Bagian 1

923 111 15
                                    

"Gue nggak tahu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue nggak tahu. Mereka tiba-tiba berubah. Mungkin gue udah bikin mereka terluka tanpa sengaja?"

◍✧◍

Katanya, ada dua alasan mengapa seseorang bisa berubah. Yang pertama adalah karena pikiran mereka sudah terbuka, dan yang kedua adalah, karena hati mereka pernah terluka.

Dan Gentala penasaran.

Di antara dua alasan itu, alasan yang mana yang kira-kira membuat kedua kakaknya berubah.

Apakah karena pikiran mereka yang sudah terbuka? Atau, karena hati mereka pernah terluka?

Tapi kalau alasannya adalah karena pikiran mereka yang sudah terbuka, bukankah seharusnya hal itu tidak membuat kedua kakaknya bersikap seperti ini? Acuh tak acuh dan terkesan mengabaikan. Hal seperti ini tentu bukan sesuatu yang dilakukan oleh orang-orang yang sudah membuka pikiran mereka. Gentala yakin bukan itu alasannya.

Lalu, apakah itu karena luka?

Mendadak, Gentala menghentikan langkahnya.

Opsi yang kedua terdengar lebih memungkinkan. Kenapa? Sebab luka selalu dapat mengubah seseorang menjadi dingin dan tidak tersentuh. Menjadikan mereka sebagai sosok asing yang seperti tidak pernah dikenali sebelumnya.

Gentala jadi bertanya-tanya.

Kalau memang itu karena luka, lalu luka seperti apa yang sudah Gentala torehkan sampai membuat kedua kakaknya menjauh? Luka seperti apa yang sudah Gentala berikan pada kedua kakaknya sampai mereka mengacuhkan Gentala seperti ini.
Gentala ingin tahu.

Karena sungguh demi apapun, dijauhi dan diasingkan oleh orang yang kita sayangi ---tanpa kita sendiri tahu sebabnya apa--- sungguh menyebalkan bukan main rasanya.

"Konon katanya kalo orang kebanyakan bengong berarti dia lagi ketempelan setan penunggu pohon bambu kuning."

"Tapi disini nggak ada bambu kuning."

"Kata siapa?"

"Gue tadi. Nggak denger lo?"

"Nggak. Kuping gue lagi banyak tai-nya."

"Oh. Pantesan dipanggilin suka nggak nyahut. Budek beneran ternyata."

Sebelum Sena sempat membalas perkataan Samudra, Gentala sudah lebih dulu menjitak kepala dua sahabatnya itu.

Apa-apaan mereka ini? Datang-datang sudah membawa percakapan tidak bermutu. Sengaja ingin menambah beban pikiran Gentala atau bagaimana?

Gentala Senja..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang