01. discipline girl and troublemaker boy

134 15 2
                                    

Pagi ini banyak murid murid yang datang terlambat. Beberapa anak OSIS yang bertugas di kedisiplinan hari ini sangat sibuk, termasuk Kim Sena si wakil ketos. Sungguh pemandangan yang sangat melelahkan.

Bagaimana tidak, 19 murid terlambat padahal ini hari jum'at. Dan besok sudah libur sampai akhir pekan. Sena lelah sungguh, anak OSIS yang sibuk kesana-kemari mengurusi anak yang terlambat. Tapi hei kemana si ketua OSIS itu bahkan tidak terlihat. Bahkan mengawasi saja tidak, bagaimana bisa dia terpilih menjadi ketua OSIS, dan bahkan menjadi rekannya.

Sena dia buat terkejut lagi dengan 2 murid yang akrab dimatanya. Dia menghampiri mereka dan Sena disambut dengan cengiran khas salah satunya. Sena menekan pangkal hidungnya, menahan emosinya yang akan meledak. Bagaimana tidak, anak itu Riki, Nishimura Riki salah satu pengurus OSIS dari kelas 10. Lalu disebelah Riki lebih mengejutkan, kakak Kelas 12, sang mantan ketua OSIS periode tahun lalu, Kim Sunoo. Wah luar biasa, ayolah matahari di pagi ini cukup terik, jangan di tambah dengan emosi yang menguap.

Sena menghembuskan napas siap dengan ipad untuk mencatat nama murid yang terlambat.

"Kak Sunoo kenapa terlambat?" Tanya Sena kepada laki-laki berwajah datar di hadapannya.

"Masih membantu papa di kantor" jawabnya dengan datar. Sena manggut-manggut, dia akan memaklumi karena untuk pertama kali kakak kelasnya itu terlambat.

Kini dia beralih ke Riki, dia menghembuskan napas kengumpulkan kesabaran sebelum berhadapan dengan anak satu itu.

"Dan kamu Riki, kenapa terlambat?, ini sudah keempat kalinya, dan jangan lupakan bahwa kau pengurus OSIS" ucap Sena panjang lebar dengan penekanan di akhir kalimat.

Riki menopang dagu pandangannya keatas seakan memikirkan sesuatu.

"Hmmm, aku terlambat karena....."

Sena mengerenyit ikut berpikir, mungkin kali ini masalah serius. Dia tak pernah melihat Riki dengan wajah seriusnya itu.

"Ya, karena aku terlambat".

"Aih shibal!" Umpat Sena dalam hati.

Oke sudah cukup, Sena menclose ipadnya  dan hendak memukulkan nya kepada Riki, dan Riki hanya merunduk menyembunyikan dirinya di belakang Sunoo yang lebih pendek darinya.

Ipad itu hampir saja mendarat ke kepala Riki, tetapi.

Tin tin

Suara klakson mobil menghentikan aksi Sena, dan kini netra itu fokus ke mobil sport berwarna merah.

"Jangan buka gerbangnya pak" teriak Sena menghentikan pak satpam untuk membuka gerbang.

Bagaimana nasib Riki dan kak Sunoo?, mereka sudah diambil alih oleh pengurus yang lain.

Sena buru-buru mendekati gerbang dengan berlari kecil, sesampainya di depan gerbang dia berhenti, memandang mobil itu remeh.

Seseorang yang berada di dalam mobil itu, merasa geram dan turun dari mobil. Dia berjalan dan berhenti tepat di depan Sena yang hanya dibatasi dengan pintu gerbang, alisnya menukik tajam, matanya lurus menatap Sena dengan dingin. Sedangkan Sena tersenyum bersedikap dada sambil menaikan alisnya sekilas.

Salah satu satpam memberanikan diri mendekati Sena, meskipun atmosfer diantara kedua murid itu sangat menekan.

"No-nona, to-tolong ijinkan sa-saya membuka gerbangnya"ucap pak satpam takut-takut.

Sena hanya menoleh sekilas menggeleng pelan dan menaruh jari telunjuknya, mengisyaratkan agar bapak satpam itu diam.

Akhirnya satpam itu mundur perlahan sambil menunduk,karena ada mata tajam yang mengikuti langkahnya. Dia hanya bisa melirik kecil kepada seseorang yang menatap tajam pada dirinya, dan menunduk lagi, jari-jari tangannya bergulat sendiri dengan gelisah.

Under Sky || Yang Jungwon (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang