Baldric masih menunduk hormat saat tuannya sudah tidak sabar mendengar kabar yang dia maksud. Pria tua yang mengenakan jubah warna kuning gelap itu menarik napas sejenak sebelum memulai penjelasannya.
"Saya akan memulai dari kabar buruknya. Istana Kota Demetrios berhasil di masuki penyusup dan targetnya adalah sama dengan kebanyakan pembunuh bayaran yang ditugaskan untuk misi penyusupan."
Edmund berpikir sejenak berusaha menganalisa. "Kamar pimpinan tertinggi?"
"Benar Yang Mulia." Baldric masih mempertahankan kesopanannya saat mengangguk. "Malam hari saat semua orang sedang istirahat, dia menyelinap masuk ke kamar Anda dan menusuk orang yang ada di sana dengan perut sebagai sasarannya."
"Tunggu dulu." Edmund mengangkat tangan kanan berusaha memotong penjelasan Baldric yang sebenarnya masih ingin meneruskan. "Ada orang lain di dalam kamarku? Siapa dia?"
"Untuk berjaga-jaga, tepat di hari kepergian Anda, saya menyuruh salah satu orang prajurit untuk menyamar sebagai Anda dan melakukan semua hal yang sering Anda lakukan sehari-hari. Tentu saja kegiatan politik tidak termasuk. Dia hanya melakukan pekerjaan ringan dan lebih difokuskan pada waktu masuk dan keluar kamar karena penyusup yang andal membutuhkan waktu lebih lama untuk mengawasi sebelum melakukan aksi. Ada juga kemungkinan kalau dia sudah menghafal kapan pengganti Anda akan masuk dan keluar kamar."
Edmund merenungkan apa yang dikatakan Baldric ada benarnya. Posisinya sebagai seorang Raja sangat rentan menjadi sasaran musuh, bukan hanya di luar istana, tapi juga di dalam istana. Dia menyalahkan diri sendiri karena tidak terpikirkan akan hal itu sebelum dia memutuskan pergi ke Royaley. Edmund mengangkat kepala menatap si penasehat di depannya dan pandangan mereka kini bertemu.
"Lalu. Apa kabar baiknya?"
"Kabar baiknya adalah penyusup tersebut berhasil ditangkap dan sekarang berada di penjara bawah tanah. Dia sedang dalam proses interogasi dan perlu saya akui kalau dia cukup kuat atau mungkin ada tekanan di belakangnya yang membuatnya tahan menerima siksaan tim interogasi."
Kali ini Edmund menyipitkan mata, mencoba membaca sesuatu yang lain dari penjelasan Baldric.
"Apa proses interogasi ini dilakukan seperti biasanya saat menginterogasi para penjahat?"
Si penasehat tidak segera menjawab, tapi menunduk dan bernapas pelan. Wajahnya murung, kedua alis yang tadinya tegang karena begitu antusias dengan berita yang disampaikannya, kini lesu, dan tubuhnya sedikit membungkuk.
"Dengan berat hati harus saya sampaikan kalau metode interogasi tersebut terlalu disayangkan untuk diterapkan pada pelaku kali ini."
"Apa maksudmu disayangkan?"
Jantung Edmund berdegup lebih pelan karena dari kalimat Baldric, bisa disimpilkan kalau pelaku kali ini tidak biasa. Entah tidak biasa karena si pelaku sebenarnya memiliki jabatan yang cukup berpengaruh di salah satu kerajaan atau terlalu kuat sehingga siksaan yang biasanya diterima para penjahat tidak bisa menyakitinya.
"Pelaku kali ini adalah seorang penyihir. Dari perlawanan yang dia berikan, sepertinya kemampuannya belum berada di tingkat maksimal, tapi keahliannya menyusup perlu diperhitungkan. Saat saya pergi ke kamar Anda begitu menerima kode dari orang pengganti Anda, dua prajurit yang berjaga di depan kamar sudah terbaring dengan luka tusukan di leher. Semua prajurit yang berjaga di lorong menuju kamar Anda juga tewas."
"Itu tidak mungkin!"
Beberapa orang yang tadinya fokus membantu Tabib mengobati orang-orang yang terluka, menoleh pria berambut pirang di bagian tengah ruangan yang berbicara membentak pada orang kepercayaannya.
"Tolong kendalikan diri Anda, Yang Mulia." Dengan suara pelan Baldric menyarankan. "Awalnya saya juga tidak percaya, penjagaan di lorong itu ditujukan untuk misi pengepungan dan penyusup mana pun akan berpikir dua kali untuk melewati lorong itu. Keanehan yang lain adalah ... para prajurit yang menjadi korban tewas tidak jauh dari tempat mereka berjaga. Itu menandakan kalau gerakannya sangatlah cepat sehingga para prajurit tidak bisa melakukan pengepungan."
KAMU SEDANG MEMBACA
New Ruler
FantasiaSepeninggal kedua orangtuanya, Edmund menggantikan ayahnya memimpin Kerajaan Demetrios. Dia berambisi untuk menyatukan Benua Cambrean di bawah kekuasaannya, tapi Kerajaan Almortaza dan Zanxavier menghalanginya. Kerajaan Almortaza terkenal dengan pas...