Part 1 : Upik (B)abu?

34.4K 1.4K 5
                                    


Perkenalkan, Ini kisah tentang seorang gadis muda yang bernama Allysha Prastita Witama.

Mungkin sebagian dari kalian tak tahu bagaimana rasanya hidup susah. Hidup susah yang saat ini sedang dirasakan oleh Allysha.

Ayah Allysha meninggal dunia ketika umur Allysha baru menginjak 6 bulan, dan Ibu Allysha meninggalkannya ketika Allysha berumur 12 tahun. Saat itu Allysha masih sangat muda, namun ia dipaksa dewasa sebelum waktunya oleh keadaan.

Saat ini Allysha tinggal bersama tantenya yang berwujud 'Nenek Sihir', yang bermana Sarah. Tentu bukan nenek sihir sesungguhnya, ini hanya nama karangan Allysha karena sifatnya menyerupai. Tante Sarah telah memegang kendali seluruh harta warisan dari kedua orangtua Allysha. Karena saat menerima wasiat dulu umur Allysha masih belum cukup sehingga di walikan oleh Adik Ibunya yaitu Sarah.

Namun, ketika usia Allysha sudah menginjak angka 17 saat ini. Yang mana seharusnya Allysha sudah bisa mengambil kendali dari seluruh harta warisan yang ditinggalkan oleh orangtuanya, hanya rumah kecil yang ia tempati saat ini lah harta satu-satunya yang tersisa. Seluruh harta warisannya dihabiskan oleh Sarah dan anak semata wayangnya, Kania. Harta itu dilarikan untuk membayar semua hutang dari Sarah dan gaya hidup hedonisme mereka.

Ibu dan anak ini merupakan mimpi buruk bagi Allysha. Mereka berwujud peri tapi berhati iblis yang sangat kejam. Mereka menjadikan Allysha sebagai pembantu sejak sang Ibu meninggal. Kalau anak-anak di usia Allysha saat itu sibuk bermain, berbeda dengan Allysha yang sibuk mengurus rumah.

Awalnya, Allysha terus menangisi kadaanya setiap malam, ia merasa lelah dengan keadaan yang mengharuskannya seperti ini. Namun, lama kelamaan Allysha pun mengikhlaskan keadaan ini, ia sudah terbiasa melakukan pekerjaan-pekerjaan dan perlakuan jahat tantenya selama lima tahun.

Setiap pagi Allysha, selalu membuat sarapan untuk Sarah dan Kania, bahkan untuk dirinya sendiri saja ia sering lupa. Setelah membuat sarapan, Allysha merapikan rumah sebentar lalu menjemur pakaian yang sudah ia cuci ketika malam hari sebelumnya. Setelah pekerjaan rumah itu selesai, Allysha baru bisa melanjutkan pekerjaan untuk dirinya sendiri, yaitu mandi lalu berangkat sekolah.

Saat ini Allysha sedang bersekolah di salah satu sekolah swasta ternama di Jakarta, xekolah yang banyak di impi-impikan remaja, yaitu 'International High School of Jakarta'. Bagi Allysha sekolah disini juga seperti mimpi. Dari bangku SMP dia sudah bersekolah disini karena beasiswa, hingga ia duduk di bangku 3 SMA ini juga masih mengandalkan beasiswanya.

Siswa dan siswi di sekolah ini pun mayoritas berasal dari kalangan atas atau kaum borjuis. Mulai dari anak pengusaha, anak pejabat, anak politikus ternama bahkan sampai anak-anak dari para selebritas papan atas. Tapi, Allysha punya teman yang setara dengannya, yaitu kaum minoritas di sekolah ini. Beberapa temannya senasib dengan dirinya yang bersekolah di sini karena mengandalkan beasiswa kepintarannya.

Otak lah yang di jual oleh Allysha disini, ia dan teman senasibnya merupakan tameng dari sekolah untuk mengikuti banyak olimpiade yang membanggakan dan membuat harum nama sekolah. Jadi akan dinilai tidak hanya sekolah mahal, tapi juga menciptakan banyak siswa dan siswi berprestasi.

Allysha merupakan salah satu pemenang olimpiade Sains dua tahun berturut-turut ketika ia duduk dibangku kelas satu dan dua SMA. Namanya cukup terkenal di sekolah, tapi tetap saja dia dan banyak teman yang senasib dengannya sering di pandang sebelah mata di sekolah ini.

Sepupu Allysha, Kania juga bersekolah disini. Namun, ia memalsukan status sosialnya. Kania mengaku berasal dari kalangan orang kaya, bukan dari kalangan setara dengan Allysha.

Waktu SMP Kania selalu iri dengan Allysha yang dapat bersekolah di sekolah mahal walau karena beasiswa. Hingga akhirnya Kania mengancam akan pergi dari rumah kalau SMA-nya tidak bersekolah di sekolah yang sama dengan Allysha.

Jadi lah saat ini Kania bersekolah bersama Allysha. Biaya sekolah disini sangat mahal, hingga Ibu Kania-Sarah harus meminjam uang kesana kemari untuk membiayai Kania. Belum lagi biaya hidup Kania yang mengikuti teman-teman kaya nya.

Sejujurnya, Allysha kasihan kepada Sarah karena harus pusing memikirkan biaya hidup Kania sekarang. Tapi, rasa kasihan itu sudah dibalut kekesalan Allysha terhadap sikap kasar tantenya pada dirinya.

from UpikAbu to be Cinderella [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang