Dalam temaram langit biru yang cerah, tanpa kepulan awan yang hangatnya mentari begitu ketara. Angan gadis itu membentuk sebuah nostalgia, membawanya pada momentun indah. Mengarah pada momen kala frasa yang telah terucap setelah terpendam lama, kisah asmaraloka antara sang puan dengan dia—Sang Pujaan Hati.
· · · ・ • 𓆩♡𓆪 • ・ · · ·
Udara musim panas benar-benar menyeruak memayungi cakrawala. Di sana, di bawah teduhan dari terik mentari yang panasnya sedemikian rupa, sang gadis terduduk selesa menatapi layar gawai. Serupanya menunggu sesuatu yang diharapkan segera muncul dari notifikasi ponsel.
"Alisa-san!" Kepala menengok sumber suara, kendati mendapati namanya dilantunkan dengan sergap meletakkan atensi pada presensi bersurai hitam berantakan khasnya yang kini berdiri di hadapannya.
"Maaf, kakak menunggu lama, ya?" Ungkapannya terselubung, sontak kala sang puan mendapat lontar pertanyaan, ia dengan sergap menggeleng, menguntai seulas simpul pada bibir kemudian.
"Ah, ya. Selamat atas kelulusanmu, Kuroo-kun. Maaf baru mengucapkan sekarang. Ah, aku dengar dari Levochka kalau kamu telah menjadi kapten dan kakak kelas yang baik."
Peluh mengalir dari pelipis Kuroo, jemarinya menggaruk surai, menghela napas pendek, "sebenarnya itu kurang bisa dipercaya, aku lebih yakin kalau ungkapan itu tidak diucapkan oleh Lev, tapi dari Alisa-san sendiri."
Alisa mengernyit heran, sosoknya terbahak kemudian, "mengapa begitu?" tanyanya.
"Lev sendiri suka mengeluh kalau aku minta untuk berlatih recieve, bahkan berkali-kali dia kabur dari latihan recieve."
Alisa terdiam, deru riuh kendaraan dan cengkrama manusia lainlah yang mengisi bagian dari pertemuan itu. Selang sekon berjalan, Alisa memberi tanggapan, kembali ia mengembangkan birai, "tapi Kuroo-kun masih bersedia untuk mengajarinya sampai lulus, kan?"
Belum berkutik.
"Setidaknya aku juga ingin mengucapkan terima kasih kamu telah mengajari adikku selama ini, Kuroo-kun. Untuk kalimat ini aku ucapkan murni dari diriku sendiri, ya!" Selubungnya seraya mempertahankan simpul pada birai.
Begitulah kronologi yang membuat Kuroo ini melukis senyum pada birainya pula, kupu-kupu terasa terbang bergemuruh dalam perutnya. Terkekehlah ia setelahnya.
Wanita bersurai terang di hadapan menanggapinya dengan mengernyit heran, benak tertempel puluhan tanda tanya, apa hal yang membuat sang pria terkekeh demikian?
Namun alih-alih bertanya atau memikirkan alasannya, sosok Alisa tak berkutik menatap intens pada Kuroo. Semulanya terheran-heran, kemudian dalam sejenak ia hanyut terlena dalam pikiran kosong. Diri kehilangan fokus dan berakhir dihantui dentuman detak dalam dada yang semakin lama menjadi-jadi kala manik menangkap sosok lawan bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
𖥔 𝐅𝐋𝐔𝐅𝐅 𝐖𝐄𝐄𝐊 ۪ ⊹ ˑ 𝗵𝗾
Fiksi Penggemar─┄ 𝐏ungut 𝐏roject 𝐏resent ࣪ ˖ 「 𝓔 」❝ Love, it is life; love, it is sight; love, is to be. ❞ This book was written entirely by @R-EVERIE, all character are belongs to Haruichi Furudate.