Episode 17

28 3 0
                                    

Tiga musuh tadi lumpuh begitu saja, ada yang menyerang mereka "Alice, kamu ok?" Aliya bertanya sudah memasang kuda-kuda di samping Alice "Aku ok, bagaimana dengan kamu dan yang lainnya?" Alice balik bertanya, matanya tak henti-henti memperhatikan sekitar berjaga-jaga "semua dalam kendali, hanya perlu melumpuhkan Jo yang asli maka semua akan selesai" Alice mengangguk mendengarnya, dia setuju soal itu
   
Satu Jo palsu yang baru saja dilumpuhkan menggelinding tepat didepan kaki Alice dan Aliya "kalian berdua ok?" Kaizo bertanya. Kedua gadis itu mengangguk mantap
   
Kaizo juga ikut memasang kuda-kuda siaga diantara Alice dan Aliya, matanya tak henti-hentinya ikut memperhatikan sekitar berjaga-jaga
   
"Apa hanya perasaanku saja atau memang debu-debu ini semakin bertambah tebal?" Aliya bertanya sambil menutupi wajahnya. Alice baru menyadarinya, debu setebal apapun tidak akan menghalanginya tapi berbeda untuk Kaizo dan Aliya
   
Alice menutup kedua matanya, berkonsentrasi penuh, dia percayakan musuh pada Aliya dan Kaizo untuk melindunginya. Lima belas menit Alice menutup matanya, dan lima belas menit itu pula banyak musuh yang menyerang mereka, Kaizo yang sadar dengan tindakan Alice selalu melindunginya
   
Sepuluh menit lagi berlalu Alice membuka matanya, debu sudah semakin tebal. Titik di atas pusarnya bersinar kemudian cahaya itu menghilang menyisakan satu tanda berbentuk setetes air. Dia menentang segel penekan yang diberikan Jo, jadi Domu tidak akan bertahan lama
   
Didepannya Kaizo dan Aliya semakin kesulitan menangani musuh, mereka juga menerima banyak luka dari pertarungan tidak seimbang itu. Alice melompat mundur, mengaktifkan segelnya. Domu mulai menyebar keseluruh tubuhnya kemudian dia mengepalkan satu tangannya, mengayunkan sekencang mungkin dan meninju tanah dengan sekuat tenaga
   
Tanah bergerak turun. Longsor. Kaizo dan Aliya segera melompat mundur, tanah bergetar kuat, angin kencang dari efek pukulan meniup debu-debu tebal. Menormalkan kembali pandangan
   
Ternyata sudah banyak mayat-mayat tiruan Jo yang mereka kalahkan, masih berapa banyak lagi? Mereka tidak ada habisnya sampai detik ini. Mereka bertiga hanya bisa berharap semoga laksamana Tarung segera menemukan yang aslinya
   
    •
   
Laksamana menuju selatan, mengitari seluruh area kemungkinan tapi tetap Jo tidak ditemukan. Laksamana memutuskan menuju daerah barat tempat bangunan kantor berada
   
Perlahan ia buka pintu cokelat yang tidak terkunci, ruangan ini sangat rapi, semua tersusun sebagaimana mestinya. Tapi lagi-lagi, tidak ada siapa-siapa didalam sini, namun semua komputer aktiv menyiarkan langsung pertarungan Alice, Kaizo, dan Aliya melawan mayat tiruan. Dan menyiarkan Vairy yang masih setia menjaga Onyx
   
Laksamana Tarung menggebrak meja, kesabarannya habis sudah. TAR. BRAK. Semua komputer dibantingnya, ruangan kantor yang rapi menjadi sangat berantakan sekarang
   
"Keluarlah pengecut-!" laksamana menantang
   
Tapi tentu saja tidak akan ada yang menyauti, laksamana mengembuskan napas lelah kemudian memutuskan melangkah keluar
   
Sedangkan Jo tersenyum licik dipojok ruangan
   
BUGH-! "AKHH" laksamana Tarung meninju perut Jo dengan kekuatan besar. Ternyata pura-pura pergi adalah sebagian kecil dari rencananya untuk memancing Jo
   
"Auramu itu sangat buruk, meski sedang menghilang sekalipun seekor lalat tetap akan tahu bila dia terbang melewatimu" laksamana menambah lagi powernya, membuat Jo terbanting kedinding
   
    ****
   
"Apa yang terjadi, kenapa gerakan mayat-mayat ini patah-patah?" Aliya bertanya
   
"Jo yang asli sudah ditemukan" Kaizo menjawab lugas, masih berjaga-jaga dengan pedangnya
   
"Jika benar seperti itu, mari kita selesaikan semua ini sekarang" Alice berkata menyemangati
   
"HYAAA-!!" mereka melompat maju menyerang bersamaan
   
    ****

Disisi lain laksamana Tarung dan Jo saling menyerang, menghindar, dan bertahan. Jo lengah, melihat kesempatan itu laksamana menendangnya hingga menghantam dinding lagi, kemudian meninju perutnya sampai dinding ikut hancur dan bolong
   
Laksamana mengelap peluh didahinya, menetralkan napas kemudian berjalan keluar menyusul tubuh Jo yang terbanting ke halaman belakang kantor
   
GREP. Laksamana mengangkat kerah belakang Jo kemudian membalikkan posisi tubuhnya "apa-!" laksamana berseru kaget, disaat itu lah Jo langsung menendangnya hingga tersungkur
   
"Jo. Kamu.." laksamana berdiri dengan sempoyongan
   
Jo tertawa keras, jubahnya robek begitupun dengan pakaiannya. Tapi yang membuat laksamana tercengang adalah segel yang merambat keseluruh tubuh Jo
   
"Dengan segel ini, aku tidak bisa terluka wahai Tarung. Dengan segel ini, seluruh jaringan sel yang rusak akan diregenerasikan dengan sangat cepat. Aku harap, dia tidak akan terlalu membuatmu kerepotan ya" Jo menunjuk simbol putih berbentuk lingkaran kecil berwarna putih dipunggung tangannya yang berubah menghitam, membuat laksamana melotot tidak percaya
   
    •

Hyacinth UnguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang