileana menatap kesal kearah papa dan mamanya. “ pa! papa apa – apaan sih mau jodohin aku gitu aja! Lea masih muda, pa!ma! lea bisa cari jodoh lea sendiri.” Ujar Ileana dengan keras.

“ lea, kamu tenang dulu. Lagian kamu kenal dengan laki – laki ini.” Ujar Nadine.

Ileana terdiam. “ siapa,ma?”

Nadine tersenyum lembut. “ pokoknya kamu kenal dengan laki – laki ini, lea.”

Ileana terdiam sebentar sebelum akhirnya bangkit berdiri. “ lea gak mau di jodohin pokoknya!”

Rendy berdiri dan menatap lea dengan kesal. “ pokoknya papa gak mau tau, kamu harus terima perjodohan itu!”

“ papa selalu ngatur hidup lea tanpa dengar pendapat lea!” pekik lea dengan mata berkaca – kaca.

Ileana segera berlari menuju kamarnya.

“ LEA!”

Nadine segera memegang lengan sang suami. “ mas, sudah. Biarkan lea sendiri dulu.” Ujar Nadine menenangkan rendy.

Di kamar Ileana, ia  menangis sambil memandangi fotonya dan Arthur.

“ art, aku rasa akuu ga bisa nunggu kamu lagi hiks..”

“ tolong kembali meski sebentar art..”

TBC.

Hai, gimana? Semoga suka ya dengan. Ceritanya🥰🖤

Jangan lupa vote n comen🖤 dan Jangan lupa follow akun ku juga ya🖤

Seeeuuuuuu, next part.

Other side of ArthurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang