02. Doubts and Secrets

119 13 0
                                    

Ruangan OSIS sangat hening, Haruto sibuk dengan laptopnya, dan Yeseo masih setia dengan tidur cantiknya. Angin berhembus dari jendela meniup beberapa kertas yang berakhir berserakan. Membuat Haruto geram, alhasil dia berjongkok dan memungutnya.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu menghentikan aktifitasnya, lalu pintu ruang OSIS terbuka, kepala menyembul dari balik pintu. Gadis berkepang masuk dengan keringat di dahinya.

"Ternyata kau disini?"

"Menurutmu"

"Ku kira kau akan kabur, jika sudah begitu maka aku akan mencari mu dan menjambak rambut hitammu itu"

"Tidak akan, aku sudah ada tanggung jawab sekarang"

"Benar, mau ku bantu?"

Sebelum Haruto menjawab Sena sudah ikut berjongkok memunguti kertas bersamanya. Haruto merapikannya dan menaruh kertas itu ketempat semula, sedangkan Sena mendekati jendela dan menutupnya. Dia melirik Yeseo yang selonjoran di sofa yang memejamkan mata, dengkuran halus terdengar di telinganya.

Dia mengambil tempat duduk di seberang Yeseo yang sedang tidur, dan meletakan kertas yang sedari tadi didekapnya ke atas meja. Mengambil tissue menyeka keringat yang ada di pelipisnya. Sepasang mata Sedang mengawasi setiap gerak-geriknya. merasa diawasi dia pun menoleh, mendapati sang ketua OSIS sedang bersedekap dada sambil melihat ke arahnya.

"Jika ingin mengatakan sesuatu katakan saja, sebelum ku congkel keluar matamu" celetuk Sena dengan sarkas.

Haruto menghela nafas, meletakan kacamata yang bertengger di hidungnya ke meja.

"Kau tak kembali ke kelas Kim?"

Sena mengernyitkan dahi, apakah Haruto tak melihat LINE?, Pikir Sena.

"Tidak"

"Jadi kau membolos?!"

" Untuk apa membolos, apakah kau tidak melihat obrolan grup?"

Mendengar Sena tak memberi jawaban Haruto langsung meraih ponselnya, dilihatnya obrolan grup LINE yang sedang ramai membahas jam kosong, karena para guru ada rapat mendadak.

"Yah membolos pun tak apa, peringkat paralelku tak akan turun meskipun membolos sehari".

Haruto menggelengkan kepala, berarti benar rumor yang dia dengar. Sena adalah si Pretty Monster dengan otak genius dan ambisi yang mengerikan.

Dia pun meletakkan ponselnya kembali, lalu menghampiri Sena dan duduk disampingnya,lalu menyenderkan kepala ke bahu Sena. Sena pun tak keberatan selagi tak melewati batas, jika iya dia akan menebas kepala sang ketua OSIS.

Ceklek

Riki masuk tanpa permisi dan langsung merebahkan diri di lantai, Untung lantainya dalam keadaan bersih.

Sena yang terserang rasa ngantuk pun menyenderkan kepala ke Haruto dan ikut menutup mata menuju alam mimpi.

.
.
.
.

Cekrek cekrek

Sang pelaku tersenyum girang, melihat hasil potret curiannya. Seseorang di sampingnya bergidik ngeri atas apa yang dilakukan temannya yang lebih tua itu. Mengabadikan hal-hal yang manis adalah hobinya, bahkan sebelum kemari dia juga mengabadikan keong yang sedang memadu kasih.

"Kak Jihan, sungguh apakah perlu melakukan itu?"

"Perlu lihat bukankah mereka sangat manis?"

Jihan memperlihatkan hasil jepretan kepadanya, sambil tersenyum kuda memperlihatkan gigi putihnya.

Under Sky || Yang Jungwon (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang