sebatas harapan - 0.0

4 0 0
                                    

Sebatas harapan. Harapan menua bersamanya. Hanya ada kemungkinan kecil untuk kami bersatu. Siapa yang mau menyebrangi batasan yang sangat amat tinggi? Kamu atau aku yang harus merelakannya?

Cinta beda keyakinan sangat sulit. Kecil kemungkinan untuk bersatu, kalau memang berjodoh pasti akan bersatu, bukan? Entah dengan cara apa kami bisa bersatu. Itu sudah menjadi rahasia Tuhan.

Seperti lagu Seamin Tak Seiman - ciptaan Mahen. Cinta menyatukan kita yang tak sama. Lagu yang mengambarkan percintaan Khalisa Fathima dengan Abraham Crishtian. Perbedaan antara mengadah dan tangan yang digenggam.

"Aku gak mau kita berjauhan, Khal." Ucap Abraham dengan nada memelas, menatap sedih kekasihnya. "Kita emang udah jauh Ab.." Kepala Khalisa tertunduk, air matanya turun dengan deras. Khalisa sudah tak sanggup untuk menahan air matanya. "Jangan nangis Khal, tolong.." Tangan kanan Abraham bergerak ingin mengangkat kepala Khalisa, namun tertahan. Ia tak boleh menyentuh gadis didepannya. Abraham menghela nafas kecil, sungguh sangat sulit baginya jika harus berpisah dengan Khalisa.

Bayangkan, Abraham yang awalnya penindas, tidak rajin beribadah, emosian. Menjadi seperti sekarang, Abraham yang sering beribadah dengan kata lain rajin beribadah. Abraham yang tidak pernah menindas orang lagi, tidak mudah terpancing emosi. Abraham benar benar berubah semenjak bertemu dengan Khalisa. Bahkan, teman teman Abraham takjub dengan Khalisa yang bisa merubah Abraham.

Keduanya saling menyayangi, mencintai. Tapi sangat disayangkan, mereka berbeda keyakinan. "Abra, dengan cara kita berdekatan terus menerus seperti ini. Aku akan mendapatkan dosa, Ab."

"Tapi kita gak pacaran Khal." Memang, Abraham dan Khalisa tidak berpacaran. Abraham pernah menembak Khalisa, namun ditolak. Tetapi, Abharam tahu apa alasan Khalisa menolak, dan Abraham tidak mempermasalahkan itu. Lalu keduanya memutuskan untuk bersahabatan. Layak berpacaran.

"Kita emang gak pacaran, kita emang gak pernah bersentuhan tapi aku gak mau membiarkan perasaan ini terus menerus Abraham.."

[][][]

"Khalisa tuh Ab! Gak lo samperin?" Abraham menatap lekat gadis yang baru saja memasuki SMA 17. Abraham menghela nafas kecil, ia berdiri lalu melangkah meninggalkan teman temannya yang menatapnya heran.

"Si Abra kenapa dah?" Heran salah satu teman Abraham.

"Gatau, lagi berantem kali" Sahut Ikram, Ikram Ramadan.

Dilain sisi, Khalisa menatap nanar Abraham yang baru saja meniggalkan teman temannya. Biasanya, cowok itu menyamperi dirinya. Khalisa menghela nafas ia berjalan pelan menuju kelasnya.

Langkahnya terhenti, ia menoleh kekanan dan kekiri. Khalisa mengerutkan keningnya ketika mendengar umpatan kasar serta pukulan. Gadis itu berlari kecil mencari sumber suara tersebut.

Kedua bola mata Khalisa membelak. Abraham, bertengkar.

"ABRAHAM!" Pukulan Abraham terhenti. Abraham menoleh menatap Khalisa. Jantungnya berdetak dua kali lipat, ia mendorong cowok yang menjadi korbannya. Mendekat kearah Khalisa. Khalisa membelak terkejut, begitu juga dengan Wanu, korban Abraham.

Abraham bertekuk lutut, didepan Khalisa!

"Abra.." Tangan Khalisa bergerak tertahan untuk tidak menyentuh Abraham. Abraham mendongka menatap Khalisa teduh. Air matanya terjatuh tanpa izin, membuat Khalisa panik ditempat.

"Khal..jangan tinggalin aku.." Ucap Abraham, detik itu juga kesadaran Abraham menghilang.

SEBATAS HARAPAN - 00 selesai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SEBATAS HARAPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang