6. Hai Nona

5 1 0
                                    


   Pagi pukul 07.00 aku sudah bersiap dengan pakaian kerja ku. Hari ini cukup cerah bila di banding kan dengan hari kemarin.

  Kini aku sedang menunggu sebuah kendaran yang bernama angkutan kota agar aku lebih cepat datang dengan tepat waktu.

Tinn tinn

"Hai nona cantik" sapa seorang lelaki dengan senyuman yang merekah di bibir ranum nya.

"Hai, ada apa sepagi ini kau datang menemui ku?" Aku melontar kan sebuah pertanyan hingga membuat sang empu berdecih kesal "ckkk, kau ini bagaimana tentu saja aku menjemput mu dasar payah"

"Ini masih terlalu pagi" jawab ku.

"Kau masuk pagi kan?" Tanya nya lagi.

"Iya" aku hanya mengaguk kecil seperti anak kecil.

"Mangkan nya itu aku ingin menjemput mu untuk pergi ke perkejaan mu nona Herliana yang cantik bagaikan bulan purnama" jawab nya dengan gigi di satukan dan tangan mengangkat seperti ingin mencakar ku.

Aku hanya memiringkan kepala tanda tidak mengerti apa yang ia katakan.

"Sudah lah ini masih pagi jangan membuat ku panas kepala dengan sikap lugu mu itu, cepat naik" balas nya kembali.

"Ohh kau ingin mengantur ku, begitu kah?" Tanya ku dengan nada polos.

"Kan aku sudah mengatakan nya tadi" jawab nya dengan muka kesal dan datar, seperti salah satu karakter di film spongebob yaitu si gurita yang menyedih kan.

Aku hanya cengengesan tidak jelas dan langsung mengisi jok belakang yang kosong. "Terima kasih" balas ku dan tersenyum.

Dia hanya mengaguk dan langsung tancap gas menuju tempat yang sama.

                              👑👑👑 

Saat kita sampai keadaan kampus masih sangat sepi dan hanya ada beberapa petugas yang sedang bekerja.

"Kenapa kau datang sepagi ini? Bukan kah kau harus datang jam 9 pagi?" Tanya ku beruntun.

"Tentu saja untuk mengantar mu, apa lagi kalau bukan" jawab nya santai.

"Kenapa?" Tanya ku lagi.

"Ntah aku hanya ingin mengantar mu saja" jawab nya dan tersenyum manis ke arah ku.

"Sekali lagi terima kasih" balas ku dan membalas senyuman nya.

"Aku belum sarapan apa kau ingin menyiap kan nya untuk ku?" Tanya nya.

"Tentu saja, tunggu ya" jawab ku

                            👑👑👑

  Semakin jam bertambah semakin pula para siswa berdatangan, Salah satu nya wanita yang menyebal kan bernama Hanna. Dengan pakaian yang di bilang 'kurang bahan' dan sepatu high heels berwarna hitam.

  "Edward bagaimana aku hari ini? Cantik kan?" Tanya nya kepada Edward.

Sedangkan yang di tanya hanya diam menatap ku seperti sedang melihat sesuatu yang indah.

"Hai kau di tanya" elak ku sebelum pipi ku berubah warna seperti kepiting rebus.

"Diam kan saja aku hanya ingin menatap mu sebelum masuk kelas" jawab nya telak.

Hanna langsung mendorong ku hingga membuat ku terjatuh, itu lumayan menyakit kan.

Edward langsung berdiri namun Hanna langsung menempel kan lengan jenjang nya tepat di dada bidang nya, hingga membuat Edward bergidik ngeri dan langsung lari ke belakang Hanna untuk membantu ku berdiri.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya nya.

Aku hanya menggeleng dan berdiri yang tentu saja di bantu oleh Edward.

"Dasar jalang murahan baru kerja disini udah nemplok-nemplok ke cowo orang" sentak nya dan menarik tangan Edward.

"Apa-apaan si Han kau ini keterlaluan Herlin bukan jalang" teriak nya hingga membuat seluruh siswa dan siswi yang baru memasuki kantin langsung melongo.

"Kan emang bener dia itu jalang kamu jangan deket-deket sama dia" ucap Hanna yang langsung menunduk.

"Cukup jangan ganggu lagi, bukan kah sudah ku bilang jangan pernah datang ke dalam kehidupan ku. Paham?" Balas nya begitu sengit.

Kini aku maju tidak mungkin kan jika kalian di panggil jalang tapi kalian tetap diam?.

Aku tau mengapa Hanna meneriaki bahwa aku jalang, karna ada segorombolan siswa yang baru datang. Otomatis mereka akan berpihak kepada Hanna karna orang-orang melihat ku dan Edward yang saling berdekatan. Apa lagi Hanna bilang bahwa Edward itu adalah kekasih nya.

"Apa kau tidak punya malu meneriaki seseorang dengan sebutan itu? Padahal sudah jelas bukan bahwa kau sendiri lah yang sesungguh nya seorang jalang" perkataan ku memang menyakit kan tapi itu kenyataan.

"Jangan asal tuduh, jelas jelas kau lah yang sesungguh nya jalang" jawab nya lagi.

Semua orang diam termasuk Edward.

"Lihat lah cara berpakaian mu, apa kah cocok seorang mahasiswi datang ke kampus mengguna kan rok pendek dan baju begitu ketat? Tapi baju mu itu juga tidak menutupi bagian pusar mu"
Jawab ku.

Edward langsung menoleh dan tersenyum picik ke arah ku.

"Tapi anda dekat-dekat dengan Edward jadi pantas untuk di sebut jalang" teriak nya hingga membuat telinga ku terasa sakit.

"Edward sejak kapan kau menjalin kasih dengan nya?" Tanya ku.

"Hahh? Oh aku tidak pernah mempunyai pacar dari awal aku lahir" jawaban yang sangat tepat untuk memalukan Hanna.

Semua nya hanya menahan tawa.

"Dasar jalang" dia langaung menghampiri ku dengan setengah berlari seperti seseorang yang kesetanan.

"Eh ehh santai Han lihat lah kau akan malu sendiri" tiba-tiba seorang lelaki datang yang tak lain dan tak bukan adalah teman Edward sendiri, Leo.

"Sudah aku tidak suka berdebat dengan siapa pun jika kau mengingin kan Edward silahkan, lebih baik aku keluar dari pekerjaan ini" jawab ku dan langsung mundur.

Bukan nya aku takut untuk bertemu dengan Hanna hanya saja aku tidak ingin mempunyai musuh, cukup Herlena yang menjadi musuh ku.

"Herlin tunggu" Edward berlari dan langsung menangkap lengan ku.

"Aku tidak ingin mempunya musuh saja Ed" jawab ku sambil tersenyum.

"Ta..." omongan Edward terpotong kala seseorang memekik keras dan sangat lancang mengata kan.

"Baguss biar miskin tambah miskin hahahaa" dia tertawa puas.

Aku hanya bisa menahan amarah ku jika sampai keluar kampus ini akan menjadi bangunan yang rata.

"Aku tidak apa-apa Ed" aku hanya tersenyum dan Edward memeluk ku begitu erat.

"Selepas pulang dari kampus aku akan ke rumah mu" ucap nya hingga membuat hati ku berbunga-bunga.

"Baiklah" kami pun melerai pelukan itu dan aku berjalan menuju dapur untuk menemui ibu Marsita dan berpamitan.

Sebenar aku tidak enak dengan ibu itu tapi dia mengerti dengan keadaan ku saat ini, apa lagi ayah Hanna adalah seseorang yang tinggi, bisa-bisa ibu Marsita pun kena imbas nya.

"Nanti kapan-kapan aku ke rumah ibu" ucap ku dengan senyuman manis.

________

Hallo gayss kembali lagi.
Menurut kalian chapter ini gimana? Seru atau kurang seru? Kasih nilah ya 1-5😸

Hanna nya kurang ngeselin gk sih?😂
Kalau kurang kasih tau xixixii

Selamat membaca sobatt♥️

HERLIANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang