。✳ 🍬 𝕮𝖍𝖆𝖕𝖙𝖊𝖗 5 🍬 ✳。

4 4 0
                                    

--Senin--

Pagi ini gue sama Lino dateng lebih awal, soalnya setiap hari senin ada upacara jadi kita engga mau kena hukuman gara-gara telat ikut upacara.

Setelah selesai upacara, semua siswa-siswi disuruh masuk ke kelasnya masing-masing, dan engga lupa hari ini ada tes beasiswa.

"Sha, gue gugup deh," kata Yura.

"Santai aja, Ra. Lo pasti bisa jawab soal-soalnya, kemarin kan kita udah belajar bareng."

"Ya tapi kemarin gue engga fokus gara-gara Lino, Jemmy, Helmi, sama Juna engga paham mulu."

"Ra, gue yakin lo bisa dan lo paham, karena lo udah belajar. Sekarang tinggal lo berusaha semaksimal mungkin."

Yura ngangguk, sebenernya gue juga gugup sih. Takut banget kalo soal-soalnya tuh engga sesuai sama yang gue pelajarin.

Gue berusaha buat tenang dan yakin kalo gue bisa, karena usaha pasti engga akan mengkhianati hasilnya.

Gue liat-liat kesekeliling kelas biar engga terlalu gugup, dan gue liat Lino dengan gestur santainya kaya engga ada beban.

Ya gue tau dia pasti engga berharap sama beasiswa ini, sampe belajar aja males. Tapi gue sengaja ajak dia buat belajar bareng biar tu anak ada effort dikit dimasa sekolahnya.

"Selamat pagi semuanya," sapa Pak Doyok yang baru aja masuk kelas.

"Pagi Pak!"

"Kalian sudah tau kan hari ini ada tes beasiswa?"

"Tau Pak."

"Bagaimana apakah kalian sudah mempersiapkan semuanya? Sudah belajar belum?"

"Sudah Pak."

"Wah sepertinya kalian sangat antusias ya, kalau begitu kita mulai saja sekarang. Sebelumnya mari berdoa sesuai kepercayaan masing-masing. Berdoa mulai."

Selesai berdoa, pak Doyok mulai ngebagiin soal sama lembar jawabannya satu persatu.

"Kerjakan sendiri-sendiri, jangan menyontek atau kerjasama. Apabila ketahuan melakukannya akan saya robek lembar jawabannya dan saya keluarkan dari kelas."

Sekelas hening pas pak Doyok bilang gitu. Ya gimana engga hening, orang ancemannya kaya gitu. Otomatis engga ada kesempatan lagi buat ikut tesnya.

***

Tesnya udah selesai, sekarang jam istirahat dan gue, Yura, Lino, Helmi, Jemmy sama Juna lagi gibahin soal tesnya dikantin.

"Sha! Beruntung banget gue kemaren belajar giat, soalnya sama banget sama yang gue pelajarin!" kata Yura antusias.

"Ya bagus dong, gue juga tadi gampang kok ngisi soalnya. Semoga kita dapet beasiswanya ya, huhu engga sabar banget denger pengumumannya lusa," kata gue yang engga mau kalah antusias.

"Kalian gimana?" tanya gue ke Lino, Helmi, Jemmy, sama Juna.

"Biasa aja, engga gimana-gimana," jawab Lino.

Gue menghela napas.

"Ana, lo mau tau engga? tadi Lino ngisi jawabannya ngasal, ya pantes dia biasa aja," kata Helmi, gue kesel dengernya.

"Dia bilang semua yang dipelajarin sama lo dua hari kemarin engga masuk ke otaknya sama sekali," lanjut Jemmy, dan gue beralih natap mata Lino kesel.

permen karet ; lee jenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang