"Ice bear.. Papa nanti datang balik jemput Ice bear, Ice bear duduk diam-diam kat sini dengan Vairy oke" Robin mengecup lembut dahi putri kecilnya yang sedang memeluk erat Vairy
Alice hanya mengangguk menurut, dia hampir menangis tapi sekuat tenaga ditahannya. Alice tahu papanya adalah tipe pria yang mudah panik, jadi dia sebisa mungkin bersikap baik-baik saja
"Papa.. Janji" Alice kecil mengacungkan kelingking mungilnya, Robin pun tidak yakin dia akan selamat bersama sang istri tapi dia akan berusaha untuk tidak mengecewakan putri kesayangannya ini
"Iyee.. Janji" Robin mengelus surai lembut anaknya penuh kasih sayang. Dia tidak berani menautkan kelingking mereka. Sebelum benar-benar pergi, dia memberikan sebuah pisau kecil, bando biru muda dan jas putih milik istrinya pada Alice
"Bila nanti papa dan mama tak datang balik, jagakan Vairy untuk kami ye Ice bear, ni hadiah daripada papa dan mama untuk Alice" ucapnya lembut
Robin tersenyum matanya sayu menatap dalam-dalam manik merah muda anaknya ini, raut wajahnya berubah mendatar seketika, dia segera menutup pintu lemari dan menguncinya dari luar. Alice kecil kaget dan sangat ketakutan akan apa yang papanya lakukan, dia menangis, dia mengintip dari balik celah lemari. Papanya sudah pergi, dia ditinggalkan didalam lemari gudang penyimpanan planet Kukuba oleh papanya
Alice sangat ketakutan, memeluk erat barang pemberian papanya dan menangis sesegukan hingga sebuah tangan menghapus air mata gadis kecil itu
"Tuan Robin akan datang balik Alice" Vairy meyakinkan sambil tersenyum, membuat Alice merasa lebih tenang. Dia lebih mempererat pelukannya pada Vairy dan begitu pun sebaliknya. Vairy akan sekuat tenaga menjaga Alice sampai akhir, memegang erat kepercayaan profesor Robin dan dokter Maya padanya
Selang beberapa lama, tercium aroma asap kebakaran yang sangat kuat, Vairy mengintip dari balik celah lemari. Benar dugaannya. Gudang terbakar, dia berusaha untuk tidak panik dan menghalangi Alice untuk mengintip
Brakk-!! Vairy mencoba untuk mendobrak pintu lemari, dia melakukannya lagi dan lagi hingga beberapa bagian dirinya ada yang retak
Alice menghentikan apa yang Vairy lakukan, dia tidak mau Vairy rusak dan meninggalkannya seperti papa
Vairy mengerti keadaan dan berhenti tapi tidak dengan pikirannya, dia masih memikirnya cara membawa Alice keluar dari dalam lemari kayu ini dengan selamat
"Macam bau terbakar"
"Sttt-!!" Vairy membungkam mulut Alice dengan tangannya, dia mendengar langkah kaki yang datang mendekat
Langkah kaki itu berhenti tepat didepan lemari, Vairy memasang badan melindungi Alice
"Vairy, itu papa ke?" bisik Alice bertanya
"Bukan-!" sanggah Vairy
Sesaat mereka mendengar orang yang berdiri didepan lemari pergi, bau asap sudah semakin pekat
"PAPA-!!" Alice menggedor gedor pintu lemari
"Alice, jangan-!" Vairy mencoba menahan tapi Alice malah mendorongnya hingga terhantup dan pingsan
"Vairy-!!" memeluk erat Vairy dan menyesal apa yang sudah dia lakukan. Alice menangis kencang sekarang, dia ketakutan
Terdengar suara seseorang yang mencoba membuka pintu lemari, Alice tersentak dia memegang pisau kecil pemberian papanya dan mengarahkan kedepan pintu lemari. Hingga pintu itu terbuka, berada didalam lemari yang gelap membuat matanya sakit sesaat melihat cahaya, yang pertama kali Alice lihat saat pintu lemari terbuka adalah siluet bayangan hitam sesosok pria besar, hingga ada yang memukul pundaknya dan semua menjadi gelap
....
"Euhh, mimpi pasal tu lagi"
Jarum jam menunjukkan pukul enam kurang lima menit, Alice memilih untuk menarik selimut saja, lagi pula sekarang dia libur satu hari dari misi. Dalam hati dia akan menonjok siapapun itu yang akan mengganggu istirahatnya nanti, walau sebenarnya dia tidak akan berani
Matanya perlahan menjadi sayu, menguap kecil dan akan segera pergi tidur sekali lagi
Tok-! Tok-! Tok-!
....
Tok-! Tok-! Tok-!
....
Tok-! Tok-! Tok-!
Perempatan siku-siku muncul didahinya, Alice lompat dari atas kasur dan berjalan menghentak hentakkan kakinya menuju pintu kamar, membuat Vairy jadi ikut terjaga
Tok-! Tok-! Tok-!
"APA? Aku nak berehat lah-!!" bentaknya setelah membuka pintu dengan kasar
Dia menarik kerah baju orang itu, belum melihat wajahnya sama sekali, siap-siap akan meninju
"Eh-!.." sedikit terkejut dan mengerjapkan matanya berkali-kali. Siapa dia? Pikirnya
"Alice.." Vairy datang sambil sempoyongan "Oo.. Kapten Onyx" spontan Vairy memberi hormat ala TAPOPS
Alice sudah melepas cengkraman kerah baju emm Kapten Onyx, jujur saja dia tidak kenal dengan laki-laki didepannya ini tapi sepertinya Vairy kenal
"Sorry saya dah ganggu masa awak berehat dokter muda Alice" dengan lembut Onyx meminta maaf. Alice rasanya ingin pura-pura pingsan saja, dia benar-benar malu sekarang
"Kapten tak payah minta maaf, saya yang patutnya minta maaf, maaf kapten saya tak tahu tadi" jawab Alice jujur
"Dah tak kisah pun. Laksamana Tarung nak kita berkumpul kat ruang utama markas, tak payah nak bersiap, cukup awak macam ni pun tetap cantik" Onyx tersenyum tulus, dia tidak berbohong soal itu. Alice tetap terlihat cantik meski ada bekas aliran sungai mengering didekat mulutnya
"AARRGGHH-! HANDSOMENYEEEE-!!!" Alice teriak dalam hati
"Haih.." Vairy sudah tahu apa yang ada dipikiran Alice saat ini, dia mendorong punggung Alice yang mematung untuk mengikuti langkah Kapten Onyx
•
•
•
Aliya memandang sinis ke arah Alice "Tch-! Lambat"
"Kau.. Belum pergi lagi?" Alice tidak kalah sinis
"Tch-!" Aliya mendecih tidak suka
Mata Alice tidak sengaja saling beradu dengan Kapten Kaizo, tapi dengan cepat dia membuang wajah karena masih kesal akan kejadian tadi malam, lihatlah. Dia harus memasang perban untuk menutupi benjolan di dahinya
Setiap kali melihat Laksamana Tarung, rasa tidak nyaman selalu menghantuinya, Alice tidak tahu pasti apa yang sebenarnya terjadi saat itu, dia tidak akan menuduh orang lain sembarangan. Dan mimpi hanyalah mimpi, mungkin saja efek dari kelelahannya
"Hari ni Komandan Koko Ci ada pertemuan di luar markas, jadi saya ambil alih untuk hari ini saja" Laksamana menjelaskan
"Dokter Alice" panggilnya tiba-tiba, Alice jadi merasa sangat canggung sekarang
"Ya?"
"Alah, tak payah tegang sangat, meh kita berkenalan dulu" Dia menarik Alice kedepan
"Eh.."
"Ha, mereka ni ialah merupakan anggota tempur A. Aliya dan Kapten Onyx"
"Aliya, Kapten Onyx. Ini ialah Dokter Alice, seorang Dokter muda yang hebat. Sedikit garang tapi hati dia ni lembut" Onyx mengangguk, sedangkan Aliya tidak ber-ekspresi
"Ha, dan ini" Laksamana menepuk pundak Kapten Kaizo
"Kapten Kaizo, kebolehan dia sangat baik. Korang mesti dah tahu kan" Laksamana juga memperkenalkan Kapten Kaizo, Alice pikir mereka susah saling kenal, dilihat dari tatapan mata Kaizo dan Onyx yang sangat tidak bersahabat satu sama lain
"Baik. Sekarang masa untuk serius" nada bicara Laksamana Tarung berubah yang tadinya ceria jadi menegang
"Sesuai arahan dari para petinggi, korang berlima termasuk Vairy akan di liburkan dari misi selama dua pekan"
Hening..
Alice tiba-tiba teriak kegirangan "YAAA-!!" dia meninju udara sambil melompat lompat layaknya anak kecil
"Korang boleh berkemas sekarang" pinta laksamana
Aliya terkejut "sekarang?"
"Iyee, tujuan korang ialah planet Buma. Selamat berlibur" laksamana meninggalkan ruangan sambil mengenakan kaca mata hitam
"Jom kita berkemas" Onyx menarik tangan Alice keluar dari ruangan. Selain Alice yang terkejut, Kapten Kaizo juga ikut kaget. Sedangkan Vairy dan Aliya mereka terlihat akrab mengobrol
"Kapten Onyx tunggu kejap" Alice melepas genggaman tangan Onyx dengan sopan, "mm saya boleh berkemas dengan Vairy, Kapten tak payah susah-susah untuk bantu saya" tolak Alice dengan lembut, dia tidak mau menyinggung Onyx karena mereka baru saja kenal
"Saya dah cakap, awak tak perlu minta maaf, saya paham. Ok nanti bila dah siap saya boleh tolong angkatkan bag" Onyx menawarkan diri, Alice tidak enak jika harus menolak lagi akhirnya dia mengiyakan meski sedikit terpaksa, akhirnya Onyx mau juga meninggalkan Alice sendirian
Grab-!
"Eh-!"
Dia tau Kaizo menarik tangannya, tapi entah kenapa sangat berbeda rasanya seperti Onyx tadi. Tidak ada hasrat untuk Alice ingin menolak, jadi dia mengikut saja kemana Kaizo membawanya
Ternyata yang Kaizo tuju itu kamar Alice, saat Kapten menoleh kearahnya spontan ia langsung menghadirkan ekspresi kesal, padahal tadi inner didalam kepalanya teriak-teriak kegirangan
"Aku akan kemaskan barang kau" tiba-tiba Kaizo menawarkan diri, Alice kaget bukan main
"Tak payah, saya boleh berkemas sendiri. Kapten pun kene berkemas juga kan" ia berjalan ke arah lemari tanpa melihat wajah Kaizo sedikitpun
Baru saja pintu lemari terbuka, Kaizo ikut menyerobot meraih baju-baju didalam lemari, Alice tidak masalah akan baju-baju itu tapi... Wajahnya memerah seketika
"Saya boleh lakukan sendiri-!" Alice menepis tangan Kaizo
"Kau.. Merajuk?" tanyanya sambil menyelidik wajah Alice. Alice tidak menjawab
Kaizo meraih pakaian Alice lagi, tapi dengan spontan sang empunya menahan tangan Kaizo didalam sana, tidak diizinkan untuk dikeluarkan
"Apa?"
"Jangan. Keluarkan. Tangan" memberikan tatapan menusuk dan mengancam. Kaizo tetap tidak perduli, dia hanya berniat untuk membantu, kenapa dilarang padahal dia sudah bermurah hati menawarkan diri, walau lebih ke pemaksaan
Tidak lama terjadi aksi tarik menarik didalam lemari antara tangan mereka berdua, diselingi dengan tatapan menusuk satu sama lain yang seakan menyalurkan petir biru yang menyambar nyambar
"Lepaskan apa yang Kapten genggam kat dalam ni" nada suara Alice meninggi, dia tidak siap bila nanti hal tidak diinginkan itu terjadi
Kaizo jelas tidak mau menurut, dia pantang diatur kecuali dengan yang pangkatnya lebih tinggi dari dia bukan yang setara
"Bila aku tak nak?"
"Kapten tak akan paham, lepaskan je lah-!"
Tatapan sengit semakin menusuk, Kaizo mendekatkan wajahnya, membuat Alice mati matian menahan rona kemerahan. Semakin dekat, dekat, hanya sekitar lima senti lagi hidung mereka akan bersentuhan satu sama lain
"Alice kenapa tadi tak.."
Sreek-!
Tepat saat Vairy masuk Kaizo langsung menarik tangannya. Sesuatu yang mereka perebutkan didalam lemari jadi terlempar kewajah Vairy. Spontan mereka berdua secepatnya menoleh
Hening sesaat..
"Sa.. Saya tak bermaksud, korang lanjut kan lah, saya hanya nak ambik mm.. Ha-! sendok ni. Alice aku nak tengok Aliya dan Kapten Onyx kejap. Jumpa nanti.."
Vairy melarikan diri begitu saja, sepertinya dia akan sedikit mengalami trauma setelah ini
Kaizo meneguk kasar ludahnya, dihadapannya sudah berdiri seorang gadis yang mengeluarkan aura hitam disekujur tubuhnya, kedua tangannya mengepal dan memancarkan cahaya berwarna hitam
"Aku.." Gluk. Kaizo benar-benar tidak berhenti meneguk kasar ludahnya
Entah kenapa saat melihat Alice seperti ini, dirinya sedikit merasa ciut untuk melawan
"Keluar.." Aura hitam menyeramkan itu memudar, Alice menunduk dalam. Dia menangis
"Alice.." ia menepis tangan Kaizo, Alice mengelap kasar air matanya dengan siku dalam. Kaizo mengalah, dia akan menurut dan keluar dari sini
"Aku letak kat sini" menaruh dalaman putih yang terlempar tadi ke atas tempat tidur, Kaizo dengan tidak berdosanya melakukan itu
"AARRGGHH-!!! SAYA BENCI KAPTEN KAIZO-!!"
Alice berteriak dan hampir saja melempar lemari pakaian besar disampingnya, membuat Kaizo segera pergi menyelamatkan diri menuju bilik kamarnya
•
•
•
Leya_Purnomo
(16, April 2022)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hyacinth Ungu
FantasyBunga Hyacinth Ungu melambangkan permintaan maaf dan duka cita, keindahannya mewakili kata maaf. Jika kamu berbuat salah pada seseorang, dan kesalahan itu sangat fatal hingga membuat orang tersebut tidak mau memaafkanmu. Maka bunga yang pantas kamu...
