5. Gadis menyebalkan

6 2 0
                                    


"Aku merindukan mu Edward" gadis itu langsung memeluk nya saat diri nya berhadapan dengan Edward dan membelakangi ku seolah olah aku hanya partikel debu.

Edward langsung melepeskan pelukan itu, suasana menjadi canggung aku ingin pergi tapi kaki ku tidak bisa bergerak.

Gadis itu hanya menendang kaki nya ke lantai dengan kesal, lantas ia melihat ke arah ku dengan tatapan tidak suka.

"Kau siapa?" Tanya gadis itu sambil mengangkat dagu seolah olah ialah yang paling berkuasa disini. Padahal jika di bedakan dengan ku jelas aku yang lebih unggul. Masalah Tahta, Harta, kecantikan, Tubuh, dan Kedudukan tertinggi.

"Aku pelayan baru disini" jawab ku dengan senyuman kecil.

"Serius? Secantik ini kah hanya jadi pelayan? Apa kah orang tua mu tidak punya biaya untuk menyekolah kan mu?" Tanya nya bertubi tubi.

Mungkin sangat menyakit kan tapi bukan itu permasalahan nya, jika dia tau aku sudah bersekolah lebih tinggi dari nya bahkan aku pun sudah mempunyai akademik sendiri.

Tapi aku sadar ini bukan di istana ku, aku berada di dunia dimana mereka hidup dengan mengandal kan harta dan pendidikan nya untuk menjadikan mereka lebih tinggi dari orang lain.

Seperti gadis yang sekarang menatap ku dengan sinis.

"Orang tua ku tidak disini" balas ku dengan santai.

"Ohh kau anak yang di buang, bukan?" Tanya nya lagi.

"Tidak mereka ada malah sering mengirim ku emas dan perak setiap saat, tapi aku sengaja untuk tinggal sendiri di dunia ini" balas ku lagi hingga membuat dia geram.

"Cantik cantik pelayan" gumam nya dan merangkul pergelangan tangan Edward hingga sang empu langsung pindah tempat ke sebelah ku.

"Menjauhlah Hanna berapa kali aku harus mengatakan bahwa aku tidak menyukai mu" pungkas nya dengan suara sedikit nyaring.

"Sampai kapan hah? Apa karna kau menyukai si jalang ini?" Dia langsung bertanya dan menunjukan jari telunjuk nya di depan wajah ku secara langsung, bukan kah itu tidak sopan?.

"Menuduh seseorang dan menunjuk dengan jari secara langsung di depan wajah itu bukan nya tidak sopan?" Sontak semua yang ada disitu menoleh ku, ntah karna apa alasan nya.

"Berani berani nya kau" geram nya hingga urat urat di leher nya terpampang jelas.

"Pergilah Hanna sebelum emosi ku meluap" tegas ku kembali hingga menatap nya dengan dingin.

Dia kebingungan sampai akhir nya pergi dan menyenggol lengan ku.

"Maaf kan teman ku dia memang seperti itu" ucap Edward.

"Dia menyukaimu?" Tanya ku hingga membuat Edward langsung menatap ku dan terdiam.

"Kau menanyakan itu?" Dia melontar kan pertanyaan kembali kepada ku.

"Apa kah aku salah bertanya?" Jawab ku hati hati.

"Ah tidak" balas nya dengan senyuman mekar di bibir nya yang merah merona bagaikan buah apel.

"Kalah begitu aku permisi" pamit ku padanya.

"Tunggu nona" aku langsung menengok ke arah nya.

"Selamat bekerja" sambung nya kembali.

👑👑👑👑

Hari sudah mulai gelap dan aku baru beres dari pekerjaan ku. Ku tulusuri setiap tangga hingga akhir nya aku sampai di bawah gedung dan bergegas pulang.

Ada satu motor yang datang ke arah ku dan perasaan takut itu muncul.

"Mau ku antar nona?" Pertanyaan yang pertama kali nya membuat ku gugup, iya dia Edward.

"Tidak baik jika wanita pulang sendirian apa lagi ini mau masuk waktu malam" lanjut nya.

"Apakah tidak merepot kan mu?" Tanya ku hati hati.

"Tentu saja tidak" balas nya dengan senyuman lebar.

Aku mengangguk dan tersenyum yang berarti menerima ajakan nya untuk ikut bersama.

Sepanjang perjalanan kita hanya diam dan menikmati angin yang berhembus kencang, ini sungguh menyegar kan.

"Apa kau tidak merasa dingin nona herliana?" Ia mangajukan pertanyaan yang membuat ku menoleh.

"Emm dingin sedikit sih, tapi bisakah kau memanggil ku herlin saja? Aku kurang nyaman jika di panggil nona" jawab ku.

Dia hanya mengangguk yang berarti paham. Setelah nya dia langsung menggigil dan sesekali mengucap kan kata 'Dingin'.

"Apa kau kedinginan?" Tanya ku.

"Iya sangat dingin" ku lirik ia dari spion dan melihat dia tersenyum kecil.

"Aku ada jaket, apa kau mau meminjam nya?" Tanya ku lagi.

Dia menggeleng dan berkata "tidak terima kasih". Suara nya langsung berubah dan tidak ada senyuman lagi di bibir nya dia hanya memanyun kan bibir nya begitu saja.

"Baiklah" aku hanya menanggapi nya dengan mendarat kan satu tangan di pinggang dia yang berisi.

Ahh tubuh nya sama seperti gerald, ucap ku dalam hati.

Sesampai nya di rumah aku mengucap kan terima kasih dan langsung merebah kan diri di atas kasur hingga akhir nya aku tertidur.

_____





Hay hay semua nya aku kembali, gimana sm cerita nya? Belum keliatan seru ya? Wkwk sabar ajaa.

Jadi selamat membaca sobat♥️

HERLIANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang