Bagian 4

552 80 32
                                    

"Terkadang, beberapa hal memang sebaiknya dibiarkan tetap menjadi rahasia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terkadang, beberapa hal memang sebaiknya dibiarkan tetap menjadi rahasia."

◍✧◍

"Lembur lagi lo?"

Yang ditanya melirik sekilas. "Iya."

"Buset, rajin bener lo. Nanti kalau udah gajian traktir gue, ya?"

Galang akhirnya mendengus, mulai kesal dengan kalimat menyebalkan rekan kerjanya.  Sementara Satria yang baru saja bicara terkekeh pelan melihat reaksi Galang. Memang benar, menggoda Galang yang sedang serius bekerja memang sangat menyenangkan. Buktinya sekarang dia sudah melempar pulpen yang hampir mengenai kepala Satria. Beruntung karena cowok itu sempat menghindar. Coba kalau tidak, sudah dipastikan keningnya sekarang sudah berdenyut nyeri karena terkena lemparan pulpen dari Galang.

"Berisik lo, tiang listrik."

Satria cengengesan. Sementara Galaksi di samping keduanya hanya menggelengkan kepala melihat perdebatan dua orang di hadapannya itu. Dia buru-buru menyela ketika tahu Satria kembali akan membalas seruan Galang.

"Lo nggak pulang lagi hari ini?" Tanya Galaksi berhasil menghentikan Satria yang hendak bersuara.

Keduanya menoleh.

Galang menghela napas sementara Satria menyandarkan punggungnya ke senderan sofa sembari memakan kacang yang dia dapat dari atas meja. Dia juga menatap Galang dengan pandangan bertanya. Pasalnya, ini sudah dua hari Galang tidak pulang ke rumahnya. Alasannya tidak lain dan tidak bukan adalah karena pekerjaan yang menumpuk. Padahal kalau dilihat dari sudut pandang mana pun, pekerjaan Galang sebetulnya tidak sebanyak itu. Karena apa? Karena proyek yang mereka kerjakan sudah selesai dari seminggu yang lalu. Dan seharusnya Galang sudah mempunyai waktu luang sedari hari itu juga.

"Nggak tahu," jawab Galang akhirnya setelah beberapa menit terdiam.

Galaksi menggelengkan kepala mendengar jawaban Galang. Dia sudah menduga jawaban seperti itu yang akan dirinya dengar. Cowok itu lantas menyipitkan mata curiga. "Terus kalo lo nggak pulang lagi lo mau tidur dimana? Gue nggak mau, ya, nampung lo lagi! Udah cukup dua hari aja lo ngerepotin gue. Nggak ada lagi hari ketiga," katanya membuat Galang langsung menatapnya dengan tatapan memelas.

Tapi Galaksi tidak peduli. Galang memang seharusnya sudah pulang. Terlepas apapun alasan cowok itu enggan pulang ke rumahnya --- yang namanya rumah memang akan selalu jadi tujuan terakhir untuk jadi tempat beristirahat paling nyaman.

"Lagian lo masih punya rumah. Jangan berlagak kayak anak jalanan yang nggak punya rumah, deh. Gue doain lo nggak punya rumah beneran tau rasa!"

Gentala Senja..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang