Bab 11 : Yang Disembunyikan

1.8K 113 7
                                    

Bab 11 : Yang Disembunyikan

"Kenyataan itu memang sulit untuk diyakini."

~ Kalam Cinta Pak Tentara ~
Story by Ifa Arifa

"Kalian sudah saling kenal?" tanya mama membuat pandanganku jatuh ke arah wanita yang terbaring lemah di atas ranjang itu.

Aku tersenyum simpul sambil menatap Anisa sekilas yang ternyata dia adalah Fina, adik sepupu kak Faren. Setelahnya aku mengangguk mengiyakan pertanyaan mama.

"Tante boleh Fina bicara sebentar sama kak Analisa?" tanya gadis itu membuat mama langsung mengiyakan.

Aku mengikuti langkah Fina, tapi sebelumnya aku sudah pamit terlebih dahulu pada mama. Ya Allah kenyataan apalagi ini.

"Jadi kakak istri bang Faren?" tanya Fina sambil bersendekap dada. Aku hanya mengangguk mengiyakannya.

Kami berada di kolam renang milik keluarga kak Faren. Mungkin alasan Fina mengajak aku ke sini supaya percakapan kami tidak terdengar oleh mama.

"Gue kira kak Danisa yang bakal jadi istri bang Faren. Ternyata justru lo, kak." ujarnya sambil terkekeh pelan.

Aku memejamkan mata, menahan gemuruh di dalam dada. Kejadian beberapa tahun yang lalu bukan murni salahku. Tapi sepertinya ini akan diungkit kembali oleh Fina.

"Enggak nyangka ternyata gue punya kakak sepupu seorang pembunuh." ucapnya sambil menekankan kata 'pembunuh'.

Aku menggeleng pelan. Lalu berkata, "Enggak ya, gue enggak pembunuh seperti yang lo kira. Gue justru korban dari kejadian beberapa tahun silam." kilahku yang mencoba mengatur emosi.

Gadis itu tertawa pelan sambil bertepuk tangan bak dewa kematian. Namun, sedetik kemudian dia mengurai tawanya dan menatap aku dengan lekat. "Memangnya ada seseorang yang jelas-jelas menjadi tersangka ngaku? Hello, penjara bisa penuh lah."

Aku menatap gadis itu dengan datar, "Oh ya? Terus kalau orang itu benar-benar tidak melakukan kejahatan. Apa yang harus diakui? Berbohong? hanya demi membuat orang lain merasakan kepuasan, betul seperti itu?"

Dia tampak menghentakkan kakinya. "Kalau gue tahu yang bakal jadi istri bang Faren itu lo. Sudah gue pastikan, akan menjadi orang pertama yang merusak pernikahan kalian." ucapnya membuat aku jengah. "Hidup lo terlalu beruntung." lanjutnya dengan berdecih pelan.

Prang

Suara pecahan kaca terdengar begitu keras, aku tidak menanggapi apa yang dikatakan oleh Fina. Justru langkah ku berjalan cepat menuju ke arah kamar mama. Apa yang terjadi lagi?

"Astagfirullah mama." aku berteriak meminta bantuan orang yang ada di rumah. Sementara Fina? dia entah kemana setelah perdebatan kami tadi.

Dengan perasaan kalang kabut, aku membawa mama kerumah sakit. Tidak sendirian, tapi bersama dengan pak satpam dan juga asisten mama yang entah tak kuketahui siapa namanya.

Aku juga mencoba menghubungi papa, namun nihil nomornya tidak bisa dihubungi. Disaat panik seperti ini, tiba-tiba ponselku berdering ada telepon masuk.

"Assalamu'alaikum." salamku setelah mengangkat telepon tersebut.

"Wa'alaikumsalam, kamu dimana? Kenapa seperti orang panik?" tanya kak Faren.

Kalam Cinta Pak Tentara (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang