4. Perkenalan

8 2 0
                                    


    Jam menunjukan pukul 11.00 wib tapi aku masih betah berada di tempat super market yang letak nya tidak jauh dari tempat tinggal ku.

   Aku terus mengelilingi rak rak berisi makanan siap saji. Aku terus menelusuri setiap inci nya, hingga akhir nya, 'Ah dapat'. aku menemukan apa yang aku cari, yaitu sebuah wajan kecil dan berbentuk bulat.

  Dan kini aku bergegas ke kasir untuk membayar semua nya. Aku pun keluar dari toko sambil menjijing kantong pelastik dan wajan, karna kantong nya terlalu kecil jadi aku tidak memasukan wajan itu.

  Saat aku sedang berjalan telinga ku menangkap suara seorang menangis sambil meminta tolong, dan ada juga suara seorang pria yang tertawa ter bahak bahak.

  Aku mencari hingga akhir nya bertemu dengan wanita yang hampir tua, mungkin umur nya baru 35 tahunan. Aku maju dan para pria itu bersorak heboh.

  "Hohoo lihat siapa yang datang" heboh seorang pria dengan berpakaian berwarna hitam.

  "Haii nona cantik" kini seorang pria lain nya menyapa ku dengan ramah, seolah olah mereka tidak melakukan apa pun.

  "Apa yang kalian lakukan kepada wanita itu?" Tanya ku dengan nada sedikit meninggi.

  Segerombolan pria itu saling bertatap tatapan hingga akhir nya mereka tertawa dengan kencang.

  "Kita hanya sedang bermain dengan orang tua ini gadis manis" balas pria si berbaju coklat.

  Saat seorang pria maju dan mencolek lengan ku, dengan sigap aku menepis nya dan memutar tangan si pria tersebut.

  Pria itu kesal dan ingin meninju ku, tapi tinjuan itu meleset dan dia tersungkur kebelakang.

  Tidak sampai disitu pria yang lain nya ikut turun tangan, dia mengibas kan tangan nya ingin melayangkan tinjuan untuk ku. Tapi ku tangkis terlebih dahulu dan membuat ia memutar kan badan nya dia teriak kesakitan. Karna tangan nya di kepal kuat oleh ku, dan aku mendorong nya hingga ia tersungkur ke bawah tanah ber aspal.

   Yang lain nya hanya diam, dan langsung berlalu. Mereka bukan lawan yang setara dengan ku. Bahkan jika aku mau, aku akan mengeluarkan sihir ku untuk menarik nya ke Neraka. Bagaimana pun aku bukan manusia biasa.

   Ku bantu Ibu itu bangun dan membawa nya ke rumah dengan selamat.

  "Disini nak rumah ibu, sebelum nya terima kasih sudah menolong ibu" ucap nya dengan mengulas senyuman kecil.

  "Iya bu sama sama" jawab ku "aku permisi ya bu" pamit ku pada ibu itu.

  "Sebentar!" Ibu itu menarik lengan ku hingga aku menoleh ke arah nya dengan tatapan bingung.

  "Aku tidak bisa memberi mu apa pun selain mengajak kau untuk bekerja di kantin, bagaimana mau?" Tanya ibu itu, sontak membuat ku membulatkan mata lebar lebar.

  "Aku tau pasti kau belum bekerja" lanjut nya.

  "Iya bu mau dimana, dan kapan aku bisa bekerja?" Tanya ku sungguh.

  "Di Universitas Gadjah Mada" jawab nya.

  Dan aku pun mengangguk setuju dan berpamitan untuk pulang.

                           👑👑👑👑

   Pagi jam 6 aku sudah bersiap siap untuk berangkat kerja, ini pertama kali nya aku merasakan apa yang manusia biasa lakulan.

  Saat aku sampai Ibu Marsita menyambut ku dan membawa ku langsung ke kantin.

  Disini masih terlalu sepi karna masih pagi, dan tempat ini sungguh luas. Dan juga bersih tentu nya.

  Aku bekerja sebagai pengantar makanan.

  Makin siang banyak mahasiswa dan mahasiswi berdatangan, aku sangat gugup.

  "Wah bi itu siapa?" Tanya si pemuada berambut coklat.

  "Dia pegawai baru disini" jawab bibi.

  "Ohh ya sudah aku pesen nasi goreng satu ya bi" balas si pemuda itu dan pergi begitu saja.

  Aku hanya berdiam diri karna tidak tahu harus melakukan apa, hingga mata ku menangkap satu sosok pria dengan rambut panjang nya yang di ikat.

  Aku terus memperhatikan pria tersebut sampai mereka duduk dengan berambut coklat yang tadi memesan nasi goreng.

  "Nak herlin antarkan ini kepada pelanggan yang tadi" aku mengangguk dan pergi ke meja itu. Jujur aku terlalu gugup jika melihat wajah itu lagi, siapa lagi jika bukan lelaki yang ia temui di mall.

   "Permisi ini pesanan anda tuan" aku menaruh piring itu tepat di depan nya.

  Ia mengucap kan terima kasih hingga teman nya itu mendongkak untuk melihat ku, tatapan kita bertemu dia terlihat begitu gugup dan seketika raut wajah nya berubah menjadi merah.

  "Permisi" ucap ku lalu pergi.

  "Tunggu nona" pria itu memanggil ku, sontak aku menoleh ke arah nya dan tersenyum kikuk.

  "Bukan kah kau yang di mall itu?" Tanya si pemuda itu, aku hanya mengangguk yang berarti 'iya'.

  "Aku Edward" lelaki itu mengeluarkan tangan nya dari saku dan ingin mengajak ku untuk saling berkenalan.

  "Herliana" balas ku sambil tersenyum dan menerima jabatan tangan nya itu, hangat itu lah yang aku rasakan.

  "Senang bertemu dengan anda" lanjut ku lagi.

  Kami menatap satu sama lain dan tersenyum hingga tatapan kami berhenti karna ada satu wanita yang mendatangi Edward, ntah lah aku merasa tidak suka. Aku seperti melihat bahwa Gerald berselingkuh di depan mata ku secara langsung.

  "Aku merindukan mu Edward".

_____


Hallo lagi gays ketemu lagi hehe, kalian suka gk sama chapter yang ini? Terus pada penasaran gk siapa wanita yg daru dateng itu? Kalo tau coba jawab yaa.

Selamat membaca sobat absurd♥️

HERLIANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang