REMBULAN: MISTERI DEWI BULAN

147 45 28
                                    

Selamat Membaca

Di suatu kawasan, ada sebuah daerah yang memiliki beberapa desa yang saling terhubung satu sama lain. Akan tetapi, desa-desa tersebut terhalang oleh hutan sebagai pembatas antara desa satu dengan desa yang lainnya.

Ada sebuah desa bernama Desa Bulan Purnama. Di tengah-tengah keheningan dan ke rimbunan hutan. Ada seorang pemuda yang tengah mencari kayu kering di dalam kawasan hutan yang terkenal supranatural, karena menurut mitos yang beredar hutan tersebut adalah tempat di mana seorang dewi pernah menginjakkan kakinya di sana. Dewi yang datang ke hutan tersebut adalah Dewi Bulan.

Menurut rumor yang beredar juga, banyak masyarakat yang pergi ke dalam hutan tersebut. Akan tetapi, tidak semua dari mereka dapat kembali dengan selamat. Konon, hutan tersebut terhadap oleh sebuah batas tak kasat mata yang terletak di pedalaman hutan.

Pemuda tersebut tanpa rasa takut menyusuri hutan tersebut dan sampailah ia di sebuah pohon beringin tua. Pemuda itu menyipitkan matanya merasa keanehan pada pohon beringin tersebut. Setelah sekian lama berdiri diam di sana, pemuda tersebut merasakan ada seseorang yang sedang mengamatinya dari balik pohon beringin tua itu.

Pemuda itu menyipitkan matanya dan berseru, "Siapa itu? Keluarlah!" Seruan itu bergema di keheningan hutan, yang hanya di respon dengan udara dingin.

"Hei, keluar!!" serunya sekali lagi, mendesak sosok tersebut untuk keluar dari persembunyiannya.

Detik berikutnya, muncullah seseorang yang berjalan keluar dari balik pohon beringin tua itu. Dan, orang tersebut adalah seorang perempuan dengan wajah yang di penuhi oleh bintik-bintik merah.

"Siapa kau?" tanyanya dengan mata memicing tajam.

Gaun putih kebiruan melekat di tubuh perempuan itu. Rambut hitamnya yang panjang tergerai indah. Ada sebuah bunga mawar kecil di sela-sela daun telinganya. Wajahnya kecil di penuhi oleh bintik-bintik merah. Matanya berwarna coklat muda yang terlihat sangat indah. Hidungnya kecil, mungil dan bibir ranumnya berwarna merah muda.

Perempuan itu terlihat gugup saat ditanyai oleh pemuda di depannya dan berkata dengan sedikit ragu, "A-aku ... nama ku Dewi Raeni."

Pemuda itu masih menatap dengan waspada dan bertanya, "Dari mana kau berasal? Kau bukan dari desa ini, kan?!"

"Aku ... aku sudah tinggal di sini sejak lama," balasnya atas pertanyaan yang pemuda itu ajukan.

Pemuda itu mengangkat sebelah alisnya dan berkata dengan menuntut, "Bah! Aku tidak percaya kepadamu! Apa buktinya?!"

Raeni menggerakkan kedua tangannya, membantah dan berkata dengan tergesa-gesa, "Aku tidak berbohong! Aku berbicara yang sebenarnya, tolong percaya kepadaku?!" Nada memohon terdengar jelas serta tangannya  menggenggam di depan dadanya sendiri.

"Aku tidak mudah percaya pada orang yang baru ku temui," jawab pemuda itu.

Raeni gugup karena pemuda di depannya tidak percaya dengannya dan berkata, "Aku ... aku akan membuktikannya, lihat ...." Kemudian, Raeni pun memejamkan matanya dan seketika sinar kebiruan muncul membentuk sebuah mahkota di atas kepalanya. Setelah itu, ia pun membuka matanya.

"Aku ...." ucap Raeni yang disela tiba-tiba oleh seruan terkejut dari pemuda di depannya.

"K-kau D-dewi B-bulan, itu??!!" seru pemuda tersebut dengan raut wajah terkejut.

[10] THE MAGIC OF A BOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang