8. Bersama mu

4 1 0
                                    


    Kini matahari sudah mulai memperlihat kan cahaya nya di sebagian bumi.

Awal pagi yang indah aku terbangun dan langsung menuju ruang tamu.

Tapi kali ini ruang tamu ku di isi oleh satu makhluk yang menjengkel kan.

Iya benar dia Edward.

"Bangun ini sudah pagi nanti kau terlembat pergi ke kampus" ucap ku tepat di telinga nya.

"Hoammm... hari ini aku libur Herlin, jadi jangan ganggu aku. Aku ingin tidur lagi" balas nya dan langsung meneluk guling mpuk nan harum itu.

"Pantes saja kau kesini larut malam ternyata hari ini libur" balas ku dan langsung mengambil guling itu.

Dia langsung membuka mata dan ingin marah, tapi dia tahan. Pikiran ku pasti dia akan langsung bangun tapi ternyata salah, dia malah membelakangi ku dan kembali tidur.

Dasar manusia kadal.

"Bangun atau aku siram dengan air es" tegas ku.

"Iya iya ini bangun tapi aku masih ngantuk please 5 menit lagi saja" tawar nya sambil melebarkan senyuman nya hingga deretan gigi putih itu menampakan kehadiran nya.

"Ok 5 menit jangan lebih, aku ke dapur dulu"

Dia hanya mengacung kan jempol nya yang berarti setuju.

5 menit..

"EDWARD BANGUNNNN" teriak ku langsung di hadapan nya hingga sang empu terkaget.

"Apa kau bisa membangun kan seseorang dengan suara pelan hah? Teling ku bisa rusak jika begini terus" ucap nya tak terima.

Aku hanya memasang cengir kuda dan berkata "habis nya dari tadi di bangun kan kau tidak bangun juga, bilang nya 5 menit lagi nyata nya 8 menit. Kau pembohong besar Edward"

"Oh ayo lah kan aku kurang tidur"

"Tidak ada alasan untuk bangun lebih awal, cepat beres kan tempat tidur mu kita sarapan" ucap ku dan langsung berdiri untuk meninggal kan nya. Namun ketika hendak aku pergi ke dapur tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu secara paksa.

Mungkin kah dia Verdiana?.

Aku membuka kan pintu dan terkejut ketika melihat siapa yang darang. Orang itu tidak punya kesabaran, dan langsung masuk rumah orang tanpa izin.

"Kau menginap disini? Aku menunggu mu dari tadi pagi, aku khawatir kau kenapa-kenapa Ed" ucap nya dan langsung ingin memeluk Edward.

Edward langsung bangun dan berlari ke arah ku.

"Mengapa kau kesini? Tahu dari maka jika aku ada disini?" Tanya nya bertubi-tubi.

"Dari Leo, ayo kita makan aku membawa pizza untuk mu" ucap nya dan langsung menggenggam tangan Edward. Tentu saja di tolak sang empu tidak semudah itu membawa Edward pergi.

"Memakan pizza di pagi hari tidak sehat untuk badan" ucap ku.

"Tau apa kau tentang makanan orang kaya hah? Kau ini miskin jadi tidak tau betapa enak nya pizza" ucap nya sambil menunjukan jari telunjuk ke arah ku.

"Bahkan menunjukan jari ke wajah seseorang itu termasuk tidak sopan, apa kau tidak di ajari sopan santun ileh orang tua mu?" Pertanyaan ku berhasil membuat nya marah dan ia mulah berkoar-koar bak seseorang sedang kesetanan.

"Cukup, aku tidak akan makan yang kau bawa kan Hanna. Herliana telah memasakan makanan pagi ini untuk ku jadi kau pergilah sebelum amarah ku mengorak ngarik leher mu" sontak mata Hanna mengeluar kan beberapa bulir benih, iya dia menangis.

"Kenapa kau seperti ini? Apa karna dia kau berpaling dari ku hah?" Tanya nya.

"Bukan kah dari awal aku sudah memperingati mu bahwa aku tidak akan pernah mencintai siapa pun" balasan yang tepat untuk seseorang yang tidak tahu malu.

"Lantas mengapa kau bisa mencintai Herliana? Pasti kau menggunakan sihir agar Edward suka pada mu bukan?" Pertanyaan yang di lontarkan untuk ku itu sangat menyakit kan.

Tapi aku berusaha sabar. Aku mengambil nafas banyak-banyak dan menghembus kan nya kembali.

Sabar Herlin jangan sampai amarah mu berada di ujung tanduk.

"Aku tidak pernah tahu sihir di dunia bagaimana, yang jelas aku tidak pernah menyihir siapa pun termasuk Edward" tegas ku dan membidik mata yang menatap ku dengan nyalang.

"Dasar wanita jalang_"

Plakk

Satu tamparan keras menghantam pipi Hanna, kali ini Edward tidak bisa menahan nya lagi.

Dia sangat benci ketika ada seseorang yang mengatakan wanita lain dengan sebutan 'Jalang'.

"Cukup Hanna jangan mengganggu ku lagi aku hanya ingin bersama nya setiap saat tanpa ada jeda, apa kah kau tidak punya hati nurani telah membuat Herlin mengundur kan diri nya dari pekerjaan nya itu hah?" Ucapan yang di lontarkan nya itu sangat mengerikan, bagaimana tidak suara nya berubah 90% yang tadi nya kalem menjadi seperti monster.

"Aku lakukan ini semua untuk mu Ed tapi ini balasan mu?"

"Cukup masih banyak pria lain di luaran sana, bukalah mata dan hati mu jangan ganggu aku dan Herliana lagi"

"Tidak akan" dia langsung menghampiri Edward dan memeluk nya erat.

Dia menangis begitu kencang hingga membuat Edward jijik.

"Lepaskan aku"

"Tidak"

"Hanna jangan keras kepala kebahagian ku terletak kepada Herliana bukan terletak pada mu" ucapan nya membuat ku ingin terbang dan ya beberapa kupu-kupu sedang menari di dalam sana.

Edward langsung melepas kan pelukan itu dan menyingkir kan Hanna dari hadapan nya.

"Pergi lah sampai kapan pun aku tidak bisa dan tidak akan pernah mencintai mu, aku hanya mencintai Herliana bahkan sampai titik darah penghabisan. Aku ingin selalu bersama nya setiap saat sampai aku meninggal kan nya karna panggilan dari tuhan".

_______

Kesian ya Hanna🥺 cinta nya bertepuk sebelah tangan.
Tapi kan emang itu jalan nya wkwkk.
Kasih nilai untuk cerita ini ya😸
Selamat membaca sobat♥️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HERLIANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang